Tak Lama Lagi, Wisatawan Terbang dengan Kecepatan Supersonik

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Sabtu, 7 Desember 2019 18:10 WIB

Purwarupa AS2 yang akan memasuki layanan pada 2024. Dok. Aerion

TEMPO.CO, Jakarta - Era baru penerbangan supersonik akan tiba kembali setelah pensiunnya jet komesial supersonik pertama, Concorde. Namun, untuk kembali terbang, jet penumpang supersonik harus menyelesaikan 3E: engineering, environment, dan economy.

Concorde, keajaiban aeronautika yang melakukan penerbangan terakhir 16 tahun yang lalu, hanya mampu menaklukkan masalah engineering saja. Sementara pesawat penumpang yang paling lambat saat ini, dapat mengangkut penumpang melintasi Atlantik, tetapi masih memiliki memiliki masalah dalam hal ekologis dan biaya operasi yang tinggi.

Di lain sisi, dunia penerbangan tengah dalam sorotan, saat Bumi menderita akibat polusi udara. Walhasil pesawat supersonik mendatang harus lebih ramah lingkungan, ekonomis bagi operasional perusahaan, dan harganya terjangkau oleh penumpang. Mondar-mandir wisatawan dunia menyumbang 5 persen polusi dunia, menurut data UNWTO pada 2008.

Aerion dan Boom Supersonic berusaha memecahkan masalah 3E. Dua perusahaan itu akan menerbangkan jet penumpang supersonik pada pertengahan 2020-an. Harapannya, jarak tempuh antara New York ke London dalam 3 jam 15 menit. Mereka akan mengatasi masalah ledakan supersonik, yang pada era Concorde sangat mengganggu kota yang dilintasinya.

"Concorde adalah alat mesin yang brilian, percobaan yang mulia, tetapi menempatkan terlalu banyak emisi di lingkungan, terlalu banyak kebisingan di komunitas kami, dan terlalu mahal untuk dioperasikan. Apa yang kami coba lakukan sangat berbeda," kata Tom Vice, ketua, presiden, dan CEO Aerion Corporation kepada CNN Travel.

Advertising
Advertising

JAL telah menginvetasikan US$10 juta untuk pengembangan Boom Overture, bekerja sama dengan Boom Supersonic. Dok. Boom Supersonic

Perusahaan ini mengembangkan jet supersonik AS2 dengan 8-12 penumpang di kantor pusat mereka di Reno, Nevada. Dibandingkan dengan penerbangan reguler, AS2, yang terbang dengan kecepatan Mach 1,4 (lebih dari 1.000 mph), berjanji memangkas 3 jam waktu tempuh dari New York ke Cape Town, dan lebih dari 4 jam waktu tempuh, dari bandara John F Kennedy (JFK) ke Singapura dan JFK ke Sydney.

Aerion telah memperoleh pesanan AS2 sebanyak 20 pesawat dari perusahaan leasing Flexjet. Penerbangan AS2 kemungkinan pada 2024 dan melayani pasar pada 2026. AS2 memiliki label harga US$ 120 juta per unit. Tetapi ambisi Aerion adalah agar pesawat dapat beroperasi dengan baik di langit: "Dunia tidak bisa menunggu hingga 2050 untuk menjadi menetralkan karbon. kami harus melakukan itu hari ini," kata Vice.

Ramah Lingkungan

Mitra dalam program AS2 Aerion termasuk GE dan Spirit AeroSystems, telah membuat mesin supersonik Affinity tahun lalu. Sementara untuk urusan kokpit, Honeywell merevolusi dek penerbangan. Perusahaan itu biasa menggarap jet militer supersonik, merancang prosesor, display, sensor, dan sistem kontrol penerbangan AS2.

"Kami harus merancang pesawat terbang yang sangat efisien dengan pembakaran bahan bakar serendah mungkin, jadi kami menghabiskan 10 tahun memikirkan aerodinamika canggih dan mesin hemat bahan bakar. Kami telah merancang secara khusus, untuk meminimalkan kebisingan dan emisi," kata Vice.

Salah satu hal yang tidak akan dimiliki - yang dimiliki Concorde - adalah afterburner, sebuah sistem di mana bahan bakar disemprotkan ke knalpot dan dibakar untuk meningkatkan daya dorong, saat lepas landas dan akselerasi.

AS2 memiliki layanan kabin mewah, namun yang terpenting tak berisik dan hemat bahan bakar. Dok. Aerion

"Kami mengesampingkan itu karena terlalu berisik dan terlalu banyak emisi di lingkungan," kata Vice. "Hal kedua yang kami pikirkan adalah sumber energi. Kami menginginkan pesawat terbang yang tidak bergantung pada bahan bakar fosil dan yang dapat beroperasi dengan bahan bakar sintetis 100% sejak hari pertama."

Perusahaan juga berkomitmen pada program reboisasi yang substansial, untuk memastikan penggantian karbon dari setiap pelanggan di setiap penerbangan.

Mengenai kebisingan, Vice mengatakan bahwa AS2 dirancang untuk memenuhi standar kebisingan pesawat tahap 5 -- peraturan pendaratan yang paling ketat dan kebisingan saat lepas landas. "Kami pikir kami telah memecahkan masalah itu," kata Vice. "Pesawat kami akan setenang seperti pesawat lain di sekitar bandara."

Tapi mungkin salah satu fitur AS2 yang paling inovatif adalah "penerbangan tanpa boom" yang memungkinkan pesawat untuk terbang secara supersonik dari landasan tanpa ledakan yang menghantam bumi. Sebaliknya, suara itu dibiaskan kembali ke atmosfer.

