Mengenal Tradisi Saparan Wonolelo Sleman dengan 1,5 Ton Kue Apem Dibagikan

Minggu, 27 Agustus 2023 21:00 WIB

Pembagian apem dalam tradisi Saparan Wonolelo Sleman Yogyakarta. (Dok. Dinas Kebudayaan Sleman)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Banyak tradisi masih terpelihara dan terus diperingati di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satunya Tradisi Saparan Wonolelo yang perhelatannya dipusatkan di area Kompleks Makam Ki Ageng Wonolelo, Dusun Pondok Wonolelo, Kalurahan Widodomartani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta, pada 11 hingga 26 Agustus 2023.

Saparan Wonolelo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Perayaan-Perayaan pada 2018.

Menariknya, dalam puncak gelaran tradisi itu, ada 1,5 ton apem berbentuk gunungan ludes diserbu masyarakat yang setia menanti di area Makam Ki Ageng Wonolelo pada Jumat sore 25 Agustus 2023.

Kue apem yang terbuat dari kelapa dan tepung ketan itu disebarkan dari atas menara dengan cara dilempar ke berbagai arah lalu ditangkap dan diperebutkan masyarakat.

"Kenapa apem, apem berasal dari bahasa Arab yang berlafal Affum yang berarti permintaan maaf, maknanya kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tersebut tidak minta maaf," ujar Ketua Trah Ki Ageng Wonolelo Kawit Sudiyono Jumat 25 Agustus 2023.

Apem dipilih sebagai simbol sedekah sesuai oleh-oleh yang dipilih Ki Ageng Wonolelo usai menunaikan ibadah haji kala itu.

Kisah Ki Ageng Wonolelo

Advertising
Advertising

Lalu siapa sebenarnya Ki Ageng Wonolelo sehingga ada tradisi untuk mengenangnya?

Ki Ageng Wonolelo atau Syekh Jumadigeno merupakan anak dari Syekh Khaki (Jumadil Qubro), cucu dari Pangeran Blancak Ngilo, dan cicit dari Prabu Brawijaya V.

Syekh Jumadigeno memiliki dua orang adik, yaitu Syekh Wasibageno dan Panembahan Bodo. Setelah memiliki ilmu yang cukup, beliau ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam hingga mendirikan pondok Wonolelo.

Hal tersebut dapat dilihat dari peninggalan Ki Ageng Wonolelo seperti Al-Qur'an, potongan mustaka masjid, tombak, tongkat, kopiah dan baju ontrokusumo. Pusaka dan benda peninggalan Ki Ageng Wonolelo inilah yang kemudian dikirim setiap bulan Sapar pada setiap tahunnya.

Kawit menuturkan apem yang disebarkan dibungkus plastik satu per satu dengan pertimbangan kesehatan.

Sedangkan sebanyak 1,5 ton apem yang disebar merupakan buatan warga dari 12 rukun tetangga atau RT setempat. Setiap warga mengumpulkan 50 apem ditambah kiriman apem di luar trah yang juga dibungkus plastik.

"Trah atau keturunan Ki Ageng Wonolelo rutin menggelar tradisi ini setiap tahunnya termasuk saat pandemi meskipun dilakukan secara terbatas dan hanya di kalangan internal pondok," kata Kawit.

Menyebarkan Islam

Maknanya tradisi ini untuk mengenang Ki Ageng Wonolelo yang menyebarkan Islam, mempererat silaturahmi baik sesama trah maupun lainnya dan menggerakkan perekonomian warga sekitar.

"Jadi disamping spiritual juga ada manfaatnya ekonominya," tutur Kawit, selaku generasi ke sembilan keturunan Ki Ageng Wonolelo.

Penyebaran apem juga menandai puncak Kirab Pusaka Saparan Ki Ageng Wonolelo. Kirab pusaka tersebut dibarengi kirab gunungan apem, bregada, tari-tarian dan fragmen dengan rute dari Masjid Ki Ageng Wonolelo menuju Makam Ki Ageng Wonolelo.

Selama tradisi itu, digelar berbagai acara, seperti pengajian, festival apem, pentas seni, dan pasar malam.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menuturkan perlunya aktivitas yang terus memupuk rasa cinta dan handarbeni (memiliki) masyarakat terhadap kesenian dan kebudayaan lokal. "Sehingga masyarakat juga terus semangat untuk melestarikan kebudayaan yang dimiliki," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Yogyakarta Gamelan Festival 2023 Digelar Selama Sepekan Penuh Agustus Ini

Berita terkait

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

10 jam lalu

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.

Baca Selengkapnya

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

1 hari lalu

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

1 hari lalu

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

Dunia film dan teater Indonesia akan selalu mengenang jasa pendiri Teater Populer, Teguh Karya. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

2 hari lalu

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

2 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

3 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

3 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

4 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

4 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

4 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya