Cara Orang Bali Bikin Wisatawan Jepang Penasaran, Belanja, dan Nanti Berkunjung

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Senin, 5 Oktober 2020 16:22 WIB

Perajin menenun kain di Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Gianyar, Bali, 29 Juni 2020. Sebanyak total 12 perajin yang kebanyakan para pekerja pariwisata yang dirumahkan akibat dampak ekonomi pademi Covid-19 itu kembali membangkitkan tradisi menenun sejak meredup usaha tenun di daerah itu 25 tahun yang lalu. Foto: Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk Desa Pejeng Kangin, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, punya cara unik untuk menggaet wisatawan asing di masa pandemi Covid-19. Mereka mengajak warga Jepang untuk berkeliling desa secara virtual setiap akhir pekan atau di hari Sabtu dan Ahad.

Kepala Dusun Banjar Dinas Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Tampaksiring, Gianyar, Made Astawa mengatakan gagasan ini dimulai dengan penjajakan ke agen perjalanan wisata di Jepang. Untuk saat ini, menurut dia, baru satu perusahaan perjalanan wisata, yakni A2 Japanese Agent, yang digandeng untuk mewujudkan wisata virtual tersebut.

"Ada satu agen travel lagi yang masih dalam proses penjajakan," kata Made Astawa di Gianyar, Senin 5 Oktober 2020. Agen travel tersebut bertugas mencari peserta untuk mengikuti wisata virtual dengan durasi sekitar dua sampai tiga jam. Satu jam pertama wisatawan akan diajak berkeliling menikmati suasana desa, kemudian di jam berikutnya bisa spesifik menyaksikan proses pembuatan kuliner atau kekayaan budaya, seperti kerajinan tenun.

Dalam wisata virtual tersebut, Made Astawa menjelaskan ada pemandu wisata yang harus mampu berbahasa Jepang, mengajak wisatawan daring berkeliling desa. Pemandu wisata mesti pandai menggambarkan suasana di desa hingga memberitahu bagaimana cara wisatawan Jepang untuk sampai di desa itu.

Tumpukan kain endek di gerai Pertenunan Astiti, Klungkung, Bali (rita nariswari/tempo)

Advertising
Advertising

Dari situ, peserta wisata virtual yang berada nun jauh di Jepang dapat mengetahui kondisi alam dan kekayaan budaya masyarakat Bali meski belum bisa berkunjung langsung. Namun bagi peserta wisata virtual yang pernah datang ke Bali, mereka akan menceritakan kembali apa saja pengalaman menarik yang pernah dirasakan selama berada di Pulau Dewata.

Tak sekadar menjelaskan dan memamerkan keindahan alam, budaya, dan kerajinan masyarakat Tampaksiring, Made Astawa mengatakan, pemandu wisata juga membantu promosi dengan membuka kesempatan bagi peserta wisata virtual yang ingin memesan kerajinan asli Bali.

Made Astawa mengatakan pekan pertama tur wisata ini menunjukkan manfaat yang signifikan. Ada peserta wisata virtual dari Jepang yang menanyakan harga kain tenun buatan warga Desa Pejeng Kangin dan berminat membelinya. Bahkan ada yang menyatakan bakal datang ke Bali jika pandemi Covid-19 sudah tertangani dengan baik.

"Wisata virtual ini bermanfaat untuk mengenalkan desa kami ke dunia Internasional," kata Made Astawa. Meski dari sisi manfaat ekonomi masih terbilang jauh lebih sedikit ketimbang wisatawan yang datang langsung ke Bali.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

10 jam lalu

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

AIR 2024 mendukung kawasan Nusa Dua, khususnya Pulau Peninsula sebagai salah satu destinasi wisata olahraga menarik di Bali

Baca Selengkapnya

Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

10 jam lalu

Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

Kuliner khas Fukuoka yang diadaptasi sesuai lidah orang Indonesia, seperti apa rasanya?

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

16 jam lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

17 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

19 jam lalu

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

Menurut Abdul Hadi WM dalam ceramahnya Peringatan 30 Tahun Wafatnya Penyair Chairil Anwar mengatakan penamaan Angkatan 45 datang dari Chairil Anwar.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

23 jam lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

23 jam lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

23 jam lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

1 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya