TEMPO.CO, Tegal--Tanaman obat keluarga (toga) tidak hanya bermanfaat untuk diolah menjadi jamu. Di Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, toga juga dapat menjadi daya tarik wisata, yaitu wisata kesehatan jamu (WKJ) Kalibakung.
Di areal seluas 2,5 hektare di lereng Gunung Slamet itu, 245 jenis toga ditata menjadi taman yang rimbun. Gerbang melengkung dirambati tanaman markisa dan kuku bima menyambut pengunjung. Di tengah taman, terdapat kolam berair jernih yang dikelilingi jalan setapak dari batuan kali.
"Meski baru diresmikan Februari lalu, taman ini sudah sering menerima kunjungan, baik dari siswa sekolah atau kelompok PKK (pembinaan kesejahteraan keluarga)," kata salah satu apoteker di WKJ Kalibakung, Nur Rahmawati, Jumat (3/5).
Selain taman toga, WKJ Kalibakung juga melayani pasien pengobatan herbal. Layaknya rumah sakit mungil, di WKJ tersebut tersedia ruang pendaftaran, ruang tunggu pasien, ruang periksa. Bedanya, peranan apotek di WKJ digantikan oleh keberadaan griya jamu.
Setelah mengidentifikasi penyakit yang diderita pasien, dokter yang bertugas jaga akan langsung berkoordinasi dengan apoteker. Selanjutnya, para asisten apoteker bergegas menyiapkan racikan jamu yang terdiri dari bermacam ramuan.
Dari sekian banyak ramuan yang disiapkan dalam seratusan toples plastik, yang paling sering digunakan antara lain daun kumis kucing, temu ireng, daun seledri, pulasari, rosella, tapak liman, kayu putih, daun pepaya, temulawak, legundi, cengkeh, brotowali, secang, hingga lengkuas.
"Cukup Rp 15.000 saja untuk satu ramuan jamu," kata Suwarno, 62 tahun. Warga Desa Banjaranyar, Balapulang, Tegal itu mengaku baru pertama kali datang ke WKJ Kalibakung. "Kaki sering kesemutan. Sudah sering minum obat kimia tapi tidak kunjung sembuh juga."
Keluarga pasien yang lain, Ramsid, 32 tahun, mengatakan ibu kandungnya sudah tiga bulan menjalani terapi herbal di WKJ Kalibakung. "Ibu stroke sejak dua tahun lalu. Dengan rutin meminum seduhan jamu, badannya jadi lebih bugar," ujar warga Jatiwangi, Pagerbarang, Tegal itu.
Mengolah racikan jamu menjadi obat herbal sangat mudah. Seluruh ramuan tinggal direbus dengan api kecil selama 15 menit. ?Diamkan hingga hangat. Airnya diminum tiga kali sehari. Merebusnya pakai panci tanah liat, porselen, atau baja anti karat,? terang Nur.
Nur menambahkan, selama ini ramuan dipasok langsung dari balai besar penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional di Jalan Raya Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. "KWJ Kalibakung masih sebatas menanam toga. Rencananya, akan segera dibangun gedung pasca-panen untuk mengolah hasil kebun."
DINDA LEO LISTY
Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Berita terkait
Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara
5 April 2018
White Beach, Pulau Boracay, merupakan tempat tujuan pantai terbaik kedua di Asia oleh TripAdvisor ditutup mulai 26 April, puncak liburan musim panas.
Baca SelengkapnyaTempat Romantis Rayakan Valentine di Australia
14 Februari 2018
Salah satu lokasi untuk liburan romantis merayakan Valentine adalah di Perth, ibu kota Australia Barat. Hanya 4,5 jam penerbangan dari Jakarta.
Baca SelengkapnyaIndahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan
24 September 2017
Tak hanya mengandalkan hasil panen, petani di Taiwan juga membidik bisnis wisata dengan menyediakan penginapan dan aneka atraksi menarik.
Baca SelengkapnyaWisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua
24 September 2017
Sejumlah lahan pertanian yang melakukan ekspansi ke bisnis wisata di Taiwan, banyak dikelola oleh generasi muda.
Baca SelengkapnyaTahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru
9 September 2017
Tahun ini, setidaknya ada enam sarana wisata baru yang telah dan akan diluncurkan pemerintah Singapura untuk menggaet lebih banyak wisatawan.
Baca SelengkapnyaKiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat
9 September 2017
Meski Jepang terbilang sebagai destinasi wisata yang mahal, dengan perencanaan yang tepat, Anda bisa berlibur di Jepang dengan biaya hemat.
Baca SelengkapnyaAda Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing
5 September 2017
Tidak heran, bahkan untuk mencapai gerbang Tembok Besar Cina dari kota Beijing pun sudah menjadi perjuangan tersendiri. Begiu juga saat pulangnya.
Baca SelengkapnyaDi Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis
5 September 2017
Di tengah ancaman cuaca ekstrim masih banyak turis yang mengunjungi Tembok Besar Cina.
Baca SelengkapnyaSejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia
9 Agustus 2017
KJRI Hong Kong menyatakan jumlah pengunjung asal Indonesia meningkat.
Baca SelengkapnyaWisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina
8 Juli 2017
Skywalk yang terdiri dari konstruksi kaca ini berada 120 meter di atas jurang yang menganga.
Baca Selengkapnya