Ditinggal saat Diving Tengah Laut, Wisatawan Harus Berenang Dua Jam ke Pantai

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Jumat, 28 Juni 2024 12:00 WIB

ilustrasi menyelam dengan arloji (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Empat orang ditinggalkan kapal di tengah laut saat sedang menyelam atau diving di Cina. Setelah selesai, kapal tak kunjung menjemput akhirnya mereka memutuskan berenang selama dua jam untuk mencapai pantai.

Insiden tersebut terjadi di lokasi menyelam dekat Pulau Zhouzai di Provinsi Hainan, Cina, pada 9 Juni. Mereka terdiri dari tiga wisatawan dan satu instruktur. Tiga wisatawan itu sedang mengikuti ujian untuk mendapatkan lisensi diving.

Tes menyelam yang mereka lakukan berlangsung antara pukul 14.00 hingga 16.00 dan mereka menunggu hingga pukul 18.15 sebelum berenang kembali ke pantai. Mereka tiba di pantai pukul 20.00. Namun, mereka masih butuh setengah jam lagi jalan kaki agar bisa mencari tumpangan untuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Sebelumnya, dikatakan bahwa salah satu kru kapal meminta mereka kembali dengan berenang. Namun, mereka menolak dan meminta kapten menjemput mereka untuk pulang.

“Selama perbincangan antara instruktur kami dan awak kapal, dia akhirnya setuju untuk meminta kapten menjemput kami ketika dia melakukan perjalanan pulang nanti,” kata Jin, salah seorang dari mereka

Advertising
Advertising

Jin menulis insiden tersebut di Weibo, media sosial terbesar di Cina. Dia merasa bahwa jika disampaikan langsung ke perusahaan kapal, keluhannya hanya diabaikan padahal itu merupakan kelalaian.

Netizen pun melontrakn kritik terhadap penyedia jasa wisata. Pihak berwenang Cina pun mulai melakukan penyelidikan, menurut laporan Shangyou News

Pengalaman Mengerikan

Menurut South China Morning Post, para wisatawan menceritakan bahwa pengalaman perjalanan mereka mengerikan. Setengah jam setelah berenang, Jin merasakan air laut menjadi dingin dan melihat langit mendung. Beberapa saat kemudian, hujan mulai turun dan ombak semakin tinggi.

“Saya benar-benar kehabisan tenaga. Saya tidak bisa menggerakkan kaki saya lagi, dan hanya bisa menarik lengan saya secara perlahan. Seluruh tubuh saya dingin dan mati rasa,” katanya.

Mereka tiba di pantai pada jam 8 malam, sebagian berkat arus yang mengalir ke arah pantai. Tak satu pun dari mereka membawa ponsel.

Ditawari Kompensasi 10 Kali Lipat

Setelah kejadian tersebut viral di media sosial, perusahaan kapal pesiar yang membawa mereka ke lokasi penyelaman menghubungi para wisatawan tersebut dan ingin menawarkan mereka 10 kali lipat nilai tiket kapal yang mereka beli sebagai kompensasi.

Namun kelompok tersebut menolak tawaran itu. Mereka berharap pihak berwenang turun tangan untuk menghindari kejadian serupa terulang kembali.

SCMP | VN EXPRESS

Pilihan Editor: Cara ke Karimunjawa dengan Kapal Laut dari Semarang dan Jepara

Berita terkait

Ini Sebabnya Pakar Sebut Pajak 200 Persen untuk Produk Cina Bisa Bahayakan Indonesia

3 jam lalu

Ini Sebabnya Pakar Sebut Pajak 200 Persen untuk Produk Cina Bisa Bahayakan Indonesia

Pemerintah akan mengenakan bea masuk hingga 200 persen untuk produk Cina yang membanjiri pasar, tapi pakar ingatkan bahayanya..

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani soal Rencana Pengenaan Bea Masuk 200 Persen Produk Cina: Nanti Dibahas

5 jam lalu

Sri Mulyani soal Rencana Pengenaan Bea Masuk 200 Persen Produk Cina: Nanti Dibahas

Menteri Keuangan Sri Mulyani hanya irit bicara ketika ditanya tentang rencana pengenaan bea masuk bagi produk impor asal Cina hingga 200 persen.

Baca Selengkapnya

CSIS Beberkan Bahaya Dominasi Investasi Cina di Indonesia

23 jam lalu

CSIS Beberkan Bahaya Dominasi Investasi Cina di Indonesia

CSIS menilai bertumpunya perekonomian Indonesia terhadap investasi Cina sangat berisiko bagi perekonomian dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Penanganan Darurat Terhadap Zhang Zhi Jie Dinilai Lamban, Begini Penjelasan PBSI

1 hari lalu

Penanganan Darurat Terhadap Zhang Zhi Jie Dinilai Lamban, Begini Penjelasan PBSI

PBSI memaparkan bagaimana kronologi penanganan terhadap pemain Cina Zhang Zhi Jie sesaat setelah kolaps di lapangan saat pertandingan berlangsung.

Baca Selengkapnya

Didominasi Cina, CSIS Sebut Keberagaman Investasi Indonesia Masih Rendah

1 hari lalu

Didominasi Cina, CSIS Sebut Keberagaman Investasi Indonesia Masih Rendah

Indonesia masih punya sejumlah persoalan untuk mewujudkan perdagangan dan investasi berkelanjutan karena lebih dari 50 persen investor dari Cina

Baca Selengkapnya

Impor Barang dari Cina Akan Kena Bea Masuk hingga 200 Persen, Zulhas: Agar UMKM Tumbuh dan Berkembang

1 hari lalu

Impor Barang dari Cina Akan Kena Bea Masuk hingga 200 Persen, Zulhas: Agar UMKM Tumbuh dan Berkembang

Pemerintah akan mengenakan bea masuk dengan besaran hingga 200 persen pada produk impor asal Cina yang membanjiri pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaet Wisatawan Asing, Sandiaga Ajak Agen Travel Cina Perbanyak Paket Wisata ke RI

3 hari lalu

Gaet Wisatawan Asing, Sandiaga Ajak Agen Travel Cina Perbanyak Paket Wisata ke RI

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para agen travel di Cina untuk memperbanyak paket wisata ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

3 hari lalu

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

APSyFI mencatat saat ini 21 industri tekstil di Indonesia gulung tikar. Sementara 31 pabrik terancam tutup. Ada 150 ribu karyawan kena PHK.

Baca Selengkapnya

Menilik Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, Cina

3 hari lalu

Menilik Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, Cina

Timnas Indonesia akan menghadapi lawan-lawan kuat di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajak Indonesia Bahas Aturan untuk UUV, dari Keamanan sampai Inovasi

4 hari lalu

Uni Eropa Ajak Indonesia Bahas Aturan untuk UUV, dari Keamanan sampai Inovasi

Kemenko Marinves dan Uni Eropa baru saja menggelar pertemuan membahas Kerangka Regulasi untuk Kendaraan Bawah Air Tak Berawak (UUV).

Baca Selengkapnya