Pengalaman Naik Pesawat saat Pandemi, Apa yang Berubah?
Reporter
Tempo.co
Editor
Mitra Tarigan
Jumat, 27 November 2020 10:00 WIB
Saya menghabiskan waktu menunggu keberangkatan di salah satu tempat makan di terminal itu. Sejam sebelum waktu terbang tiba, saya dan rombongan memutuskan menuju gate 23. Ketika hendak melewati Security Check Point 2, petugas laki-laki yang mengenakan masker, dan sarung tangan siap memeriksa tiket, kartu tanda penduduk, serta surat rapid tes yang sudah dicap oleh petugas kesehatan sebelumnya. "Silakan disiapkan surat rapid tesnya," kata petugas berteriak kepada para penumpang yang mulai mengular.
Selama perjalanan menuju salah satu gerbang paling ujung dari 28 pintu gerbang penerbangan domestik di terminal itu, saya melihat berbagai perbedaan kondisi Terminal 3 saat sebelum dan sesudah pandemi terjadi. Ketika ada wabah COVID-19, ada berbagai tanda di lantai bandara sebagai acuan tempat menunggu atau berdiri seseorang. Di tempat makan misalnya, kursi ditempatkan berjauhan antara satu dengan lainnya. Ketika Anda mengantre saat membayar makanan pun, terlihat tanda kaki tempat Anda sebaiknya berdiri.
Beberapa tanda silang pun terpajang di kursi-kursi ruang tunggu bandara untuk mengingatkan bahwa Anda tidak boleh berhimpitan. Cat kuning di eskalator datar maupun horizontal pun terlihat untuk mengimbau aturan serupa. Terlihat pula masih banyak toko makanan atau toko obat, hingga toko suvernir yang tutup karena sedikitnya penumpang yang bepergian lewat udara. Tidak hanya itu, ada pula beberapa toilet yang sengaja tidak beroperasi di Terminal 3. Para penumpang diminta untuk mendatangi toilet selanjutnya bila ingin ke belakang.
Setelah menunggu 15 menit, di ruang tunggu gerbang 23, petugas pun mempersilakan para penumpang memasuki pesawat. Kembali, tiket, KTP, dan berkas rapid test saya diperiksa oleh si pertugas bermasker serta bersarung tangan itu. Dari pantauan saya, para petugas bandara banyak sekali yang mengenakan masker dan sarung tangan. Beberapa bahkan menambah perlindungan dengan mengenakan face shield.
Ketika memasuki pesawat, para pramugari dan pramugara pun mengenakan alat perlindungan yang sama. Sambil mengatupkan kedua tangan di dada, seperti salam namaste, mereka menyapa para penumpang yang hendak menaiki si burung besi. Bedanya, ketika biasanya Anda hanya mendengar salam selamat datang mereka, kali ini ada tambahan anjuran agar setiap penumpang yang memasuki pesawat membasuh tangannya dengan hand sanitizer yang sudah disiapkan di pintu masuk pesawat. "Pak, tolong gunakan hand sanitizer," kata salah satu pramugari mengingatkan seorang pria yang melewati cairan pembersih tangan itu.
Tidak hanya pramugari yang mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan, dari pantauan Tempo, ada juga keluarga yang saling berkeras menyemprotkan hand sanitizer di tempat duduknya, guna memastikan agar bangku itu bersih dari virus, khususnya Covid-19. Padahal sebelum berangkat sudah diumumkan melalui pengeras suara bahwa interior pesawat sudah diberi disinfektan secara berkala di masa pandemi ini.