Keistimewaan Ombak Bono Sungai Kampar Menantang Peselancar Dunia

Reporter

Tempo.co

Minggu, 13 Maret 2022 11:15 WIB

Marlon Gerber (kiri) dan Dedi Satriadin, beraksi diatas gelombang Bono di sungai Kampar, Pelalawan, Riau, (20/11). Kompetisi selancar Bono profesional berlangsung dari tanggal 19 hingga 21 November 2013. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah Anda jika Indonesia mempuntai fenomena alam berupa ombak besar yang bergulung-gulung? Ombak besar yang disebut ombak bono ini dapat Anda jumpai di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau. Karena keistimewaan yang dimilikinya, sudah banyak peselancar dunia yang memecahkan rekor dengan berselancar di ombak bono. Tidak ketinggalan, peselancar Indonesa dan negara-negara lain juga telah mencetak rekor mereka di ombak bono Sungai Kampar.

Melansir dari indonesia.go.id, bono merupakan fenomena alam di sungai berupa ombak besar yang bergulung-gulung. Ombak bono terjadi sebab pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat air pasang (tidak bore). Dikatakan besar karena ombak bono Sungai Kampar tingginya mencapai empat sampai lima meter. Ombak ini bergerak dari muara Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung Mentangor.

Ombak bono menempuh jarak sejauh 50 hingga 60 kilometer menyisir sepanjang daerah aliran sungai (DAS) dengan kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam. Ketinggian ombak akan semakin mengecil menjadi 70 sentimeter sampai satu meter apabila semakin jauh dari muara. Ombak bono dapat mecapai panjang 200 meter sampai dua kilometer mengikuti lebar sungainya, tidak seperti ombak besar di laut.

Yang unik dari ombak besar ini ialah mengalir secara berlawanan dengan arus sungai. Menurut peneliti lingkungan pesisir Guntur Rahmawan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), adanya petemuan tiga arus dari Sungai Kampar, Selat Malaka, dan Laut China di mulut muara sudah menciptakan tidal bore bernama bono. Gelombang Selat Malaka dan Laut China Selatan akan menerobos muara sungai.

Ombak besar setinggi empat sampai lima meter yang mirip dengan gelombang tsunami disertai dentuman keras dihasilkan oleh turbulensi. Ini terjadi ketika arus melewati celah yang makin menyempit dan dangkal dari DAS Kampar. Arus tersebut akan bergerak semakin cepat sehingga terjadi benturan besar karena bertemu dengan aliran sungai. Sekitar dua jam lamanya, bono akan terus menerjang sepanjang DAS dan semakin melemah saat jalur sungai membelok.

Advertising
Advertising

Gelombang bono mempunyai kecenderungan destruktif karena menyebabkan erosi di area batas Sungai Kampar. Gelombang bono juga menyebabkan air melimpah ke daratan, bahkan tidak jarang mengakibatkan rumah warga terendam sampai setinggi satu meter. Gelombang besar bono juga dapat menyebabkan perahu para nelayan terbalik. Tidak hanya memberika dampak destruktif, ombak bono juga sudah menjadi salah satu ikon pariwisata Riau.

Sejak 2013, Pemerintah Kabupaten Pelalawan sudah melirik bono sebagai potensi pariwisata, terkhusus bagi turis yang hobi berselancar. Secara rutin diadakan even tahunan yakni International Bono Surfing Festival dan Bekudo Bono oleh pemerintah setempat. Pada tanggal 15 Februari 2013, peselancar dunia asal Inggris Steve King memecahkan rekor dunia sebanyak dua kali yaitu berselancar terlama di bono Sungai Kampar.

Bersama dua rekannya ialah Steve Holmes dan Nathan Maurice, kala itu mereka berlomba adu ketangkasan "menunggangi" bono setinggi empat meter sejauh 12,3 kilometer selama satu jam 13 menit. Juara dunia asal Australia James Cotton kemudian mematahkan rekor milik King. Cotton sanggup mengikuti ombak bono setinggi 3.5 meter sejauh 17.2 kilometer selama satu jam 20 menit. Bahkan rekor dunia ini tercatat dalam Guiness Book of The World Record.

Peselancar perempuan asal Indonesia Gemala Hanifiah juga pernah memecahkan rekor unik. Kala itu bersama 30 peselancar nasional dan mancanegara lainnya, ia mencoba menaklukkan Si Gelombang Tujuh Hantu. Gemala dan rekan-rekannya sanggup berselancar selama 30 menit di bono Sungai Kampar. Ombak bono yang bergulung-gulung menuju daratan dapat disaksikan di Desa Teluk Meranti dekat muara Sungai Serkap (anak Sungai Kampar) atau di Desa Pulau Madu.

Fenomena bono di Sungai Kampar tidak terjadi setiap hari. Bono hanya muncul saat bulan purnama di penanggalan 12 sampai 16 hijriyah. Ombak besar bono bisa disaksikan pada bulan Oktober sampai Desember saat puncak musim hujan ketika debit air Sungai Kampar sedang tinggi. Selain itu, ombak bono juga bisa dilihat pada bulan Februari sampai Maret.

PUSPITA AMANDA SARI

Baca: Ombak Bono Disiapkan Jadi Wisata Dunia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

2 hari lalu

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

Visa on Arrival 7 hari ini sangat penting untuk mengejar target kunjungan turis ke Kepri

Baca Selengkapnya

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

2 hari lalu

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

Munas ASITA yang ke-13 ini dapat melahirkan terobosan-terobosan baru dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia

Baca Selengkapnya

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

2 hari lalu

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

5 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

6 hari lalu

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

Masa jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tersisa lima bulan lagi. Ini rencana dia.

Baca Selengkapnya

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

6 hari lalu

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

Sistem pemesanan online untuk jalur paling populer Gunung Fuji diumumkan pada Senin 13 Mei 2024 oleh otoritas Jepang

Baca Selengkapnya

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

6 hari lalu

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

Natuna yang masuk dalam daftar Geopark Nasional akan memfokuskan diri dalam kegiatan-kegiatan sport tourism.

Baca Selengkapnya

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

6 hari lalu

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

Event olahraga lari yang diadakan pertama kali di Natuna, Natuna Geopark Marathon 2024, akan membantu meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

7 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

7 hari lalu

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

Kemenhub angkat bicara soal kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya