Karmiyadi (53) mengecat wayang kertas di rumahnya di Desa Bogo, Kediri, Jawa Timur, (7/12). Kerajinan wayang kertas untuk hiasan rumah ini sudah diekspor ke Belanda, Hongkong dan Jepang. ANTARA/Arief Priyono
Alat-alat yang dibutuhkan cukup sederhana yakni cat minyak, kertas karton, dan tatah. Kertas dipotong sesuai bentuk wayang lalu diwarnai (nyungging). Dikeringkan dan dipernis terlebih dahulu supaya halus dan indah.
Menurut Sukoco, wayang kertas hanya membutuhkan ketrampilan serta ketelitian. Soal bentuk wayang memang harus sesuai tokohnya. Namun untuk warna, ia seringkali berkreasi untuk memadukan komposisi warna yang tepat. "Yang penting warnanya tidak jauh dari karakter aslinya," katanya.
Sukoco mulai berniat mejual wayang kertas sejak 2011. Semula wayang-wayang kertasnya hanya pajangan rumahnya sebagai pemuas hobi.
Meski punya rencana, Sukoco belum memiliki gerai wayang kertas. Turis serta pengunjung seringkali tertarik melihat dan mempelajari cara pembuatannya. Bila pesanan membludak pun, ia sering kualahan. Tenaga pengerjaannya hanya dia sendiri.
Wayang kertas ini dijual dengan harga Rp35-40 ribu. Bila pengunjung ingin memesan dengan pigura harganya Rp 200 ribu. Meski tidak ada pesanan, Sukoco tetap akan membuatnya. Wayang kertas sudah bagian dari hidupnya.