Wisata Survival Saat Trekking di Papua, Wisatawan Mancanegara Biasanya Bawa Chef

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 3 Januari 2021 19:45 WIB

Cendrawasih Unik yang Ditemukan di Tambrauw, Papua. Dok. Kementerian Pariwisata

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu aktivitas seru saat berwisata ke Papua adalah melakukan trekking. Kegiatan luar ruang yang dilakukan dengan berjalan kaki ini membutuhkan stamina prima dan persiapan matang.

Wisatawan yang datang ke Papua biasanya melakukan trekking untuk bird watching atau mengamati burung secara langsung. Dan burung yang kerap diincar untuk pengamatan adalah burung cenderawasih. "Aktivitas bird watching ini memberikan pengalaman tersendiri untuk wisatawan," kata Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua kepada Tempo, Minggu 3 Januari 2021.

Saat melakukan trekking untuk mengamati perilaku burung cenderawasih, menurut Hari Suroto, wisatawan harus masuk ke dalam hutan dan mencari tempat favorit burung 'surga' tersebut. "Biasanya burung cenderawasih akan menari dan berkicau di pohon kesayangannya pada pagi hari," ucapnya.

Sebab itu, peserta wisata bird watching harus menginap di hutan untuk menantikan momentum spesial tersebut. Ketika blusukan ke dalam hutan, Hari Suroto melanjutkan, wisatawan mancanegara biasanya mengajak serta juru masak atau koki yang memiliki spesialisasi memasak bahan-bahan alami dari hutan alias jungle chef.

Berada selama beberapa hari di hutan, rombongan trekking tak selalu dapat mengandalkan perbekalan yang mereka bawa saat berangkat. Jika belum juga menemukan burung cenderawasih yang bisa diamati dengan baik, maka durasi berada di hutan bisa lebih lama. Dan stok perbekalan kian menipis.

Saat itulah jungle chef beraksi. Rombongan trekking harus memanfaatkan potensi di dalam hutan, terutama tumbuh-tumbuhan yang bisa dikonsumsi. Beberapa jenis tanaman yang mudah ditemui di hutan Papua adalah sayur melinjo. "Di Papua dikenal dengan nama sayur genemo," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, ini.

Pohon genemo tumbuh di pinggir hingga dalam hutan dengan vegetasi lebat. Masyarakat Papua memanfaatkan daun muda genemo untuk sayur, sedangkan buahnya dibakar kemudian dimakan seperti kacang.

Jenis tanaman lain di hutan Papua yang dapat dikonsumsi adalah sayur lilin yang wujud tanamannya seperti tebu. Sayur lilin terlihat sepintas seperti kumpulan telur ikan. Ada pula keladi yang dapat dimanfaatkan bagian umbi, batang, dan daunnya sebagai bahan makanan. Tanaman keladi banyak terdapat di tepi sungai atau area yang terpapar sinar matahari.

Selain jenis tanaman tadi, wisatawan trekking juga bisa survival atau bertahan hidup dengan makan sayur pakis, rebung, jantung pisang, pepaya, gedi hutan, daun singkong liar, daun ubi jalar liar, labu liar, dan jamur sagu. Semua tanaman itu mudah dijumpai di pinggir hutan, bekas kebun, atau lahan semi hutan.

Buah-buahan yang dapat ditemui di hutan Papua meliputi matoa, kedondong, langsat, durian, nangka, mangga, jambu air, jambu biji, salak, pinang hutan. Ada pula rambutan, pisang, tebu, sukun, enau, kacang hutan, buah merah, dan kelapa hutan. Beragam tumbuhan ini berbuah tergantung musim.

Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di hutan dapat diperoleh dari serangga jenis tonggeret, belalang, kepompong ulat kedondong atau kepompong ulat daun pisang, serta ulat sagu. Bisa juga menangkap berbagai jenis ikan, kepiting, siput, dan udang di sungai.

Semua bahan makanan tersebut tentu saja organik dan segar. Proses pengolahannya juga tak perlu ribet. Buah-buahan dapat dikonsumsi langsung, sedangkan jenis tanaman bisa direbus atau dibakar, tergantung selera. Bumbunya, cukup dengan garam. Wisatawan mancanegara biasanya menyantap sayur-sayuran dalam bentuk mentah dan dikreasikan menjadi salad.

Berita terkait

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

1 jam lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

4 jam lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

20 jam lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

1 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

1 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

2 hari lalu

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

Pendidikan menjadi pintu masuk untuk mengenalkan Indonesia terutama kekayaan wisata budayanya ke wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

2 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

2 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

3 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya