Jangan Sebut Virus Corona di Negara Ini atau Kau Masuk Penjara

Reporter

Bram Setiawan

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 3 April 2020 22:22 WIB

Ilustrasi Virus Corona (123rf.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seluruh negara berjibaku untuk mencegah penyebaran virus corona, ada satu negara menutup diri akan wabah tersebut. Kalau sampai terdengar ada yang menyebut virus corona saja, maka orang itu bakal masuk penjara.

Negara itu adalah Turkmenistan. Negara yang berbatasan dengan Iran, Afghanistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan ini memiliki 5,8 juta penduduk. Pemimpinnya adalah Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov.

Mengutip ABC News, pemerintah Turkmenistan melarang siapapun menyebut virus corona baru atau COVID-19. Maka, kata itu tidak akan ditemukan di media massa atau buletin kesehatan di negara tersebut. Reporters Without Borders atau RSF melaporkan Turkmenistan adalah negara dengan peringkat kebebasan pers paling buruk di dunia, selain Korea Utara.

Meski menutup segala informasi tentang virus corona, pemerintah Turkmenistan dikabarkan sigap dalam mencegah penyebaran virus ini. Pemerintah Turkmenistan langsung menutup semua perbatasan negara pada awal Februari 2020.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, hingga 30 Maret 2020, hanya Turkmenistan yang belum memberikan laporan terkait kasus virus corona. "Otoritas Turkmenistan bertahan dengan sistem pemerintahan otoritarian dan menghapus semua informasi tentang virus corona," kata Kepala RSF untuk Eropa Timur dan Asia Tengah, Jeanne Cavelier.

Advertising
Advertising

Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov berbicara pada konferensi pers di Tbilisi, Georgia, 2 Juli 2015. [REUTERS / David Mdzinarishvili]

Anggaplah tiada kasus COVID-19 di Turkmenistan, namun media massa telah dikendalikan oleh pemerintah agar tidak menyebut kata virus corona. Tertutupnya informasi itu tak hanya membahayakan masyarakat, tapi juga memperkuat sikap otoriter Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov.

Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov adalah mantan dokter gigi yang hobi menunggang kuda. Dia menulis buku tentang teh dan obat alami. Saat wabah corona terjadi di mana-mana, Berdymukhamedov mempromosikan bukunya yang berisi khasiat teh serta tanaman herba.

Menurut laporan Global News, pemerintah Turkmenistan mengimbau masyarakat untuk membakar beberapa jenis tanaman herba, misalnya lada merah, untuk mencegah penyakit menular, seperti tertera dalam buku Berdymukhamedov.

ABC NEWS | GLOBAL NEWS

Berita terkait

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

19 jam lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

1 hari lalu

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.

Baca Selengkapnya

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

1 hari lalu

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

2 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

2 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

2 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

5 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

7 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

10 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

12 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya