Warung Makan Unik di Bali, Serba Tradisional dan Bayar Seikhlasnya

Reporter

Antara

Sabtu, 1 Juli 2023 21:17 WIB

Seorang pengunjung memasukkan sejumlah uang dengan sistem donasi setelah menyantap makanan di Dapur BaliMoela di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis 29 Juni 2023. ANTARA/Dewa Ketut SudiartaWiguna

TEMPO.CO, Jakarta - Warung makan Dapur Bali Moela terletak di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Suasana klasik menyambut pengunjung yang seakan merasakan kembali nostalgia Bali tempo dulu.

Gebyok dengan ukiran khas Pulau Dewata yang ditempatkan di beberapa sudut dan dekorasi dan sebagian besar terbuat dari kayu menambah kesan alami dan artistik warung makan yang didirikan pada 2021, di tengah pandemi COVID-19. Konsep tersebut menyesuaikan dengan latar belakang Desa Les yang termasuk desa tua di Bali Utara dan perlu dilestarikan. Ada tempat makan berupa bale bengong atau balai tempat bersantai yang digunakan pengunjung untuk menyantap makanan.

Makanan tradisional khas dengan bumbu kaya rempah diracik langsung oleh pemiliknya, Gede Yudiawan. Pria berusia 43 tahun itu bukan sembarang tukang masak. Ia adalah koki yang pernah bekerja sama dengan pakar kuliner William Wongso untuk sejumlah proyek kuliner, baik dalam dan luar negeri.

Dapur tradisional
Dapur Bali Moela menyajikan masakan Bali, terutama olahan makanan laut karena desa itu berlokasi di pantai. Keunikannya adalah tidak ada menu tetap yang dijual sehingga menu hari itu tergantung hasil bumi dan tangkapan laut nelayan Desa Les.

Hasil laut, di antaranya ikan, gurita, dan cumi, langsung diolah dalam keadaan segar. Dengan begitu, pengunjung perlu melakukan pemesanan 1-2 hari sebelum kedatangan melalui akun Instagram warung itu agar bahan makanan dapat disesuaikan.

Advertising
Advertising

Sejumlah menu olahan hasil laut yang dimasak Dapur Bali Moela di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis 29 Juni 2023. ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Yudi pun turun langsung mengolah makanan laut tersebut dengan bumbu dapur dan rempah khas Bali yang didapatkan dari desa sekitar. Tangan kanan dan kirinya cekatan mengiris daging ikan menggunakan pisau tajam untuk diolah jadi makanan.

Sebagian besar makanan dimasak dengan cara tradisional, misalnya membakar satai, menanak nasi, dan mengolah ikan masih menggunakan tungku dan kayu bakar. Kayu-kayu tersebut didapatkan secara mudah di kebunnya dan sekitar desa tersebut.

Pengunjung pun dapat menyaksikan langsung kru dapur mengolah makanan dan merasakan aroma khas dapur tradisional. Dibantu sekitar enam orang petugas masak, menu andalan yang dimasak di antaranya ikan timbungan, yakni olahan ikan berkuah yang dibakar dalam bambu, satai lilit, satai ikan, hingga lawar gurita atau parutan kelapa, gurita, dan sayuran dengan bumbu khas Bali dengan tambahan cabai bun (piper longum).

Bayar seikhlasnya
Keunikan lain warung ini setelah menyantap makanan, sistem pembayarannya menggunakan metode donasi sukarela sehingga tidak ada patokan harga yang harus dikeluarkan pengunjung. Chef Yudi tidak merasa rugi dengan menerapkan sistem tersebut karena dengan donasi, ia tak pernah merasa kekurangan.

“Saya masak seadanya, apa adanya, orang juga menghargai seikhlasnya. Jika mematok harga maka ekspektasi mereka tinggi. Saya ingin kebebasan dan leluasa mengangkat potensi di desa,” kata pria yang sudah 20 tahun menekuni kuliner itu.

Filosofi ikhlas tersebut sesuai dengan peran lain yang ia lakoni, yakni menjadi pemangku atau pemuka agama Hindu yang melayani umat di Pura Dalem Pingit Desa Adat Les dan Desa Adat Penuktukan, Kabupaten Buleleng. Tak jarang, pria dengan nama adat Jero Mangku Dalem itu harus menutup warung kala ada panggilan untuk melayani umat saat ada upacara keagamaan besar di desanya.

Keunikan-keunikan tersebut mendorong orang untuk berkunjung dan menikmati masakan Chef Yudi. Seorang pengunjung mengaku pertama kali mengenal warung itu dari unggahan teman-temannya melalui media sosial.

“Saking penasarannya, makanya saya ajak keluarga dan ternyata makanannya mantul (mantap betul), mau datang lagi nanti,” katanya.

Mereka pun memasukkan sejumlah uang pecahan Rp 100.000 ke dalam toples bertuliskan donasi. Selain membuat penasaran orang, konsep di warung tersebut juga mengundang seorang mahasiswa jurusan pariwisata di Universitas Gadjah Mada, Buwana Marhenta, melakukan penelitian untuk tugas skripsinya. Selama satu bulan penelitian, ia tertarik mengangkat relasi antara pengalaman dan kepuasan pengunjung dengan metode pembayaran donasi tersebut.

Pilihan Editor: 5 Cara Menghindari Getok Harga di Warung Makan

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

22 jam lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

7 Dampak Buruk Overtourism Bagi Daerah Wisata

1 hari lalu

7 Dampak Buruk Overtourism Bagi Daerah Wisata

Di satu sisi, overtourism bisa meningkatkan ekonomi suatu daerah dan penduduk setempat, namun di sisi lain, dampak buruk berpotensi terjadi.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

1 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Digelar Akhir Pekan Depan, Masyarakat Bali Jamin Kelancaran World Water Forum ke-10

2 hari lalu

Digelar Akhir Pekan Depan, Masyarakat Bali Jamin Kelancaran World Water Forum ke-10

Masyarakat Bali turut mendukung ketertiban dan kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 pada 18-25 Mei nanti.

Baca Selengkapnya

World Water Forum, BIN dan PLN Pastikan Pasokan Listrik di Bali Aman

2 hari lalu

World Water Forum, BIN dan PLN Pastikan Pasokan Listrik di Bali Aman

World Water Forum (WWF) akan digelar di Bali. BIN dan PLN memastikan pasokan listrik aman.

Baca Selengkapnya

Polri Kirim 2.446 Personel dan 310 Kendaraan untuk World Water Forum ke-10 di Bali

2 hari lalu

Polri Kirim 2.446 Personel dan 310 Kendaraan untuk World Water Forum ke-10 di Bali

Bali akan menjadi tuan rumah acara World Water Forum pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Libur Panjang, Penumpang Kapal ke Bali Melonjak

2 hari lalu

Hari Pertama Libur Panjang, Penumpang Kapal ke Bali Melonjak

PT ASDP mencatat kenaikan jumlah penumpang kapal dari Jawa ke Bali di masa libur panjang.

Baca Selengkapnya

Bali Selatan Jadi Kawasan Sentral Pariwisata Pulau Dewata, Membuatnya Overtourism?

2 hari lalu

Bali Selatan Jadi Kawasan Sentral Pariwisata Pulau Dewata, Membuatnya Overtourism?

Limpahan turis di Bali Selatan antara lain di Denpasar, Gianyar, Badung tak imbang dengan yang terjadi di Bali Utara. Ini membuat overtourism?

Baca Selengkapnya

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

3 hari lalu

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

Korlantas Polri akan mengerahkan 2.446 personel untuk membantu pengamanan World Water Forum di Bali

Baca Selengkapnya

Majelis Adat Bali Dukung Langkah Kejaksaan Usut Dugaan Pemerasan oleh Bendesa Adat

3 hari lalu

Majelis Adat Bali Dukung Langkah Kejaksaan Usut Dugaan Pemerasan oleh Bendesa Adat

Kejaksaan Tinggi Bali melakukan OTT terhadap Bendesa Adat Berawa Ketut Riana yang diduga melakukan pemerasan terhadap investor.

Baca Selengkapnya