Naik Bus Tingkat Wisata, Menonton dan Ditonton
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Senin, 3 Maret 2014 12:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peminat bus wisata tingkat City Tour Jakarta Bus rupanya lebih banyak di jalan ketimbang di dalam angkutan. Pada Ahad, 2 Maret 2014, dari pengamatan Tempo, masyarakat yang mengambil foto bus dari pinggir jalan lebih banyak ketimbang yang menaiki bus.
Di sepanjang jalan yang dilalui bus, banyak warga mengacungkan kameranya ke arah bus yang berjalan tak terlalu kencang. Beberapa penumpang di dalam bahkan sempat berpose dan menceletuk, "Wah, malah kita yang ditonton orang."
Bus tingkat berwarna biru-kuning pudar itu baru diluncurkan pekan lalu. Ini adalah salah satu armada wisata baru Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dioperasikan secara gratis. Ada lima unit bus yang beroperasi dengan jalur jalan-jalan protokol di Jakarta Pusat, seperti Medan Merdeka, Thamrin, Sudirman, dan Gambir.
Bus ini berkapasitas 60 orang. Namun, pada Ahad kemarin, bus yang ditumpangi Tempo hanya terisi sekitar 40-50 orang. Meski gratis, bus wisata tingkat ini harusnya menggunakan sistem tiket yang disebar di sejumlah tempat. Hanya, sistem tiket itu belum diberlakukan. Masyarakat bisa naik secara cuma-cuma di halte yang ditentukan. (Baca: Bus Tingkat Wisata Gratis untuk Semua Orang)
"Kemarin antreannya lebih banyak," ujar salah satu petugas bus, Andra, 27 tahun, kepada Tempo. Ia menduga masyarakat mengira bus tak beroperasi. "Memang setiap hari Minggu kami baru jalan pukul 12.00 WIB," ujarnya. Khusus hari itu, bus memang sengaja berangkat siang karena rutenya bentrok dengan jadwal car free day. "Jadi, sebelum siang, bus jadi display di Bundaran HI sekalian sosialisasi."
Dengan suasana lebih lengang, fasilitas bus ini bisa dinikmati dengan leluasa. "Biasanya kalau penuh suara pemandu kurang terdengar jelas," ujar Tata, 29 tahun, penumpang yang sudah beberapa kali naik bus gratis ini. Ia merekomendasikan hari Ahad sebagai waktu yang tepat untuk menaiki bus.
"Kalau enggak hari libur, macet. Sabtu kemarin penuh banget. Sekarang baru enak," ujarnya. Ia tampak serius menikmati pemandangan dan mendengarkan suara pemandu wisata yang menjelaskan beberapa tempat yang dilalui bus. Antara lain gedung-gedung instansi pemerintahan, Monas, Bundaran HI, Gereja Katedral, dan Masjid Istiqlal.
Salah seorang penumpang asal Cirebon, Amirsyah, 28 tahun, menyatakan puas dengan layanan gratis ini. "Semoga nanti bisa lebih panjang rutenya, biar lebih puas. Kan tempat wisata di Jakarta bukan cuma Monas dan Istiqlal, ya," ujarnya.
Amirsyah melanjutkan, dengan naik bus wisata ini, penumpang tak hanya menonton Jakarta, tapi juga ditonton oleh warga Jakarta yang kagum dengan keberadaan bus tingkat ini. "Jadi sebenarnya bus ini juga jadi obyek wisatanya," ujarnya sambil tertawa. (Baca: Begini Pemandu Turis Bus Wisata DKI Bekerja dan 10 Kota dengan Rute Bus Wisata Terbaik di Dunia)
M. ANDI PERDANA