Memahami Turbulensi dan Cara agar Tetap Aman Selama di Pesawat

Reporter

Tempo.co

Minggu, 16 April 2023 12:53 WIB

Ilustrasi pesawat. Sumber: getty images/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pelancong telah mengalami sensasi turbulensi yang memicu kecemasan yang berbeda dalam penerbangan pesawat. Saat turbulensi terjadi, orang bisa jadi hanya bisa menutup mata, memegang sandaran kursi dengan erat dan berdoa .

Insiden baru-baru ini telah menyebabkan puluhan penumpang terluka. Bulan lalu, tujuh penumpang dalam penerbangan Lufthansa dari Texas ke Frankfurt, Jerman, dirawat di rumah sakit dengan luka ringan setelah pesawat mereka mengalami turbulensi parah saat terbang di atas Tennessee. Dan pada bulan Desember, sekitar 24 orang, termasuk seorang bayi, terluka dalam penerbangan Hawaiian Airlines dari Phoenix ke Honolulu yang menghantam udara sesaat sebelum mendarat.

Laporan terbaru menimbulkan pertanyaan tentang apakah turbulensi semakin sering dan intens. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa turbulensi meningkat dan perubahan ini dipicu oleh perubahan iklim.

Apa itu turbulensi?

Turbulensi adalah gerakan udara yang tidak stabil yang disebabkan oleh perubahan kecepatan dan arah angin, seperti aliran jet, badai petir dan front cuaca dingin atau hangat. Ini dapat berkisar dalam tingkat keparahan tertentu yang dapat menyebabkan perubahan kecil hingga dramatis pada ketinggian dan kecepatan udara.

Advertising
Advertising

Ini tidak hanya terkait dengan cuaca buruk, tetapi juga bisa terjadi saat langit tampak tenang. Dan itu bisa tidak terlihat oleh mata dan radar cuaca.

Ada empat klasifikasi untuk turbulensi, yaitu ringan, sedang, berat dan ekstrim. Dalam kasus turbulensi ekstrem, pilot dapat kehilangan kendali atas pesawat, dan bahkan dapat terjadi kerusakan struktural pada pesawat, menurut National Weather Service.

Apakah turbulensi meningkat? mengapa?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa turbulensi meningkat dan perubahan ini dipicu oleh perubahan iklim, khususnya, peningkatan emisi karbon dioksida yang mempengaruhi arus udara. Pilot menerbangkan pesawat lebih tinggi atau lebih rendah dari ketinggian di mana peramal memprediksi turbulensi dan berpotensi membakar lebih banyak bahan bakar daripada yang diantisipasi sebelumnya.

Paul Williams, seorang profesor ilmu atmosfer di University of Reading di Inggris, telah mempelajari turbulensi selama lebih dari satu dekade. Penelitian Williams menemukan bahwa turbulensi udara yang jernih, yang paling sering terjadi di dataran tinggi dan di musim dingin, dapat meningkat tiga kali lipat pada akhir abad ini. Dia mengatakan bahwa turbulensi jenis ini, dari semua kategori, meningkat di seluruh dunia pada semua ketinggian penerbangan.

Penelitiannya menunjukkan bahwa kita dapat menghadapi penerbangan yang lebih bergelombang di tahun-tahun mendatang dab berpotensi mengakibatkan lebih banyak cedera penumpang dan awak.

Bagaimana agar tetap aman selama turbulensi?

Pesawat terbang dirancang untuk tahan terhadap kondisi yang berat dan sangat jarang pesawat mengalami kerusakan struktural karena turbulensi. Tetapi turbulensi dapat membuat penumpang dan awak terlempar hingga berpotensi menyebabkan cedera parah.

Banyak ahli menekankan bahwa tetap duduk dan menjaga sabuk pengaman selama penerbangan adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko. “Jika Anda tetap terikat, kemungkinan besar Anda tidak akan mengalami cedera,” kata Thomas Guinn, seorang profesor ilmu penerbangan terapan di Embry-Riddle Aeronautical University.

Kematian yang disebabkan oleh turbulensi, meski sangat jarang, bisa terjadi. Dalam turbulensi yang parah, gerakan vertikal pesawat akan melebihi tarikan gravitasi.

“Artinya, jika Anda tidak mengenakan sabuk pengaman, menurut definisi, Anda akan menjadi proyektil. Anda adalah ketapel. Anda akan bangkit dari tempat duduk Anda,” kata Williams.

