Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Reporter

Akhyar M. Nur

Editor

Mila Novita

Sabtu, 27 April 2024 17:13 WIB

Kain tenun tembe mee Donggo yang berusia puluhan tahun dan diwariskan turun-temurun (TEMPO/Akhyar M. Nur)

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, yang berada di Teluk Bima, menyimpan cerita-cerita menarik. Salah satunya adalah tradisi masyarakat menggunakan kain tenun klasik sebagai pakaian untuk aktivitas sehari hari.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, kepada Tempo saat berkunjung ke Kota Bima, Sabtu 27 April 2024, mengatakan bahwa Kota Bima salah satu daerah penyangga wisata nasional di wilayah timur.

“Bima juga merupakan tempat produksi kain tenun hingga aksesori rajut. Semua kerajinan tersebut dikerjakan oleh masyarakat asli Dou Mbojo yang mayoritas perempuan,” ujarnya saat membuka Festival Rimpu Mantika.

Beberapa tahun belakangan, Kota Bima berubah menjadi kota transit wisata untuk Labuan Bajo ke arah timur dan Lombok - Bali ke barat. Itu sebabnya, kota seluas 222,25 kilometer persegi ini sering didatangi turis seluruh dunia.

Dulunya masyarakat Kota Bima hanya hidup dari melaut dan bercocok tanam di gunung (ngoho). Namun, sepuluh tahun terakhir, perempuan Bima mulai menenun, salah satu karya mereka adalah kain tenun Dongo yang disebut dengan tembe mee.

Advertising
Advertising

"Bagaimana caranya ya benang itu bisa diubah menjadi kain?" kata Sandiaga Uno bertanya.

Kain tembe mee

Ketua Museum Sampa Raja Kota Bima Dewi Ratna Muchlis mengatakan bahwa tenun sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima. Cucu dari Sultan Salahudin Bima itu bercerita tenun tembe mee dari Donggo berwarna hitam. Konon, selain digunakan untuk rimpu (cara berbusana masyarakat Bima-Dompu yang menggunakan sarung khas Bima-Dompu), juga bisa mengobati segala macam penyakit kulit.

”Iya betul, kain itu dibuat dengan bahan yang mengandung obat, sudah dilakukan sejak zaman kerajaan,” ujar Dewi yang juga sarjana Filologi Universitas Padjajaran Bandung ini, pada Sabtu, 27 April 2024.

Dewi bertutur, kecintaan masyarakat Bima pada kerajinan tenun sudah melekat sejak zaman dulu hingga sekarang. Kecintaan ini mendapat dukungan dari pemerintah dengan adanya gedung galeri hingga alat tenun.

"Kami sedang berupaya mempertahankan budaya tenun asli Donggo," kata Leny Lestari, dari komunitas Lentera Donggo, sahabat penenun.

Sampai saat ini masyarakat Mbawa Donggo sudah memproduksi berbagai motif tembe mee. Kain tenun ini dijual tidak hanya di Kota Bima tetapi juga keluar daerah.

Destinasi wisata kerajinan

Setelah adanya kelompok tenun, masyarakat Kota Bima tidak berpuas diri. Mereka terus berupaya menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata kerajinan. Warga yang belajar menenun dan merajut pun kini semakin bertambah. Berlahan-lahan, kunjungan ke sejumlah sentra tenun juga semakin ramai.

Hal menarik dari sentra-sentra tenun ini adalah lokasinya yang berada di perkampungan asri, seperti di Kampung Ntobo dan Raba Dompu. Jadi, selain melihat proses pembuatan dan belanja kain tenun, pengunjung juga bisa menikmati suasananya. Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)

Berita terkait

Pengamat Sebut Andika Perkasa Cocok Berduet dengan Sandiaga Uno di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Pengamat Sebut Andika Perkasa Cocok Berduet dengan Sandiaga Uno di Pilkada Jakarta

Andika Perkasa masuk dalam enam nama potensial bakal calon Gubernur Jakarta yang berencana diusung PDIP.

Baca Selengkapnya

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

2 hari lalu

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

Personel Polres Bima Kota mengungkap kasus pengoplosan gas bersubsidi di Kelurahan Jatibaru Barat, Asakota, Bima, NTB

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

6 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

PPP Belum Kunjung Bersikap, Sandiaga Berkukuh Dukung Pemerintahan Prabowo

6 hari lalu

PPP Belum Kunjung Bersikap, Sandiaga Berkukuh Dukung Pemerintahan Prabowo

Menurut Sandiaga, dukungan untuk pemerintah sejalan dengan nama PPP.

Baca Selengkapnya

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

6 hari lalu

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

Masa jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tersisa lima bulan lagi. Ini rencana dia.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Ingatkan Cek Bus Sebelum Berwisata: Pakai Aplikasi Spionam

6 hari lalu

Sandiaga Uno Ingatkan Cek Bus Sebelum Berwisata: Pakai Aplikasi Spionam

Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengingatkan untuk cek kendaraan sewa sebelum berwisata menggunakan aplikasi Spionam.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Kurasi UMKM untuk Isi Galeri di IKN saat HUT Kemerdekaan RI

6 hari lalu

Sandiaga Uno Kurasi UMKM untuk Isi Galeri di IKN saat HUT Kemerdekaan RI

Menteri parekraf Sandiaga Uno tengah menyiapkan UMKM yang akan mengisi acara HUT Kemerdekaan RI Agustus mendatang

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Bus Pariwisata, Sandiaga Uno Minta Pelaku Wisata Cermat Pilih Kendaraan

6 hari lalu

Kecelakaan Bus Pariwisata, Sandiaga Uno Minta Pelaku Wisata Cermat Pilih Kendaraan

Menteri Sandiaga Uno minta pelaku wisata untuk lebih hati-hati dalam memilih kendaraan. Buntut peristiwa kecelakaan bus pariwisata di Subang.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

10 hari lalu

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

Menteri Sandiaga Uno mengajak investor asing untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.

Baca Selengkapnya

Viral Pungli di Tempat Wisata, Sandiaga Uno Tawarkan Solusi Ini

11 hari lalu

Viral Pungli di Tempat Wisata, Sandiaga Uno Tawarkan Solusi Ini

Menteri Sandiaga Uno mengatakan pelaku pungli harus mendapatkan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Baca Selengkapnya