Menyusuri Lorong Gelap Keraton Surakarta

Reporter

Editor

Jumat, 18 November 2011 15:57 WIB

Keraton Kasunanan Surakarta, Solo. TEMPO/Andry Prasetyo

TEMPO Interaktif, Solo - Menikmati kemegahan bangunan Keraton Kasunanan Surakarta barangkali paling tepat dilakukan dari luar keraton. Sisa-sisa kemegahan pada masa lampau terlihat jelas, melalui tembok-temboknya yang kokoh. Namun begitu masuk ke bagian dalam, kita akan lebih banyak mengelus dada.

Memasuki kawasan Kaputren, salah satu kawasan yang jarang dimasuki masyarakat umum, kita bagaikan memasuki lorong-lorong gelap. Tidak ada satu pun lampu yang menyala. Rumput serta tanaman terlihat menjalar tidak terawat.

Keraton tidak sedang berhemat listrik. Mereka memang tidak berani menghidupkan listrik di sebagian bangunan di Keputren. sebagian besar atapnya sudah jebol, sehingga mereka khawatir terjadi hubungan pendek jika listrik dinyalakan. Genangan air usai hujan yang menggenang di lantai membuktikan banyaknya atap yang bocor.

Masuk lebih dalam, terdapat sebuah bangunan yang dulunya berfungsi menjadi semacam poliklinik. Kondisinya lebih mengenaskan. Dindingnya telah mengelupas, menampakkan relief batu-bata dengan beberapa lubang. Praktis, bangunan memanjang itu saat ini sudah tidak difungsikan.

Bangunan untuk Adipati Kaputren jauh lebih parah. Bangunan itu nyaris menjadi puing-puing, lantaran pernah terbakar beberapa tahun yang lalu. Namun, keraton belum membangunnya kembali. “Butuh biaya besar,” kata GPH Puger, salah satu putra Paku Buwana XII.

Kawasan Kaputren memang cukup luas, hingga 3,5 hektar. Keseluruhan luas keraton sendiri mencapai 8,5 hektar. Di lokasi kaputren tersebut terdapat banyak bangunan dan kamar, termasuk ruang-ruang penyimpanan pusaka. Namun hanya segelintir yang ditempati.

Pengageng Parentah Sasana Wilapa, GKR Koes Murtiyah mengakui sebagian bangunan di Kaputren rusak lantaran tidak pernah digunakan. “Tidak ada yang merawat,” kata dia. Sebab, penghuni Kaputren harus memenuhi persyaratan tertentu.

Kawasan Kaputren hanya boleh ditinggali oleh istri raja serta anak-anaknya. Anak laki-laki harus segera meninggalkan Kaputren jika sudah akil balig. Sedangkan anak putri juga harus meninggalkan kawasan tersebut jika sudah menikah. “Kawasan yang pada saat saya kecil cukup ramai, sekarang sangat sepi,” kata Koes.

Sedangkan untuk memperbaiki bangunan-bangunan tua tersebut, keraton mengaku tidak memiliki biaya. “Beayanya tentu sangat besar,” kata adik aku Buwana XIII tersebut. Tiap tahun, mereka hanya mendapat anggaran Rp 1,1 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Selain untuk upacara keraton, dana tersebut juga digunakan untuk membayar 600 abdi dalem.

AHMAD RAFIQ


Berita terkait

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

1 hari lalu

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

Sebelum mulai road trip, buat perencanaan dengan matang agar perjalanan lancar dan berkesan

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

3 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

12 hari lalu

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

Biasanya petugas akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan kelayakan mendapatkan visa

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

12 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

12 hari lalu

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

13 hari lalu

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

13 hari lalu

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

14 hari lalu

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?

Baca Selengkapnya

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

14 hari lalu

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan

Baca Selengkapnya

Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

16 hari lalu

Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

Program perjalanan khusus pensiunan ini tersedia setiap tahun selama 'musim sepi' dari bulan Oktober hingga Juni.

Baca Selengkapnya