Pulau Arguni: Tebing Karst Prasejarah, Pasir Putih, dan Kambing

Kamis, 11 Juni 2020 11:06 WIB

Warga menyambut wisatawan mancanegara yang kapal pesiarnya membuang sauh, sebelum menuju Raja Ampat, Papua. Dok. Hari Suroto

TEMPO.CO, Jakarta - Teluk Berau, Papua, menyimpan potensi wisata bahari yang besar. Salah satunya di Arguni, pulau karang berbentuk unik di Teluk Berau, Fakfak, Papua Barat. Pulaunya berlekuk-lekuk dengan banyak tanjung dan teluk.

Pulaunya berpasir putih dan banyak anggrek liar tumbuh di pulau itu. Pesona bawah air sekitar Pulau Arguni juga tak kalah elok. Pecinta selam dan snorkeling, kerap menyambanginya sebagai alternatif destinasi selam yang mapan seperti Raja Ampat.

Secara sosiologis, Pulau Arguni juga menjadi pusat Pertuanan Arguni yang dipimpin oleh seorang raja bermarga Pauspaus. Rumah Raja Arguni ada di pulau ini. Ciri khas rumah Raja Arguni berdinding pelepah sagu. Perawakan Raja Arguni yang bule, membuat warga menyebutnya sebagai Raja Bule, karena secara turun temurun albino atau berkulit putih.
Wisatawan yang bertandang ke pulau itu, bisa menjumpai rumah-rumah warga yang berderet di samping jalan yang terbuat dari semen. Kumpulan rumah itu terus berderet ke atas bukit, mengikuti kontur topografi daratan.
Sehari-harinya, penduduk Arguni hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air bersih untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk MCK, mereka mengandalkan air sumur yang payau.
Di seberang Pulau Arguni terdapat Pulau Kambing. Tak seperti namanya, di pulau itu tak seekor kambing pun yang dijumpai. Namun, pulau itu memiliki pasir putih dengan nyiur di sepanjang garis pantai.
Kambing-kambing di Pulau Arguni, meskipun berukuran kecil, mereka lincah dan mampu berlompatan di dinding tebing. Dok. Hari Suroto
Justru, kambing-kambing malah banyak di Pulau Arguni. Wisatawan bakal terheran-heran bila pertama kali bertandang ke sana. Pasalnya, populasi kambing di pulau ini lebih banyak daripada jumlah penduduk. Saat ini penduduk Arguni sekitar 300 KK. Kambing-kambing di Pulau Arguni oleh pemiliknya dibiarkan bebas berkeliaran begitu saja.
Untuk menandai kepemilikan masing-masing kambing, biasanya pemilik memberikan identitas kalung warna-warni dari tutup botol minuman. Pada umumnya, kambing-kambing Arguni berukuran tubuh kecil dan kurus karena harus berebut makanan dengan yang lain. Harga kambing ini cukup fantastis, Rp6 juta hingga 8 juta untuk seekor kambing jantan siap potong.
Tapi kambing-kambing itu terbilang lincah. Mereka mampu memanjat dinding karang yang terjal. Bahkan sangat lincah meloncat dari tebing karang yang satu ke tebing karang yang lain. Tidak jarang, ada saja kambing yang lompat jendela masuk ke dalam dapur mencari nasi.
Selain memelihara kambing, warga juga melaut mencari ikan. Dengan hasil perikanan yang melimpah, selain dijual ke British Petroleum LNG Tangguh, nelayan Arguni mengolah ikan menjadi ikan asin dan abon ikan.
Dibandingkan dengan kampung-kampung lainnya di Teluk Berau, Arguni cukup beruntung karena memiliki akses sinyal telepon seluler. Sekitar bulan Juli setiap tahunnya, Arguni menjadi destinasi wajib bagi wisatawan mancanegara. Kapal pesiar mereka buang sauh di dekat pulau itu. Dari Bali, biasanya kapal pesiar mampir ke Pulau Arguni sebelum menuju Raja Ampat.
Pulau Arguni mulai dikenal di Eropa ketika pada tahun 1678, pelaut Johannes Keyts berlayar di Teluk Berau. Ia membuat sketsa gambar-gambar tebing prasejarah di Teluk Berau. Tebing-tebing karst memang menjadi daya tarik lain pulau itu.
Tebing-tebing sarat dengan peninggalan prasejarah itu pula, yang pada 1937-1938, membuat tim ekspedisi the Forschungsinstitut fur Kulturmorphologie of the University of Frankfurt melakukan eksplorasi di Pulau Arguni.
Hasil eksplorasi di Pulau Arguni ditulis oleh J. Roder dengan judul Ergebnisse einer Probegrabung in der Hohle Dudumunir auf Arguni, Mac Cluer-Golf (Holl. West Neuguinea), 1940, yang menyebutkan keberadaan situs gua penguburan, situs hunian prasejarah dan situs lukisan tebing prasejarah berwarna merah di Teluk Berau, Fakfak.
Rumah-rumah warga mengikuti kontur tanah, berderet hingga perbukitan. Dok. Hari Suroto
Masyarakat setempat mempercayai warna merah pada gambar tebing prasejarah berasal dari darah dan terabadikan di bagian tengah dinding batu karang. Simbol berwarna merah itu sudah ada ribuan tahun lalu.
Untuk cap tangan berwarna merah, kisah lisan menuturkan, telah ada ketika nenek moyang mereka tenggelam dan sempat memegang Pulau Arguni.

