TEMPO.CO , Mataram: Sabtu malam, 15 September 2012, di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB). Sekelompok pemusik Mataram memainkan gabungan alat musik. Ada rebana, rebab, gambus, gendang beliq, dan biola yang merupakan alat musik umum di nusantara.

Mereka memainkan lagu Dendang Melayu yang dibuat khusus Kepala Museum Negeri NTB Lalu Agus Fathurrman untuk menyambut lebih 200 orang tamu yang datang dari 30 museum negeri se-Indonesia. Syairnya berisi tentang warisan budaya. Pengantar acara pun menirukan laiknya pembacaan hikayat Sasak. Bahkan sebelumnya, ada permainan musik Cilokaq khas Sasak mengiringi makan malam para tamu yang datang.

Di panggung yang lain, sekelompok warga asal Alor Nusa Tenggara Timur, memainkan alat musik bambu. Di antaranya ada suling, tambur, dan angklung. Mereka yang datang dari Museum 1000 Moko mengenakan pakaian dari kulit kayu, menyanyikan lagu Muna Buki sebagai lagu yang dilantunkan untuk upacara adat dan menyambut tamu. Arti moko sendiri adalah alat musik gendang dan gong yang terbuat dari perunggu. Moko sebagai alat sakral untuk mas kawin di sana.

Ini adalah suasana pembukaan Symphoni Nusantara Pameran Keragaman Alat Musik Tradisional Nusantara ke-33 yang berlangsung Sabtu, 15 September 2012, hingga Sabtu, 22 September 2012. Jumlah alat musik yang dipamerkan 183.

Museum NTB menampilkan alat musik tradisional arkeologis seperti nekara, alat musik rakyat gula gending, dan alat musik tradisi berupa tawaq-tawaq. Alat musik gula gending adalah tempat dagangan gula manis yang terbuat dari plat seng dan penjualnya menabuhnya sambil jalan. Sedangkan tawaq-tawaq adalah gong atau ceng-ceng yang terbuat dari kuningan. Koleksi Museum Negeri Jambi membawa rebana, gendang Melayu, gangor/cangor, gambus, puput kayu, kulintang kayu.

Ini adalah bagian dari upaya lebih memperkenalkan tradisi nusantara yang ketiga kalinya dilakukan setelah sebelumnya di Museum Nasional Jakarta, kemudian di Jambi. Kepala Museum Nasional Intan Mardiana mengatakan mereka mengangkat budaya sendiri untuk memperjelas warisan budaya. “Kita tidak mau kehilangan warisan tradisi budaya,” ujarnya kepada Tempo.

Sebelumnya, ia bertegur sapa dengan utusan dari Tanjung Pinang yang diminta untuk menyisihkan benda-benda luar seperti dari Malaka Malaysia.

Selama ini, untuk mengangkat tradisi nusantara, museum se-Indonesia menyelenggarakan beberapa kegiatan pameran yang dilakukan secara bergilir. Ada pameran tekstil yang tahun 2012 ini diselenggarakan di Lampung, pameran patung dan pameran naskah kuno. Intan Mardiana mengemukakan segera diterbitkannya buku tradisi dan penyelenggaraan Museum Mart yang akan berlangsung di Museum Nasional Jakarta, 9-12 Desember 2012.

NTB sendiri tengah menyiapkan penyelenggaraan Festival Seni Tradisi Lisan Asia Pasifik yang waktunya ditetapkan oleh Jakarta. Kesemuanya diselenggarakan diantaranya juga untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik yang berasal dari nusantara maupun mancanegara.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita lain:
Foke Sindir Lawannya Lompat-Lompat Raih Jabatan
Jokowi: Rombongan Semut Menang 20 September Ini
Prince William Bersumpah Lindungi Kate Middleton
Serang dan Bertahan Jelang Debat Kedua Foke-Jokowi
Usai Wali Kota Termuda, Basher ''Incar'' Menteri