Meskipun Terancam Denda Rp192 Juta, Warga Inggris Menolak Isolasi

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Senin, 21 September 2020 20:56 WIB

Seorang kru maskapai terlihat mengenakan masker wajah pelindung di Bandara Heathrow, ketika Inggris memberlakukan aturan karantina 14 hari untuk kedatangan internasional di tengah wabah virus corona (Covid-19), London, Inggris, 8 Juni 2020. [REUTERS / Toby Melville]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris memerintahkan warganya yang positif terinfeksi virus corona untuk mengisolasi diri. Mereka yang melanggar bisa dikenai denda hingga 10.000 pound atau US$13.000 (sekitar Rp192,4 juta). Namun warga Inggris menolak peraturan pemerintah tersebut.

Aturan tersebut berlaku mulai 28 September untuk siapa pun di Inggris, termasuk wisatawan yang dites positif terpapar virus corona. Bahkan, mereka yang ditelusuri melakukan kontak dengan yang terinfeksi, juga harus melakukan isolasi mandiri.

"Orang yang memilih untuk mengabaikan aturan akan menghadapi denda yang signifikan," kata Perdana Menteri Boris Johnson kepada Aljazeera.

Denda mulai dari 1.000 pound (US$1.300) untuk pelanggaran pertama. Lalu naik menjadi 10.000 pound untuk pelanggar yang berulang kali melanggar aturan. Denda maksimal itu juga dikenakan terhadap majikan, yang memecat karyawannya karena memilih mengisolasi diri ketimbang pergi ke tempat kerja.

Para pekerja berpenghasilan rendah, bila melakukan isolasi mandiri, akan menerima pembayaran tunjangan 500 pound (US$650) di atas tunjangan lain, seperti gaji dan perawatan saat sakit, yang menjadi hak mereka.

Advertising
Advertising

"Sementara kebanyakan orang melakukan yang terbaik untuk mematuhi aturan, saya tidak ingin melihat situasi di mana orang merasa tidak mampu secara finansial untuk mengisolasi diri," kata Johnson.

Inggris menerapkan isolasi mandiri selama 10 hari bagi mereka yang menunjukkan gejala atau terbukti positif Covid-19. Mereka yang tinggal dengan seseorang yang memiliki gejala atau hasil tes positif, harus mengisolasi diri selama 14 hari.

Gelombang Kedua
Dinukil dari News Agency, hampir 42.000 orang telah meninggal karena virus corona di Inggris -- yang merupakan jumlah kematian terburuk akibat pandemi di Eropa.

Setelah jeda musim panas, kasus meningkat dengan cepat lagi dan Johnson memperingatkan mengenai gelombang kedua, "Kami melihatnya di Prancis, di Spanyol, di seluruh Eropa - itu benar-benar, saya khawatir, tak terelakkan kami akan melihatnya di negara ini," katanya.

Aturan baru yang membatasi pertemuan sosial untuk enam orang dari rumah tangga yang berbeda mulai berlaku minggu ini. Sanksi bagi para pelanggar juga mulai diperkenalkan di seluruh negeri.

Sejumlah pengunjung berangkulan dan menyanyi di Leicester Square saat akhir pekan sebelum berlakunya pengetatan jarak sosial di London, Inggris, 12 September 2020. Pengetatan interaksi yang disebut rule of six tersebut diterapkan untuk menekan penularan virus corona Covid-19. REUTERS/Simon Dawson

Namun, Johnson telah menyatakan keengganannya untuk mengkarantina seluruh Inggris. Pasalnya, anggota parlemen dari kubu Konservatif yang mendukungnya, mengkritik pembatasan saat ini. Bahkan, pengunjuk rasa anti-vaksin dan anti-penguncian bentrok dengan polisi di Trafalgar Square. Polisi mengatakan 32 orang ditangkap.

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

11 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

12 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

13 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

2 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

3 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

4 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya