Sebab Orang Eropa Zaman Dulu Percaya Burung Cenderawasih Papua Tak Punya Kaki

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 12 Januari 2021 12:11 WIB

Ibu Kota Burung Cenderawasih

TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah kamu bahwa pada masa lalu, masyarakat Eropa percaya kalau burung cenderawasih Papua tak punya kaki. Asal mulanya dari seorang ilmuwan Swedia bernama Carolus Linnaeus. Dia adalah bapak sistem penamaan ilmiah tumbuhan dan hewan dunia atau binomial nomenclature.

Sistem penamaan ini pertama kali digunakan pada pertengahan abad ke-18. Berbagai macam nama ilmiah tumbuhan dan hewan mempergunakan bahasa Latin. Binomial nomenclature terdiri dari dua kata, yakni binomial dan nomenclature yang masing-masing berarti dua nama dan sistem penamaan.

Dengan begitu, setiap spesies flora dan fauna mempunyai dua nama, yaitu nama genus dan nama spesifik spesies tersebut. Nama genus selalu terletak di depan nama spesies. Misalkan, nama ilmiah burung cenderawasih. "Dalam hal ini, Carolus Linnaeus memberi nama Paradisea apoda yang berarti burung surga tanpa kaki," kata peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto kepada Tempo, Selasa 12 Januari 2021.

Paradisea adalah nama genus dan dalam penulisannya harus dengan huruf kapital. Sedangkan apoda adalah nama spesies yang harus ditulis dengan huruf kecil. Dalam penulisannya, nama-nama ilmiah biasanya dicetak miring.

Dari sekian banyak tumbuhan dan hewan yang diberi nama oleh Carolus Linnaeus, terjadi satu kekeliruan, yakni ketika memberi nama ilmiah burung cenderawasih dengan nama burung surga tanpa kaki. "Padahal burung cenderawasih memiliki sepasang kaki," katanya.

Advertising
Advertising

Mahkota burung cenderawasih yang dijual di Pasar Seni Hamadi Kota Jayapura, Papua. Dok. Hari Suroto

Hari Suroto menjelaskan, ada cerita tersendiri di balik pemberian nama burung cenderawasih. Cerita yang berkembang pada abad ke-16 hingga 17 adalah burung cenderawasih langsung terbang dari surga. Setelah ditetaskan dari telur, burung-burung ini akan terbang ke matahari. Dan dari sana mereka akan mendapatkan bulu-bulu yang indah itu.

Lantaran tampak tidak memiliki kaki itulah, orang Eropa menganggap burung cenderawasih ini tidak berkaki. Burung cenderawasih dianggap tak pernah hinggap di bumi. "Orang-orang pada abad itu percaya bahwa seluruh hidup burung ini dihabiskan di udara," ucap Hari yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih ini.

Keyakinan itu ditambah dengan kondisi burung cenderawasih yang pernah dibawa ke Eropa dalam bentuk yang sudah diawetkan. Semua dalam kondisi kaki yang sudah terpotong.

"Ini juga yang membuat masyarakat Eropa pada waktu itu percaya kalau burung cenderawasih tidak memiliki kaki," kata Hari Suroto. "Mereka percaya burung cenderawasih selalu terbang, tidak pernah menyentuh tanah maupun bertengger di dahan pohon."

Berita terkait

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

1 jam lalu

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

Otsus Papua bukan merupakan penyelesaian atau resolusi konflik Papua.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

2 jam lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

6 jam lalu

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

Lettu Inf Muhammad Fardhana tunangan pedangdut Ayu Ting Ting, pimpin pemasangan aliran listrik Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

11 jam lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

2 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

3 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

4 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

4 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

5 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

5 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya