Selama Waisak, Pedagang Souvenir Candi Borobudur Alami Untung Hingga Rp 2 Juta per Hari
Reporter
Maria Arimbi Haryas Prabawanti
Editor
Istiqomatul Hayati
Senin, 5 Juni 2023 21:48 WIB
TEMPO.CO, Magelang - Penjualan souvenir dan cobek di pasar oleh-oleh Candi Borobudur mengalami peningkatan hingga dua kali lipat saat rangkaian Hari Raya Waisak. Seorang pedagang kerajinan asbak dan kaos, Karmin mengatakan, peningkatan omset mulai dirasakan sejak Kamis, 1 Juni 2023.
"Pengunjung terutama yang mau merayakan Waisak mulai datang Kamis, sejak biksu yang berjalan kaki dari Thailand itu datang, wisatawan langsung membeludak," kata Karmin saat ditemui Tempo, Senin 6 Juni 2023.
Pedagang Souvenir di Candi Borobudur Panen Pembeli
Menurut Karmin yang sehari-hari menjual pernak-pernik souvenir bernuansa Candi Borobudur, souvenir paling laris dipilih pembeli adalah kaos dan gantungan kunci. Kedua benda tersebut tergolong paling banyak desain model, murah dan praktis dibawa para wisatawan.
"Harganya, kalau asbak mulai dari Rp 20.000 sampai paling besar 75.000, kaos 25.000 sampai 80.000," ujar Karmin.
Ayah tiga anak yang sehari-hari tinggal di daerah Wanurejo itu mengatakan, biasanya ia mendapat keuntungan sekitar Rp 300.000 hingga Rp 500.000 dalam satu hari biasa atau bukan akhir pekan dan musim liburan. "Tapi saat Waisak bisa sampai Rp 1.000.000, bisa lebih waktu puncak acara, sebelum dan sesudah penerbangan lampion terutama," tuturnya.
Karmin mengatakan, wisatawan yang membeli dagangannya banyak dari dalam negeri maupun luar negeri. "Saya sendiri bisa bahasa asing hanya yang pokok-pokok saja, Inggris bisa, misalnya untuk tawar menawar harga," kata dia.
Meski demikian, sejauh ini Karmin mengaku tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan para pembeli asing. "Nanti biasanya dibantu guide, atau teman yang bahasa asingnya lebih fasih," kata dia.
Cobek Jadi Favorit Buah Tangan dari Candi Borobudur
Hal serupa Karmin juga dialami pedagang cobek dan kerajinan batu khas Magelang, Hartini yang mendapat keuntungan hingga Rp 2.000.000 dalam sehari saat Waisak. Apalagi, menurut dia, kerajinan batu dan cobek adalah salah satu oleh-oleh yang hanya dapat ditemui di Magelang.
"Bahannya batu granit, dari gunung, dijual mulai harga Rp 50.000 untuk yang paling kecil hingga Rp 300.000 untuk ukuran jumbo," ujar Hartini. Ia mengaku, barang yang paling laris dijual adalah cobek untuk membuat sambal, dan cobek tinggi untuk menumbuk bumbu.
Hartini yang sudah 30 tahun berjualan cobek mengaku, momentum Waisak memang selalu ia dan rekan-rekannya tunggu. Candi Borobudur menjadi pusat beribadah Umat Buddha di seluruh dunia, sehingga saat Hari Raya Waisak selalu disesaki pengunjung.
Walaupun cara membawa cobek dan kerajinan batu tidak semudah souvenir asbak maupun kaos, Hartini punya cara sendiri untuk mengemasnya, yaitu menggunakan tas bambu. "Dibentuk seperti tas bambu, itu tahan dan dijamin tidak ambrol , jadi membawanya tinggal ditenteng sampai ke bus, 1 keranjang muat 3 cobek dengan berat sekitar 1,5 kilogram," kata dia.
Pilihan Editor: Ribuan Umat Buddha Mengikuti Detik-Detik Waisak di Candi Borobudur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram "https://tempo.co'. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.