Kematian yang disebabkan oleh turbulensi, meski sangat jarang, bisa terjadi. Terakhir kali seorang penumpang dalam penerbangan komersial meninggal karena cedera terkait turbulensi adalah pada tahun 1997, ketika penerbangan United Airlines dari Tokyo ke Honolulu mengalami turbulensi parah di atas Samudera Pasifik, menurut penyelidikan NTSB. Penumpang ini tidak mengenakan sabuk pengaman dan terbang dari tempat duduknya, kemungkinan kepalanya membentur tempat bagasi, menurut penyelidikan.

Bulan lalu, seorang mantan pembantu Gedung Putih di atas jet bisnis yang melakukan perjalanan dari New Hampshire ke Virginia meninggal karena luka fatal yang awalnya disebabkan oleh turbulensi parah. Namun, penyelidikan awal NTSB menemukan bahwa pilot pesawat mematikan sakelar yang menstabilkan pesawat, menyebabkannya berosilasi sebentar di udara.

Dalam turbulensi yang parah, gerakan vertikal pesawat akan melebihi tarikan gravitasi. Jika Anda tidak mengenakan sabuk pengaman, Anda akan terangkat dari tempat duduk Anda.

CHANNEL NEWS ASIA

Pilihan Editor: Bayi Naik Pesawat Seharusnya Tak Duduk di Pangkuan, Ini Penjelasannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Spesifikasi Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di BSD Tangerang

6 jam lalu

Spesifikasi Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di BSD Tangerang

Pesawat latih Tecnam P2006T ini banyak digunakan oleh organisasi pelatihan penerbangan di berbagai negara,

Baca Selengkapnya

Dirut Garuda Indonesia: Percikan Api di Pesawat Jemaah Haji Makassar akibat Masalah Internal Mesin

7 jam lalu

Dirut Garuda Indonesia: Percikan Api di Pesawat Jemaah Haji Makassar akibat Masalah Internal Mesin

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan penyebab percikan api pada mesin pesawat pengangkut jemaah haji dari Makassar.

Baca Selengkapnya

Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Diautopsi, RS Polri Identifikasi 3 Korban dari Sidik Jari

10 jam lalu

Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Diautopsi, RS Polri Identifikasi 3 Korban dari Sidik Jari

Tim medis hanya mengidentifikasi sidik jari untuk memastikan identitas korban pesawat jatuh. Para korban telah diketahui identitasnya.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Ungkap Identitas 3 Korban Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

1 hari lalu

Kemenhub Ungkap Identitas 3 Korban Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

Kementerian Perhubungan menyampaikan evakuasi korban pesawat jatuh di Sunburst, BSD sekitar pukul 17.40 WIB.

Baca Selengkapnya

3 Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD Dibawa ke RS Polri Kramat Jati

1 hari lalu

3 Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD Dibawa ke RS Polri Kramat Jati

Jenazah korban pesawat jatuh milik Indonesia Flying Club dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati untuk dilakukan identifikasi. Kementerian Perhubungan belum bisa memastikan penyeban pesawat itu jatuh.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Sebut 3 Korban Tewas dalam Tragedi Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

1 hari lalu

Kemenhub Sebut 3 Korban Tewas dalam Tragedi Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

Pesawat jatuh tipe Technam P2006T dengan nomor registrasi PK-IFP milik Indonesia Flying Club.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Pesawat di Cilenggang, Bawa Tiga Orang dari Tanjung Lesung

1 hari lalu

Kecelakaan Pesawat di Cilenggang, Bawa Tiga Orang dari Tanjung Lesung

Sebanyak tiga orang diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di dekat lapangan Sunburst, Cilenggang, Kota Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan, Kemenhub: Membawa 3 Orang, Termasuk Penerbang

1 hari lalu

Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan, Kemenhub: Membawa 3 Orang, Termasuk Penerbang

Peristiwa jatuhnya pesawat latih itu terjadi pukul 14.30 WIB, Minggu, 19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

1 hari lalu

Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

Sebuah pesawat jatuh di Lapangan Sanburst, Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

2 Alasan Tak Boleh Tidur Sebelum Pesawat Lepas Landas

2 hari lalu

2 Alasan Tak Boleh Tidur Sebelum Pesawat Lepas Landas

Pramugari berbagi tips tentang perjalanan, salah satunya hal yang tidak boleh dilakukan di pesawat

Baca Selengkapnya