HARI SUROTO

Berita terkait

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

9 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

45 hari lalu

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.

Baca Selengkapnya

Dua Warga Gunungkidul Terserang Antraks, Ini Kata Pakar UGM

46 hari lalu

Dua Warga Gunungkidul Terserang Antraks, Ini Kata Pakar UGM

Dua orang warga Gunungkidul dirawat diduga karena terpapar antraks sementara 15 lainnya menjadi suspek.

Baca Selengkapnya

Tiga Pencuri Kambing Sisakan Jeroan di Bojongsari Depok Buron, Tinggalkan 1 Temannya yang Tertangkap

30 November 2023

Tiga Pencuri Kambing Sisakan Jeroan di Bojongsari Depok Buron, Tinggalkan 1 Temannya yang Tertangkap

Polsek Bojongsari Depok masih memburu tiga pencuri kambing yang hanya menyisakan jeroan di dalam kandang.

Baca Selengkapnya

4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

29 Agustus 2023

4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

Sapi adalah hewan ternak penyumbang emisi gas rumah kaca paling banyak. Selain itu ada domba, kambing, babi, dan unggas.

Baca Selengkapnya

Resep Becek Kambing Khas Kebumen, Kuliner Tradisional yang Lezat

6 Juli 2023

Resep Becek Kambing Khas Kebumen, Kuliner Tradisional yang Lezat

berikut cara memasak becek kambing yang dapat diaplikasikan di rumah.

Baca Selengkapnya

5 Kiat Menyimpan Daging dalam Kulkas

30 Juni 2023

5 Kiat Menyimpan Daging dalam Kulkas

Ada beberapa cara menyimpan daging dalam kulkas

Baca Selengkapnya

Hari Raya Idul Adha, Baznas: Tren Kurban Meningkat Setiap Tahun

30 Juni 2023

Hari Raya Idul Adha, Baznas: Tren Kurban Meningkat Setiap Tahun

Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas RI mengungkapkan tren kurban yang meningkat setiap tahun pada Hari Raya Idul Adha.

Baca Selengkapnya

Resep Sederhana Bumbu Sate Kambing

29 Juni 2023

Resep Sederhana Bumbu Sate Kambing

Sate kambing salah satu pilihan resep sederhana untuk hidangan Idul Adha

Baca Selengkapnya

Resep Nasi Bukhari Paha Ayam

29 Juni 2023

Resep Nasi Bukhari Paha Ayam

Hidangan nasi bukhari tak hanya berbahan kambing, bisa juga menggunakan paha ayam

Baca Selengkapnya