Keunikan Jam Gadang di Bukittinggi, Misteri Angka IIII Bukan IV hingga Lonceng Vortmann Recklinghausen

Sabtu, 20 Januari 2024 06:25 WIB

Suasana kawasan Jam Gadang yang sepi saat menjelang senja di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat 17 April 2020. Selama masa pandemi COVID-19, tidak ada sama sekali kunjungan wisatawan ke objek wisata aikonik Sumatera Barat itu. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan alam yang indah dan kekayaan budayanya, Kota Bukittinggi menjadi tuan rumah bagi salah satu ikonnya yang tak terlupakan, Jam Gadang.

Lebih dari sekadar penunjuk waktu, Jam Gadang melambangkan memori abadi kota ini, menyimpan sejarah perjalanan panjang mulai dari masa kolonial hingga kemerdekaan. Mari telusuri keunikan Jam Gadang.

Sejarah Singkat Jam Gadang

Jam Gadang, sebuah ikon kota yang dikenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya, melambangkan sejarah dan keunikan Kota Bukittinggi di Sumatera Barat. Monumen ini dibangun pada 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina kepada Sekretaris Countrouler Fort de Kock, Rock Maker.

Jam Gadang tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, tetapi juga sebagai saksi bisu perjalanan panjang kota ini melalui zaman kolonial, pendudukan Jepang, hingga kemerdekaan Indonesia.

Advertising
Advertising

Misteri Angka IV pada Jam Gadang

Salah satu keunikan yang mencuri perhatian dari Jam Gadang adalah penulisan angka Romawi empat (IV) yang ditulis sebagai "IIII" bukan "IV" seperti umumnya. Mesin Jam Gadang yang bergerak secara mekanik, menunjukkan keunikan ini yang menambah daya tarik jam ini sebagai suatu penanda waktu yang kaya akan karakter. Sampai kini, tak ada yang bisa menjelaskan alasan penulisan angka itu dengan tepat.

Mesin pada Jam gadang ini hanya ada dua di dunia, salah satunya pada jam di menara Big Ben, London.

Lonceng Bertuliskan Vortmann Recklinghausen

Sementara itu, lonceng besar yang terletak di puncak Jam Gadang memiliki tulisan yang menjadi teka-teki tersendiri.

Bertuliskan "Vortmann Recklinghausen," nama ini mengacu pada Benhard Vortmann, pembuat jam, dan Recklinghausen, kota di Jerman yang menjadi tempat produksi mesin jam pada 1892. Tulisan ini menghadirkan nuansa misterius pada Jam Gadang, memberikan sentuhan sejarah yang menyelubungi keindahan monumen tersebut.

Jam Gadang bukan sekadar penanda waktu. Monumen ini adalah saksi sejarah yang menakjubkan dan kaya akan cerita.

Dari patung ayam di puncaknya pada masa kolonial hingga selubung kain Marawa yang pernah menyelimutinya pada malam tahun baru, setiap elemen Jam Gadang membawa memori Kota Bukittinggi yang abadi. Melihatnya bukan hanya menikmati jam monumental, tetapi juga merasakan pulsanya yang hidup bersama kota yang terus berkembang.

Bagi pengunjung, kawasan sekitar Jam Gadang juga menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Dikelilingi oleh taman yang indah, pengunjung dapat bersantai sambil menikmati keindahan Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, menjadi saksi keunikan arsitektur Minangkabau di sekitarnya, dan mengeksplorasi destinasi wisata lainnya seperti Ngarai Sianok dan Terowongan Lubang Jepang.

Keseruan Kota Bukittinggi tidak hanya tercermin di Jam Gadang, tetapi juga dalam kehidupan malamnya yang penuh warna saat pergantian tahun. Meski sempat dihiasi kain Marawa dan diam-diam dimatikan mesinnya, kegembiraan dan tradisi malam tahun baru di kawasan Jam Gadang tetap menjadi daya tarik tersendiri. Suara dentangnya membangunkan kenangan lalu, menghidupkan sejarah yang terukir dalam setiap detiknya.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | FEBRIANTI | RIYAN NOFITRA

Pilihan Editor: Kisah Unik Jam Gadang, Ikon Megah Bukittinggi Era Ratu Belanda Wilhelmina

Berita terkait

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

13 jam lalu

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

BMKG akan menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Marapi. Volume endapan erupsi di puncak Marapi masih 1,3 juta meter kubik

Baca Selengkapnya

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

21 jam lalu

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

Di antara wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca BMKG hari ini adalah Sumatera Barat yang baru dilanda bencana banjir lahar dan banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Banjir Lahar Dingin Tanah Datar, Korban Meninggal Bertambah Jadi 13 Orang

3 hari lalu

Banjir Lahar Dingin Tanah Datar, Korban Meninggal Bertambah Jadi 13 Orang

BNPB mencatat total korban jiwa akibat banjir di Kabupaten Tanah Datar hingga 12 Mei 2024, pukul 12.00 WIB ,menjadi 13 orang.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Cuaca, Ada Gempa di Balik Bencana Banjir Lahar Sumbar

4 hari lalu

Bukan Cuma Cuaca, Ada Gempa di Balik Bencana Banjir Lahar Sumbar

BMKG menyerukan waspada bencana banjir lahar Gunung Marapi, banjir bandang, dan longsor di Sumbar sampai sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Jalan Putus akibat Banjir Bandang, Padang - Bukittinggi bisa Bisa Lewat Maninjau

4 hari lalu

Jalan Putus akibat Banjir Bandang, Padang - Bukittinggi bisa Bisa Lewat Maninjau

Selain via Silaing, akses jalan via Malalak Padang Pariaman juga tidak bisa dilalui karena akses ke Kota Bukittinggi itu tertimbun material longsor.

Baca Selengkapnya

Banjir Lahar Dingin Terjang Kawasan Gunung Marapi, Lima Warga Dilaporkan Meninggal

4 hari lalu

Banjir Lahar Dingin Terjang Kawasan Gunung Marapi, Lima Warga Dilaporkan Meninggal

Lima orang ditemukan meninggal dan lima orang luka-luka akibat banjir lahar dingin menerjang kawasan lereng Gunung Marapi.

Baca Selengkapnya

Dari Camilan Anak-anak, Keripik Sanjai dari Bukittinggi Kini Jadi Oleh-oleh Khas Sumatra Barat

7 hari lalu

Dari Camilan Anak-anak, Keripik Sanjai dari Bukittinggi Kini Jadi Oleh-oleh Khas Sumatra Barat

Masyarakat Kampung Sanjai di Bukittinggi dulunya mayoritas berkebun singkong. Hasil kebun sering bersisa, lalu dibuatkan keripik cemilan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Alasan PVMBG Tetap Memasang Status Siaga Meski Erupsi Gunung Marapi Mereda

7 hari lalu

Alasan PVMBG Tetap Memasang Status Siaga Meski Erupsi Gunung Marapi Mereda

PVMBG terus mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi, tetap waspada terhadap bahaya erupsi dan banjir lahar dingin.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

9 hari lalu

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq Khan meraih kemenangan periode ketiga sebagai Wali Kota London. Ia dari Partai Buruh

Baca Selengkapnya