22 Bulan Setelah G30S Museum Lubang Buaya Diresmikan Soeharto

Minggu, 1 Oktober 2023 09:23 WIB

Baju berdarah dan barang-barang lainnya milik Letjen Ahmad Yani korban keganasan peristiwa G30S yang berada di Museum Pengkhianatan PKI, Lubang Buaya, Jakarta. Peristiwa berdarah ini terjadi pada 30 September 1965. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Museum Lubang Buaya dibangun oleh Presiden Soeharto untuk mengenang jasa para jenderal TNI AD yang dibunuh oleh pasukan Tjakrabirawa dalam Peristiwa G30S. Singkat cerita, pada malam 30 September 1965, pasukan Tjakrabirawa menculik beberapa jenderal TNI AD dan menyiksa mereka hingga tewas. Jasad para jenderal kemudian dikubur dalam satu lubang yang sama.

Jenderal yang diculik dan dibunuh di tempat ini adalah Siswondo Parman, R. Suprapto, Sutoyo Siswomihardjo, dan Kapten Pierre Tendean. Selain itu, tiga jenderal yang dibunuh di rumahnya lalu dikubur di Lubang Buaya ialah Ahmad Yani, MT Haryono, dan D.I Panjaitan.

Mengutip buku Direktori Museum Museum di Indonesia (1986) karya Hamzuri dan Husni, Museum Lubang Buaya berdiri pada pertengahan Agustus 1967 atau kurang lebih 22 bulan setelah Peristiwa G30S. Museum Lubang Buaya dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Walau sudah berdiri sejak Agustus 1967, tetapi peresmian baru dilakukan pada 1 Oktober 1967 dan diresmikan Presiden Soeharto. Peresmian musem yang beralamat di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

Wilayah Lubang Buaya awalnya adalah markas simpatisan PKI. Kelurahan tersebut juga menjadi tempat pusat kegiatan organisasi milik PKI. Organisasi seperti Barisan Tani Indonesia, Gerakan Wanita Indonesia, dan Pemuda Rakyat menjadikan Lubang Buaya sebagai sarana penunjang kegiatan-kegiatan mereka. Selain itu, tempat ini juga dikabarkan menjadi tempat berlatih pasukan khusus PKI.


Situs-Situs di Museum Lubang Buaya

Advertising
Advertising

Sebagai museum yang menggambarkan sejarah kelam bangsa, situs-situs di Museum Lubang Buaya menghadirkan cerita-cerita itu. Di museum ini, diceritakan tentang kekejaman malam 30 September 1965. Berikut adalah situs-situsnya:


1. Sumur Lubang Buaya

Dilansir dari museumjakarta.com, Sumur Lubang Buaya adalah salah satu situs yang populer di Museum Lubang Buaya. Sumur ini merupakan tempat di mana para jenderal TNI AD dikubur dalam lubang berdiameter 75 cm dan memiliki kedalaman 12 meter. Namun, sumur ini bukanlah sumur asli yang menjadi tempat dikuburnya para jenderal. Situs ini hanyalah replika dari sumur asli. Saat ini, Sumur Lubang Buaya diperindah dengan dekorasi-dekorasi baru agar terlihat seperti aslinya.


2. Monumen Pancasila Sakti

Situs berikutnya yang ada di Museum Lubang Buaya adalah Monumen Pancasila Sakti. Monumen ini memiliki dua sebutan, yaitu Monumen Lubang Buaya dan Monumen Pahlawan Revolusi. Monumen ini berdiri gagah di bagian depan museum. Monumen Pancasila Sakti menghadirkan patung tujuh jenderal TNI AD yang dibunuh di Lubang Buaya. Ketujuh patung itu gagah berdiri dengan patung garuda besar yang menjadi latar mereka.


3. Museum Diorama

Museum Diorama adalah situs Museum Lubang Buaya yang bisa bercerita. Museum ini berisikan patung-patung peraga yang menyajikan cerita Peristiwa G30S secara kronologis. Diorama ini menyajikan cerita mulai dari proses diculiknya para jenderal, proses penyiksaan, hingga pembuangan jenazah ke dalam sumur. Selain itu, diorama ini juga menghadirkan rangkaian rencana-rencana yang dilakukan PKI menjelang peristiwa G30S.


Pilihan Editor: Makna Tersembunyi Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya

Berita terkait

Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Koteka Barbershop di Wilayah Intan Jaya Papua, Apa Tugas dan Fungsi Utama Kostrad?

7 jam lalu

Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Koteka Barbershop di Wilayah Intan Jaya Papua, Apa Tugas dan Fungsi Utama Kostrad?

Calon suami Ayu Ting Ting dan Satgas Yonif 509 Kostrad melakukan program Koteka Barbershop. Apa tugas dan fungsi utama Kostrad?

Baca Selengkapnya

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

1 hari lalu

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani akui ada anggota TNI-Polri jual amunisi ke KKB. Berikut beberapa kasusnya.

Baca Selengkapnya

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

8 hari lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

15 hari lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

18 hari lalu

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

Lettu Inf Muhammad Fardhana tunangan pedangdut Ayu Ting Ting, pimpin pemasangan aliran listrik Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

22 hari lalu

Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

Dua prajurit yang tersambar petir itu tengah melintas di Delta 1 Mabes TNI, Cilangkap.

Baca Selengkapnya

Edy Rahmayadi Dipastikan Maju Pilgub Sumut 2024 dari PDIP, Siap Bersaing dengan Menantu Jokowi?

24 hari lalu

Edy Rahmayadi Dipastikan Maju Pilgub Sumut 2024 dari PDIP, Siap Bersaing dengan Menantu Jokowi?

Edy Rahmayadi mengambil formulir untuk maju dalam Pilgub Sumut 2024 di DPD PDIP Sumatera Utara. Kompetitor Bobby Nasution?

Baca Selengkapnya

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

28 hari lalu

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

16 April diperingati sebagai hari Kopassus. Ini makna tulisan dan simbol yang terdapat pada baret merah Kopassus.

Baca Selengkapnya

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

30 hari lalu

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

Kopassus merayakan hari jadi ke-72 sejak berdiri pada 16 April 1952. Berikut daftar Danjen Kopassus dari 1952 hingga 2024, ada bapak dan anak.

Baca Selengkapnya

72 Tahun Kopassus, Begini Awal terbentuknya Pasukan Elit Korps Baret Merah

30 hari lalu

72 Tahun Kopassus, Begini Awal terbentuknya Pasukan Elit Korps Baret Merah

Komando Pasukan Khusus atau Kopassus merayakan hari jadi yang ke-72 pada 16 April 2024. Begini sejarah terbentuknya yang digagas Kolonel Slamet Riyad.

Baca Selengkapnya