TEMPO.CO, Lumajang - Bom vulkanik yang berasal dari lontaran material pijar kawah Jonggring Seloka bertebaran di sekitar puncak Mahameru. Hal itu diketahui menyusul survei jalur pendakian Gunung Semeru yang dilakukan pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru selama akhir pekan kemarin menjelang pembukaan jalur pendakian.
"Memang ada batu-batu yang bertebaran di kawasan puncak, tapi tidak banyak," kata Sarmin, Kepala Resor Ranupane, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, kepada Tempo. Dia menerima informasi tersebut dari sejumlah petugas yang menjalani survei hingga ke puncak Mahameru di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut.
Referensi yang diterima Tempo menyebutkan bom vulkanik itu berupa material pijar yang terlontar dari kawah gunung berapi setelah bersinggungan dengan udara, jadi mengeras seperti batu.
Sarmin mengatakan survei yang dilakukan hingga ke puncak Mahemeru itu guna mengetahui gambaran utuh medan pendakian setelah penutupan jalur pendakian selama masa pemulihan ekosistem Gunung Semeru. Hasil survei tersebut nantinya akan dilaporkan ke Balai Besar TN BTS untuk kemudian menjadi dasar pertimbangan pembukaan jalur pendakian.
Sarmin belum bisa memastikan bisa-tidaknya pendakian dilakukan hingga ke puncak Mahameru. "Itu menjadi kewenangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," katanya. Hanya, kata dia, kemungkinan besar pendakian diizinkan hingga Pos Kalimati saja.
Seperti diberitakan sebelumnya, survei itu dilakukan sejak Kamis, 19 April 2012. Sebanyak 24 orang terlibat dalam survei jalur pendakian Gunung Semeru itu, di antaranya 4 petugas TNBTS dan 20 orang lainnya warga Desa Ranupane. Survei ini dilakukan hingga Sabtu, 21 April 2012. Minggu pagi, 22 April 2012, rombongan ini turun dari pendakian. Survei dilakukan sekaligus dengan pembersihan jalur dari pohon tumbang.
Lebih kurang 70 pohon tumbang akibat longsor dan merintangi jalur pendakian Gunung Semeru. Kini jalur pendakian tersebut telah bersih dari pohon tumbang. "Jalur pendakian sudah siap dilewati," kata Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II TNBTS di Kabupaten Lumajang, Anggoro Dwi Sujiarto. "Hasil survei akan dibawa ke rapat koordinasi di Balai Besar TN BTS. Setelah itu baru pendakian dibuka kembali," kata Anggoro. Dia belum bisa memastikan kapan pendakian resmi dibuka. "Kemungkinan pendakian dibuka pada awal Mei mendatang," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita terkait
Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina
2 hari lalu
BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai
3 hari lalu
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan
3 hari lalu
Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaIuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang
4 hari lalu
Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaTolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang
4 hari lalu
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaAkan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga
5 hari lalu
Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.
Baca SelengkapnyaOvertourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata
6 hari lalu
Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.
Baca SelengkapnyaReza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023
10 hari lalu
Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata
Baca SelengkapnyaViral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab
11 hari lalu
Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.
Baca Selengkapnya8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia
12 hari lalu
Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar.
Baca Selengkapnya