Aerion menciptakan "penerbangan tanpa boom" karena jenis alternatif penerbangan supersonik yang lebih tenang, yang disebut "low boom." Memang masih menghasilkan suara di bumi, mirip dengan gemuruh guntur di kejauhan.

Vice sangat ingin membuktikan bahwa teknologi baru dapat bekerja dan "begitu regulator melihat bahwa kami dapat melakukannya dengan andal, kami akan memiliki pesawat terbang pertama dalam sejarah yang dapat terbang supersonik di dekat bumi, dan tidak ada seorang pun di daratan yang akan mendengar ledakan itu."

Boom Overture menawarkan tiket harga kelas bisnis, untuk membayar kursi dengan kedatangan lebih cepat, bukan untuk membayar kursi kelas bisnis. Dok. Boom Supersonic

Sementara itu di Denver, Colorado, sebuah pesawat supersonik berkapasitas 55-75 tempat duduk bernama Overture, telah dipersiapkan di hangar Boom Supersonic. Pesawat yang dirancang untuk terbang pada kecepatan Mach 2,2 (1.451 mph), memiliki banderol harga US$ 200 juta, dan telah mengumpulkan pre-order senilai US$ 6 miliar untuk 10 Overture dari Virgin Group dan 20 unit dari Japan Airlines. Maskapai penerbangan nasional Jepang itu, juga menginvestasikan US$10 juta dalam Boom Supersonic pada tahun 2017.

"Overture bergerak melalui fase desain, di mana teknologi dan spesifikasinya sedang dikembangkan dan disempurnakan," ujar Blake Scholl, pendiri dan CEO Boom Supersonic kepada CNN Travel.

"Banyak komponen utama telah mengalami beberapa pengujian yang sukses, termasuk menguji mesin kami dengan bahan bakar alternatif berkelanjutan. Overture akan memulai pengujian penerbangan pada pertengahan tahun 2020-an. Kami telah melakukan uji coba mesin yang sukses menggunakan biofuel murni dan merancang pesawat kami untuk mengakomodasi bahan bakar alternatif ".

Sebelumnya pada tahun 2019, Boom Supersonic membentuk kemitraan dengan Prometheus Fuels, sebuah perusahaan yang menggunakan energi bersih, untuk membuat bahan bakar karbon netto dari karbon dioksida yang sudah ada di atmosfer.

AS2 akan menghilangkan kebisingan dan keborosan pada Concorde untuk layanan jet privat. Dok. Aerion

Mengenai kebisingan, Scholl mengatakan bahwa dampak Overture pada komunitas di sekitar bandara, akan serupa dengan pesawat paling tenang yang digantikannya. Selain itu, penerbangan Overture akan fokus pada lebih dari 500 rute lintas samudra yang mendapat manfaat dari kecepatan Mach-2,2, seperti rute New York ke London atau San Francisco ke Tokyo.

Rencananya adalah bahwa Overture akan terbang dengan kecepatan subsonik di atas permukaan bumi. Artinya, tidak ada ledakan sonik yang akan memengaruhi daerah berpenduduk, dan terbang secara supersonik hanya di atas lautan.

Boom Supersonic memperkirakan pada pertengahan 2020, permintaan pasar akan membutuhkan antara 1.000 hingga 2.000 pesawat Overture dalam 10 tahun pertama setelah memasuki layanan, mewakili pasar US$ 265 miliar.

Boom Supersonic telah bersiap untuk 1.000 pesanan Overture. Dok. Boom Supersonic

Bagaimana dengan pasar? Penumpang rela membayar lebih mahal meskipun hanya 30 menit lebih awal tiba di bandara, begitu kata Adam Twidell, CEO dan pendiri PrivateFly, sebuah perusahaan layanan pemesanan pesawat jet pribadi carteran.

Berita terkait

8 Destinasi Wisata Belanja Terbaik di Macau

1 hari lalu

8 Destinasi Wisata Belanja Terbaik di Macau

Macau juga dikenal dengan pusat belanja mewahnya, yang semakin menegaskan reputasi sebagai surga belanja terbaik di Asia Tenggara

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

2 hari lalu

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

Jelajahi keajaiban Sri Lanka dari Sigiriya, Anuradhapura, Kandy, Ella, Galle, Mirissa, Nuwara Eliya, Yala

Baca Selengkapnya

7 Dampak Buruk Overtourism Bagi Daerah Wisata

2 hari lalu

7 Dampak Buruk Overtourism Bagi Daerah Wisata

Di satu sisi, overtourism bisa meningkatkan ekonomi suatu daerah dan penduduk setempat, namun di sisi lain, dampak buruk berpotensi terjadi.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

2 hari lalu

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

Kebijakan bebas visa untuk menarik jumlah wisatawan ke Sri Lanka

Baca Selengkapnya

Hati-hati Pakai Masker Mata saat Tidur di Pesawat, Bisa Ganggu Kesehatan Mata

3 hari lalu

Hati-hati Pakai Masker Mata saat Tidur di Pesawat, Bisa Ganggu Kesehatan Mata

Ahli mengingatkan agar hati-hati pakai masker penutup mata saat tidur di pesawat, serta cara memilih masker mata dan tips tidur di pesawat

Baca Selengkapnya

Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

3 hari lalu

Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

Wisatawan memiliki waktu beberapa hari lagi untuk memotret Gunung Fuji di tempat yang populer setelah pembangunan penghalang ditunda

Baca Selengkapnya

Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

3 hari lalu

Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

Pantauan Tempo, sudah hampir satu minggu belakangan cuaca di Kota Batam tak menentu

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

6 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

7 hari lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

9 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya