Festival Kampung Cempluk Malang, Ada Pawai Budaya hingga Bazar di Bawah Lampu Temaram
Reporter
magang_merdeka
Editor
Mila Novita
Sabtu, 21 September 2024 19:45 WIB
Tema Asmaralana Hayuning Bentala
Tahun ini, Festival Kampung Cempluk mengusung tema "Asmaralana Hayuning Bentala", yang berarti harmoni cinta dan kedamaian, serta kemakmuran seperti bumi yang hijau. Tema ini selaras dengan karakteristik alam dan lingkungan sekitar yang mencerminkan keselarasan antara manusia dan alam.
"Tema ini kami ambil untuk mencerminkan keharmonisan dan kedamaian yang ingin kami capai di kampung ini," ujar dia.
Rangkaian Kegiatan Festival
Festival akan dimulai pada Ahad, 22 September 2024 dengan pawai budaya pada pagi hari, diikuti dengan bazar dan pertunjukan seni pada malam harinya.
"Setiap hari selama tujuh hari penuh, ada panggung seni dengan talenta lokal maupun nasional yang berpartisipasi, baik kesenian tradisional maupun modern," kata Alzam. Festival ini akan ditutup pada 28 September 2024.
Beberapa acara utama termasuk pawai budaya, panggung kesenian, dan bazar tradisional. Salah satu ciri khas dari bazar adalah penggunaan lampu maksimal 5 watt berwarna kuning untuk menciptakan suasana temaram atau remang-remang untuk mengenang masa ketika listrik belum terdistribusi di Kampung Cempluk. Selain itu, ada tradisi "cipitan", di mana setiap rumah mengirimkan dua bungkus nasi sebagai bentuk gotong-royong untuk konsumsi bagi para pengisi acara.
Adapun pengisi acaranya datang dari berbagai kalangan, baik lokal, nasional, maupun internasional. "Banyak sekali talenta, bahkan dari luar Jawa Timur, yang ingin berpartisipasi. Mereka mendapatkan branding, sementara kami mendapatkan kemeriahan," kata dia.
Akses Gratis
Festival ini terbuka untuk umum dan gratis. "Kami tidak pernah menarik tiket. Ini adalah pesta rakyat, hari raya kebudayaan, siapa saja boleh datang dan berpartisipasi," ujar Alzam.
Menurutnya, tujuan utama dari Festival Kampung Cempluk adalah untuk melestarikan budaya dan memberikan ruang kreativitas bagi semua kalangan tanpa memandang latar belakang. "Kami ingin generasi muda, termasuk Gen Z, mengerti bahwa budaya tradisional tidak ketinggalan zaman. Justru budaya ini bisa mengglobal jika kita bangga dan melestarikannya," tuturnya.
PUTRI ANI
Pilihan Editor: Festival Kampung Wisata Yogyakarta Dimulai, Berkonsep Pasar Malam Meriah