Kisah Benteng Bahrain yang Berusia Ribuan Tahun, Bekas Ibu Kota Negeri Kuno di Tanah Arab
Reporter
magang_merdeka
Editor
Mila Novita
Kamis, 10 Oktober 2024 20:00 WIB
Meskipun Bahrain terkenal dengan iklimnya yang panas, Qal'at al-Bahrain adalah tempat yang bisa dinikmati sepanjang hari. Namun, waktu terbaik untuk berkunjung adalah di pagi atau sore hari, ketika cuaca lebih bersahabat. Pelancong bisa menghabiskan waktu dengan berjalan di sekitar benteng, menikmati pemandangan indah dari puncak benteng, atau sekadar meresapi suasana sejarah yang kental.
Dari atas benteng, pelancong dapat melihat pemandangan pantai yang indah dan kebun palem yang mengelilingi situs ini. Kebun palem tersebut masih terpelihara dengan baik, menjadi pengingat akan pentingnya pertanian tradisional di kawasan ini sejak zaman kuno.
Museum Artefak Kuno
Selain keindahan pemandangan, Qal'at al-Bahrain juga memiliki museum ber-AC yang memamerkan berbagai artefak dari zaman Dilmun, Tylos, hingga periode Islam. Museum ini dibuka pada 2008 dan dirancang untuk memperlihatkan kesinambungan sejarah situs tersebut melalui koleksi yang tertata kronologis dalam lima galeri.
Selain itu, desain arsitekturnya juga menciptakan hubungan yang harmonis antara ruang interior dan eksterior, dengan fasad belakangnya terbuka ke arah laut, memungkinkan pengunjung untuk merasakan langsung hubungan antara situs sejarah dan laut yang pernah menjadi jalur perdagangan penting.
Salah satu daya tarik utama di museum ini adalah artefak yang ditemukan selama penggalian di situs Qal'at al-Bahrain. Di antaranya adalah peninggalan struktur perkotaan yang menunjukkan kekayaan budaya dan agama yang pernah ada di sini, seperti madbasa, struktur kuno yang digunakan untuk memproduksi sirup kurma, yang diyakini sebagai salah satu yang tertua di dunia. Penemuan-penemuan ini mencerminkan kehidupan sehari-hari di kawasan ini, serta pentingnya situs tersebut sebagai pusat perdagangan dan politik.
Jika Anda seorang pecinta sejarah, mengunjungi Qal'at al-Bahrain akan memberikan pengalaman yang luar biasa. Anda dapat berjalan di sekitar situs dan membayangkan kehidupan orang-orang yang pernah tinggal di sini ribuan tahun yang lalu, merasakan keunikan benteng ini sebagai saksi dari peradaban yang telah lama hilang. Selain itu, museum di Qal'at al-Bahrain juga menyajikan panduan yang informatif tentang berbagai periode sejarah yang pernah melintasi kawasan ini.
PUTRI ANI | UNESCO | CULTURE.GOV.BH
Pilihan Editor: 5 Negara yang Melarang Wisatawan Bawa Drone, dari Bhutan hingga Antartika