Viral Pengemis Pura-pura Lumpuh di Kawasan Wisata Malioboro, Satpol PP Gencarkan Operasi

Selasa, 11 Juli 2023 10:45 WIB

Pengemis pura-pura lumpuh di Malioboro, Yograkarta (Dok. Istimewa)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua hari terakhir, viral video seorang pengemis berpura-pura lumpuh beraksi di kawasan wisata Pasar Kembang atau Sarkem, sisi utara Jalan Malioboro. Video tersebut beredar di media sosial dan grup percakapan warga di Yogyakarta.

Video tersebut membuat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkatkan operasi pengawasan untuk memburu orang orang yang sengaja mengemis di jalanan wilayahnya dengan kedok kondisi fisik memprihatinkan seperti di video.

Pengemis palsu itu akhirnya berhasil ditindak aparat kepolisian dan diminta membuat surat pernyataan untuk tak mengulangi perbuatannya atau diproses hukum.

"Maraknya pengemis ini karena mereka melihat orang mudah iba, terlebih Yogya tempat wisata, selalu ramai kunjungan," kata Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad Senin, 10 Juli 2023.

Petugas Satpol PP DIY, ujar Noviar, pernah mendapati seorang pengemis di Yogya berhasil mengumpulkan uang hasil mengemis sepekan di Malioboro sebesar Rp 27 juta.

Advertising
Advertising

"Yang kami tangkap di Malioboro saat itu dia bawa uang dalam kresek yang setelah dihitung semua totalnya Rp 27 juta," kata dia. "Uangnya pecahan semua, mulai Rp 10 ribu, 5 ribu, sampai 2 ribu, katanya hasil seminggu mengemis," Noviar menambahkan.

Di lain waktu, ada lagi saat petugas Satpol PP DIY menangkap pengemis yang setelah ditelusuri memiliki uang puluhan juta di rekeningnya.

"Di buku rekeningnya ada yang punya tabungan di BNI sampai Rp 48 juta, hasil mengemis yang dikumpulkan," ujar Noviar.

"Jadi penghasilan pengemis itu tidak main-main, mereka tidak selalu orang miskin ekonominya, wong ada juga yang sehari paling sedikit dapat Rp 500 ribu, itu pun saat bukan musim liburan," kata Noviar.

"Sebulan mereka bisa dapat Rp 15 juta kalau kondisi kunjungan relatif sepi atau bukan pas liburan, apalagi saat liburan,"

Noviar menuturkan, faktor lain yang membuat pengemis menjamur di Yogya, terutama pusat kota sekitaran Malioboro, karena di satu sisi masyarakat termasuk wisatawan, juga belum atau tidak mengetahui ada peraturan berlaku soal itu.

Yogyakarta memiliki Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Pengemis dan Gelandangan. Yang salah satu isinya melarang masyarakat memberikan uang kepada pengemis. Jika melanggar maka dapat diproses hukum dengan tindak pidana ringan atau tipiring.

"Kondisi mudahnya pengemis dapat uang dan masyarakat yang terus memberi karena tidak tahu itu membuat pengemis marak," kata Noviar.

Noviar mengatakan pengemis di Yogya itu banyak juga yang berdatangan dari luar Yogya.

Penanganan pengemis asal luar Yogya itu dengan kebijakan Mitra Praja Utama atau MPU. Dalam kebijakan MPU ini disepakati pemerintah 10 provinsi untuk penanganan sosial seperti pengemis itu.

"Dari MPU ini, misalnya ada pengemis yang berasal dari Jawa Tengah akan dikembalikan ke asalnya di Jawa Tengah, begitu juga sebaliknya," kata Noviar.

Namun, ujar Noviar, kerja sama lintas daerah saja tak akan cukup. Penindakan di wilayah juga digencarkan.

"Kami melibatkan petugas di lima kabupaten/kota DIY untuk menangani pengemis ini, dan juga melibatkan unsur masyarakat," kata dia.

Masyarakat, ujar Noviar, juga diimbau turut melaporkan bahkan mengusir jika mengetahui keberadaan pengemis ini di lingkungannya. Karena sudah ada peraturan daerah yang memayunginya.

"Karena sebagian pengemis ini juga bermental kambuhan, terus kucing-kucingan dengan petugas," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Nutuk Tarif dan Buka Lahan Liar, Dua Juru Parkir di Sekitaran Malioboro Ditindak

Berita terkait

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

11 jam lalu

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.

Baca Selengkapnya

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

1 hari lalu

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

1 hari lalu

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

Dunia film dan teater Indonesia akan selalu mengenang jasa pendiri Teater Populer, Teguh Karya. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Wisatawan Malioboro Diminta Tak Malas Parkir di Tempat Resmi

2 hari lalu

Libur Panjang, Wisatawan Malioboro Diminta Tak Malas Parkir di Tempat Resmi

Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta mengimbau wisatawan yang mau ke Malioboro memarkirkan kendaraannya di tempat parkir yang resmi

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

2 hari lalu

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

2 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

3 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

3 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

4 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

4 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya