Belanda Harusnya Menyesal, Bung Hatta dan Sutan Sjahrir Diasingkan ke Banda Neira

Selasa, 20 September 2022 07:01 WIB

Mesin ketik Sutan Syahrir dan foto keluarga terletak di atas meja di rumah pengasingannya, di Banda Neira, Senin (14/10). Belanda mengasingkan dua tokoh kemerdekaan ini karena sikap kritisnya terhadap pemerintah Belanda pada 1 Februari 1936. TEMPO/Ayu Ambong

TEMPO.CO, Jakarta - Banda Neira yang berlokasi di Kepulauan Banda, Maluku Tengah ini menyajikan panorama yang mengindahkan penglihatan dan pikiran. Kepulauan ini dihiasi oleh pasir putih yang menawan. Kepulauan ini pun sangat terkenal namanya di kalangan Bangsa Eropa kala itu karena menjadi ladang utama buah pala.

Selain keindahan alamnya, pulau ini juga menyajikan keistimewaan dalam segi sejarah Indonesia. Berikut ini adalah keistimewaan Banda Neira dalam sejarah Indonesia yang mungkin belum diketahui banyak orang.

Fakta Sejarah di Banda Neira

1. Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Banda Neira

Mengutip Indonesian Banda, Jan Pieterszoon Coen dari Batavia ke Banda Neira untuk menaklukkan kepulauan itu. Pada 27 Februari 1627, Coen sampai di Banda Neira. Setibanya di sana, ia langsung melancarkan serangan meriam ke kubu pertahanan penduduk pinggir pantai sehingga tidak memerlukan waktu lama ia berhasil menaklukkan Banda Neira.

J.P. Coen pun langsung memerintahkan pasukannya untuk membakar rumah-rumah penduduk. Selain itu, ia menghabisi sekitar 60 persen populasi rakyat asli Banda. Terdapat salah satu tindakan Coen yang paling tragis, yaitu mengeksekusi mati 40 orang kaya Banda Neira dengan cara memotong perut dan tubuh menjadi empat bagian.

Advertising
Advertising

2. Pulau Run di Banda Neira ditukar dengan pulau milik Belanda

Sebelum dikuasai Belanda, Pulau Run adalah pulau yang diberikan orang kaya Banda Neira, Datuk Putih kepada Ratu Elizabeth I dari Inggris. Namun, demi mengamankan hasil monopoli pala di Banda Neira, Belanda menukarkan pulau jajahannya bernama New Amsterdam untuk mendapatkan Pulau Run. Dengan alasan, Inggris pun meng-iya-kan melakukan pertukaran pulau dengan New Amsterdam (sekarang Manhattan). Kejadian ini diceritakan dalam naskah Perjanjian Breda 1667.

3. Banda Neira mengenal industri pariwisata sejak abad ke-19

Mengutip Sejarah Maluku: Banda Naira, Ternate, Tidore, dan Ambon, Abdullah Baadilla sebagai seorang pengusaha kapal motor yang membuka jalur pos Banda-Gresik menjadi pelopor kegiatan industri pariwisata di tempat ini. Kapal tersebut tidak hanya mengantar pos, tetapi juga penumpang. Saat waktu tertentu, kapalnya disewa para turis mancanegara untuk pergi mengunjungi Banda Neira. Bahkan pecinta alam, seperti Alfred Wallace dan Henry Ogg Forbes pernah menjadi penumpang kapal Abdullah Baadilla menuju Banda Neira dan menuliskan prosa yang indah tentang kepulauan di timur Indonesia ini.

4. Bung Hatta dan Sutan Sjahrir mendirikan sekolah di Banda Neira

Saat Bung Hatta dan Sutan Sjahrir berada dalam masa pembuangan di pulau ini, mereka membangun sekolah sore. Para siswanya merupakan anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk menempuh pendidikan ke sekolah Belanda. Para siswa pun yang bersekolah ditempat Hatta dan Sjahrir tidak dipungut bayaran sama sekali. Bahkan, kadang siswa dari sekolah Belanda juga mengikuti pelajaran di sekolah ini.

5. Gudang perkebunan pala yang perdagangannya dimonopoli Belanda

Banda Neira adalah kepulauan yang menyimpan segudang lahan pala dan dikembangbiakkan baik oleh para warga lokal. Namun setelah Belanda membuka ladang Pala di Banda Neira, mereka menawarkan orang bermodal untuk membeli lahan produktif yang tersedia. Para budak yang merupakan warga lokal Banda Neira dipekerjakan untuk mengurus setiap lahan yang ada di sana dengan upah tidak sebesar kerja kerasnya.

Ironisnya, Belanda malah mengambil untung banyak dalam perdagangan ini. Belanda membeli pala dengan harga per kilogram 2,6 stuvier dan dijual di negeri asalnya dengan harga 150 stuvier.

6. Banda Neira rawan bencana

Banda Neira memiliki gunung api yang berada di tengah kepulauan dengan puncak tertingginya mencapai 600 meter dari permukaan laut.

Saat Belanda menduduki Banda Neira, gunung api tersebut beberapa kali meletus. Bencana paling parah terjadi pada 1638. Sebagian besar orang mengasumsikan bahwa bencana ini sebagai kutukan dari kekejaman Belanda di Banda Neira.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca: Destinasi Wisata Unggulan Banda Neira Terdapat di Pecahan Mata Uang Rp 1.000

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

AFC Nobatkan Rafael Struick Bintang Masa Depan Usai Piala Asia U-23 2024, Ini Profil Striker Timnas Indonesia

7 hari lalu

AFC Nobatkan Rafael Struick Bintang Masa Depan Usai Piala Asia U-23 2024, Ini Profil Striker Timnas Indonesia

Strikter Timnas Indonesia U-23, Rafael Struick raih penghargaan Bintang Masa Depan usai Piala Asia U-23. Kalahkan Ali Jasim dari Irak.

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

10 hari lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

AMAN Kaltim meminta pemerintah Belanda memastikan komitmen pemerintah Indonesia melindungi masyarakat adat sebelum berinvestasi di proyek IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

11 hari lalu

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

Pada 2017, Navarone Foor pernah masuk dalam deretan nama incaran untuk naturalisasi

Baca Selengkapnya

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

11 hari lalu

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

Bung Hatta sejak lama mengidamkan sepatu merek Bally. Namun, keinginannya tersebut tidak pernah terealisasi sampai ia meninggal.

Baca Selengkapnya

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

12 hari lalu

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

Pemerintah Belanda mengumpulkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meminta pandangan mereka tentang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

12 hari lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

12 hari lalu

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

Pemberintah Belanda mengaku ingin melihat langsung kondisi di IKN sebelum mereka berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

13 hari lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

17 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

17 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya