Begini Kiat Agrowisata di Victoria Melewati Masa Krisis Covid-19

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Senin, 6 April 2020 17:50 WIB

Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Ruth dan Robert Ellis, penutupan wilayah Australia akibat Covid-19 dan cuaca yang tidak dapat diprediksi, sangat memengaruhi bisnis agrowisata dan penjualan wine. Mereka memiliki pabrik pengolahan anggur mereka di dekat Hanging Rock, negara bagian Victoria, Australia.

Cuaca buruk dan wisatawan sepi merupakan perpaduan sempurna yang melumpuhkan pertanian anggur. Untungnya, penjualan online dan diversifikasi dengan beternak sapi speckle park varietas baru, telah membantu bisnis keluarga mereka, untuk melewati musim yang sulit.

"Saya pikir penjualan kami turun sekitar 80 persen pada tahun ini," kata Ellis. Ia merujuk pada hasil panen anggur yang buruk, namun di sisi lain harga sapi jenis speckle park sedang bagus. Memelihara sapi membuat kakak beradik itu tetap bisa membayar staf untuk tetap bekerja.

Sapi jenis speckle park yang dikembangbiakkan di Kanada cukup berhasil diternakkan di Victoria. Sapi jenis ini telah ada di Australia setidaknya 10 tahun -- jenis sapi itu dikembangkan dari tiga jenis sapi Inggris, yakni angus, white Park dan teeswater shorthorn.

Ellis memelihara sekitar 50 sapi dan menjual genetika, embrio, dan sperma mereka - bersama beberapa pejantan.

Advertising
Advertising

"Orang tua saya menyerahkan kendali kepada kami pada tahun 2011. Mereka memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda dan menjadi serius pada ternak," kata Ellis.

Wine Autralia salah satunya dihasilkan dari kebun-kebun anggur di pedesaan negara bagian Australia. Foto: @wineaustralia

"Pada saat itu speckle park sudah ada di Australia selama beberapa tahun, tetapi mereka menyukai penampilan mereka, betapa lembutnya mereka dan juga betapa penurut."

Sebagaimana dinukil dari ABC, peternakan keluarga Ellis menjadi salah satu destinasi agrowisata di Hanging Rock. Mereka memotong sapi-sapi mereka dan mengalengkannya, kemudian dijual di peternakan saat para wisatawan mengunjungi kebun anggur dan peternakan sapi mereka. Tapi kini wisatawan sedang sepi. Diversifikasi usaha berupa ternak sapi menyelamatkan kebun anggur mereka.

"Kami telah kehilangan banyak bisnis dengan menutup pintu ruang bawah tanah kami, yang populer sebagai tujuan agrowisata, tetapi sekarang bukan saatnya PHK staf, izinkan saya memberi tahu Anda," katanya.

Menurut Ellis meskipun dalam keadaan sulit, ia tak ingin mem-PHK para karyawannya, "Mereka telah bekerja 12 bulan untuk memastikan kami bisa menjual anggur. Mereka sudah bagian dari keluarga kami," ujar Ellis.

Sebagian besar telah berada di sini selama 10 hingga 15 tahun. Semua masalah telah didiskusikan dengan karyawan, "Kami terbuka dengan kondisi kami, dan manusiawi bernego dalam masa ulit untuk membayar mereka," imbuhnya.

Ellis beruntung berada di Hanging Rock, yang tak seperti negara bagian lainnya yang terkena kabut asap akibat kebakaran besar di Australia. Hanya saja kondisi cuaca yang kurang bersahabat, membuat panen anggur menurun.

Sebagaimana Ellis, Peter Leeke petani di Kimbarra Wines di Grampians, cuaca beku membuat panen anggurnya berantakan, "Ini adalah salah satu musim di mana Anda tidak dapat memprediksi hal-hal dan itu di luar kendali kami," kata Leeke.

"Tahun ini kebun anggur kami mungkin akan menghasilkan di bawah satu ton anggur - tahun lalu mencapai 40 ton," imbuhnya. Meskipun pukulan keras menimpa bisnis kebun anggurnya, penjualan wolnya ke China November lalu sudah cukup untuk keluarga Leeke melewati masa sulit.

Harga wol membantu Leeke melewati sepinya wisatawan akibat virus corona dan cuaca yang buruk, "Kami memelihara sekitar 2.500 ekor merino super-fine. Kami menjual wol tahun lalu, dan penjualannya sangat baik," katanya.

Para pegawai di perkebunan anggur keluarga Ellis. Foto: Ruth Ellis/ABC

Meskipun pasar wol sedang jatuh pada 2020, ia memprediksi harganua kembali normal pada Juli dan Agustus, "Jadi kami berharap akan kembali normal saat itu - ini adalah permainan wait and see," ujarnya.

Dia mengatakan diversifikasi telah memungkinkan dia melewati musim-musim yang sulit, "Ini membantu di tahun-tahun ketika satu bisnis turun dan mudah-mudahan yang lain naik."

Berita terkait

Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

2 hari lalu

Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

Anggur mengandung senyawa resvaratrol yang bisa cegah kerusakan sel liver dan meningkatkan antioksidan tubuh, intinya menjaga kesehatan liver.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya