4 Tradisi Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Berbagai Daerah Selain Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta

Jumat, 29 September 2023 20:20 WIB

Pepadu (petarung) bertarung saat tradisi maulid adat Peresean di Halaman Mesjid Adat Desa Salut, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 23 November 2018.Dahulu Peresean merupakan media yang digunakan oleh para pepadu/petarung untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Selain berdoa, perayaan Maulid Nabi Muhammad diperingati dengan berbagai kegiatan dan tradisi. Grebeg Maulud diselenggarakan Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta dengan pelaksanaan kirab dan rayahan gunungan.

Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad pun diselenggarakan berbeda-beda di tiap daerah. Berikut adalah tradisi perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah


1. Tradisi Ampyang Maulid di Kudus

Tradisi Ampyang adalah tradisi turun temurun yang terus dilestarikan saat peringatan Maulid Nabi. Tradisi Ampyang di Kudus dilakukan dengan menyiapkan semacam arakan. Arakan tersebut berisi makanan yang dihiasi dengan krupuk atau biasa disebut “ampyang”. Kemudian, Arakan itu diarak keliling Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kudus.

Dalam arakan yang dihiasi ampyang, di dalamnya bisa ditemui nasi kepal khas Kudus. Nasi kepal adalah nasi yang dibentuk bulat yang dibungkus dengan daun pisang atau daun jati. Masyarakat kudus percaya bahwa nasi kepel dianggap sebagai bentuk sedekah. Selain itu, nasi kepel diharapkan bisa menjadi pintu berkah dari Tuhan ke hambanya.

Advertising
Advertising

Selain itu, Tradisi Ampyang juga bentuk pelestarian budaya warga Loram Kulon. Nasi kepel juga memiliki nilai sejarah. Pada zaman penjajahan, nasi kepel menjadi salah satu makanan perjuangan bagi pejuang kemerdekaan di Kudus.


2. Tradisi Peresean Suku Sasak di Lombok Utara

Suku Sasak di Lombok Utara memiliki perayaan yang unik tiap Maulid Nabi Muhammad. Perayaan Maulid Nabi ini menghadirkan petarungan. Para pepadu (petarung) saling bertarung saat Maulid Nabi tiba. Dua pepadu bertarung bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan dilengkapi dengan perisai kulit kerbau yang tebal dan keras. Peresean sendiri adalah media yang digunakan para pepadu untuk melatih ketangkasan, keberanian, dan ketangguhan dalam bertanding.

Dilansir dari adatistiadatlombok.wordpress.com, Peresean biasanya digelar di tempat yang luas. Selain dua pepadu yang terlibat, juga ada tiga wasit sebagai pengatur jalannya pertandingan. Wasit yang mengawasi pertandingan disebut Pakembar Tengah, sedangkan dua wasit yang memihak para pepadu disebut Pakembar Sedi.

Pertarungan ini biasanya dilakukan dalam lima ronde. Masing-masing ronde berdurasi tiga menit. Walau terkesan keras, tetapi Peresean mengandung pesan damai. Di dalam petarungan, para pepadu dituntut untuk memiliki jiwa pemberani, rendah hati, dan tidak pendendam. Hingga kini, tradisi Peresean masih terus dilestarikan di Lombok Utara, khususnya Suku Sasak.


3. Tradisi Bungo Lado

Tradisi perayaan Maulid Nabi di Padang Pariaman ini dilakukan dengan cara membuat pohon hias yang dihiasi oleh uang-uang kertas asli. Uang tersebut adalah uang dari iuran masyarakat. Dilansir dari indonesia.go.id, tradisi Bungo Lado biasanya dikoordinasi oleh kapolo mudo, atau ketua Karang Taruna. Dalam praktiknya, kapolo mudo membuka donasi untuk perayaan tradisi Bungo Lado. Uang tersebut tidak dikumpulkan di rumah kapolo mudo, tetapi dikumpulkan di tempat-tempat keramaian atau tempat strategis.

Setelah uang terkumpul, kapolo mudo kemudian mengorganisasi pencarian ranting-ranting pohon dan barang lain yang diperlukan. Ranting tersebut didekorasi menjadi pohon uang. Setelah itu, ranting dihias dengan kertas berwarna dan ditempel uang hasil iuran warga. Semakin banyak uang, maka semakin besar pohon bungo lado yang mereka buat.

Setelah itu, bungo lado diarak menuju masjid. Uang yang menempel di bungo lado digunakan untuk menambah kas dana kegiatan keagamaan. Prosesi arakan ini juga disertai makanan khas bernama jamba yang boleh dimakan oleh siapa saja.


4. Tradisi Maudu Lompoa

Tradisi unik lainnya adalah Mudu Lompoa. Dilansir dari djkn.kemenkeu.go.id, tradisi ini berpusat di sekitar Sungai Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Tradisi ini memerlukan persiapan sekitar 40 hari sebelum acara puncak. Biasanya, masyarakat Cikoang menyiapkan ayam, minyak kelapa, beras, perahu, pakaian, dan hasil bumi.

Bagi masyarakat Cikoang, perayaan Maulid Nabi ini mengandung makna yang dalam. Maudu Lompoa mengandung pandangan hidup yang berkaitan dengan kejadian alam semesta dan proses penciptaan roh manusia.

Keunikan tradisi Maudu Lompoa terletak pada kapal kayu yang dihias semenarik mungkin dengan kain. Kemudian, di dalam kapal terdapat barang-barang yang dipersiapkan jauh-jauh hari seperti ayam dan hasil bumi. Selain itu, kapal kayu juga diisi pakaian sampai perhiasan. Sebagai dedikasi kepada roh, terdapat juga sesaji yang dihadirkan dalam kapal kayu. Isi sesaji itu yang nantinya dibagikan kepada semua orang yang menghadiri acara tradisi Maulid Nabi Muhammad khas masyarakat Cikoang.


ANANDA RIDHO SULISTYA | FARDI BESTARI | ANTARA

Pilihan Editor: Bulan Rabiul Awal Selain Maulid Nabi Muhammad SAW, Ada 2 Peristiwa Penting Lainnya

Berita terkait

Bukan Sekadar Ajang Balap, Mandalika Racing Series 2024 Bisa jadi Promosi Pariwisata

1 hari lalu

Bukan Sekadar Ajang Balap, Mandalika Racing Series 2024 Bisa jadi Promosi Pariwisata

Penyelenggaraan rutin event seperti Kejurnas Mandalika Racing Series 2024 diharapkan jadi ajang promosi pariwisata.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

5 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

6 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

8 hari lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Mengintip Keindahan Titik Nol Pantai Bira di Bulukumba yang Sempat Viral karena Pungli

12 hari lalu

Mengintip Keindahan Titik Nol Pantai Bira di Bulukumba yang Sempat Viral karena Pungli

Terletak di titik ujung paling selatan Tanjung Bira, Titik Nol Pantai Bira ditandai dengan Tugu Titik Nol Sulawesi yang berbentuk perahu pinisi.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

12 hari lalu

Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

Polisi menangkap lima orang tersangka pengedar magic mushroom yang disita dari salah satu bar di kawasan wisata Gili Trawangan.

Baca Selengkapnya

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

15 hari lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

16 hari lalu

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

Kepala Pusat Data, Informasi BNPB, Abdul Muhari mengatakan 14 warga yang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

17 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

17 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya