TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan wisata Kota Tua Jakarta dipadati pengunjung saat libur sekolah. Jumlah pengunjung yang datang mencapai ribuan orang dari berbagai kalangan. Tak hanya wisatawan lokal, turis mancanegarapun tampak memenuhi setiap sudut Kota Tua.

Pengunjung yang datang didominasi usia anak-anak hingga remaja. Mereka didampingi orang tuanya menikmati suasana Kota Tua yang dipenuhi gedung peninggalan masa Hindia Belanda. Selain menyuguhkan wisata sejarah, Kota Tua juga menampilkan beberapa atraksi seperti sewa sepeda tua, spot selfie hingga kuliner khas Betawi.

Akses Transportasi ke Kota Tua

Akses menuju Kota Tua juga cukup mudah dan strategis. Pengunjung bisa datang menggunakan KRL, bus Transjakarta, bajaj, mikrolet, maupun kendaraan pribadi.

Jika hanya sekadar berkunjung atau bersantai di halaman Museum Fattahilah, wisatawan tidak dikenai biaya. Namun, untuk menikmati berbagai atraksi, dikenai biaya variatif, mulai dari Rp 10.000 saja.

Seorang pengunjung asal Surabaya, Puspita mengaku senang bisa berkunjung ke Kota Tua saat libur sekolah. "Datang bersama orang tua dan adik, libur masih sampai 17 Juli, jadi masih ada waktu untuk keliling Jakarta," kata remaja berusia 12 tahun itu.

Jajanan Khas di Kota Tua

Selama berada di Kota Tua, Puspita sempat mencicipi es selendang mayang seharga Rp 7.000 dan es potong Rp 5.000. "Suasananya beda dengan di Surabaya, lebih ramai dan luas," ujarnya.

Serupa kata Mukti yang mengaku mengantar anaknya berlibur dari Kudus ke Jakarta. "Ingin mengajak anak untuk mengenal sejarah, jadi ke Jakarta bukan hanya melihat mallsaja," tuturnya.

Menurut dia, mengajak anak ke Kota Tua juga menjadi pilihan lantaran lebih hemat. "Akses parkir juga mudah, petunjuk arah banyak, jadi tidak rawan tersesat," ujarnya.

Selain berkunjung ke gang-gang Kota Tua, Mukti sebenarnya ingin mengajak anak-anaknya mendatangi pameran di museum di sekitar Kota Tua. "Ada Museum Bank BI, Museum Fattahilah, Museum Keramik, dan masih banyak lagi, sayangnya lupa kalau Senin tutup," kata dia.

Mukti juga memberi masukan, agar beberapa titik diberi pengaman atau dirapikan agar anak-anak lebih aman saat berwisata. "Apalagi saat libur seperti ini padat, banyak anak-anak berlarian, tapi kendaraan dari jalan besar kencang jalannya, untungnya ada penjaga, semoga ke depan bisa jadi masukan," ujarnya.

Mukti berharap, jika ada waktu libur lagi, ia bisa membawa keluarganya kembali ke Kota Tua untuk berwisata. "Sehari kurang rasanya, karena banyak yang belum dieksplore," ucapnya.

Pilihan Editor: Suasana Lawas Kota Tua Ini Bikin Ingin Kembali