TEMPO.CO, Jakarta - Setelah dua bulan dinyatakan ditutup, karena penerapan karantina wilayah atau lockdown, Air Terjun Victoria dinyatakan dibuka kembali. Penutupan air terjun itu, menurut Lonely Planet, hanyalah sebuah langkah pencegahan.

Pasalnya, di Kota Livingstone, tepat di luar Taman Nasional Mosi-oa-Tunya -- lokasi Danau Victoria -- tak ditemukan kasus wabah vrus corona. Hal tersebut mendorong Presiden Zambia, Edgar Lungu membuka kembali situs warisan dunia UNESCO yang ikonik itu. Dan para pemandu wisata dan mereka yang hidup dari pariwisata bisa hidup kembali.

Air Terjun Danau Victoria sempat mengering pada 2019, sebagai imbas pemanasan glonal. Dalam sejarah, kekeringan itu adalah yang pertama. Namun debit air pada Air Terjun Danau Victoria kembali normal pada April. Dan menunjukkan puncak keindahannya pada Mei ini.

“Betapa ironi yang menyedihkan, bahwa salah satu dari Tujuh Keajaiban Alam Dunia sedang dalam kondisi terbaiknya saat ini, tetapi dunia sedang terkunci dan sangat sedikit, jika ada, yang bisa menyaksikan destinasi yang ikonik ini, dengan segala kemegahannya," kata Ross Kennedy dari Africa Albida Tourism kepada Finlay Greig dari iNews.

Akan tetapi, butuh waktu agar pariwisata bangkit kembali secara mengesankan. Pasalnya, menurut Associated Press (AP), South African Airways menangguhkan semua penerbangan internasional hingga Juni. Sementara Ethiopian Airlines tengah meningkatkan layanan secara signifikan.

Tantangan lainnya berupa tingkat Covid-19 meningkat di seluruh Afrika, banyak negara memperpanjang pembatasan perjalanan dan karantina. Hal tersebut memicu kekhawatiran bagi pengunjung dan ekspat, mengenai kepulangan mereka.

Air Terjun Victoria, Zimbabwe dan Livingstone (Zambia) berjarak kurang dari 18 kilometer (11 mil), dipisahkan terutama oleh air terjun itu sendiri dan Sungai Zambezi.