Pariwisata NTB Belajar Hingga ke Negeri Cina
Reporter
Supriyantho Khafid (Kontributor)
Editor
Ludhy Cahyana
Jumat, 25 Oktober 2019 16:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Cina kini menjadi rujukan membangun kota modern. Itulah yang mendorong Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimanysah mendatangi Urban Planning Exhibiton Hall atau Balkon Perencanaan Kota Qianjiang New City, salah satu distrik di Kota Tua Hangzhou, Cina, pada Kamis 24 Oktober 2019.
Kunjungan dinas Zulkieflimansyah itu untuk melihat Qianjiang New City, yang bisa dijadikan rujukan konsep perencanaan pembangunan kota. Qianjiang New City memiliki konsep perencanaan, penataan dan pembangunan sebuah kota di pinggiran teluk. Kota itu dipenuhi gedung-gedung menjulang, namun tetap mempertahankan ruang terbuka hijau yang ideal dan kesejarahan kota -- dengan segala tradisi serta budayanya.
"Inilah contoh bagaimana pemerintah kota bekerja keras untuk berinovasi dan berkreasi secara maksimal," ujarnya. Hanya dalam kurun waktu 10 tahun saja, kota tua Hangzhou telah bertransformasi menjadi kota muda yang modern dan serba digital, "Namun tetap cantik, segar dan ramah lingkungan," katanya.
Zulkieflimansyah dalam kunjungan tersebut didampingi Ketua Dewan Kerajinan Daerah NTB Niken Saptarini Widyawat dan dua orang rektor masing-masing dari Universitas Mataram dan Universitas Islam Negeri Mataram. .
Kota itu memiliki pertunjukan kesenian Zuiyi Shi di atas Danau Barat Hangzhou yang spektakuler, menjadi daya tarik yang kuat bagi para turis. Sementara program penggunaan sepeda gratis dari Pemerintah Kota Hangzhou dan motor listrik sebagai moda transportasi kota, membuat Hangzhou lebih minim polusi asap kendaraan.
Jumlah pengunjung dari kalangan wisatawan maupun pebisnis ke Provinsi Zhejiang mencapai 700 juta per tahun, baik omestik maupun nternasional. Sedangkan jumlah kunjungan ke Kota Hangzhou sebanyak 140 juta per tahun. Tidak heran jika turis yang berkunjung ke Hangzhou mencapai 140 juta per tahun.
Menurutnya, Hangzhou dengan Qianjiang New City bisa ditiru, dengan kolaborasi mulai dari kampus dengan Dinas Tata Kota hingga komunitas masyarakat untuk mewujudkannya.
<!--more-->Zhejiang Kota Wisata dan Investasi
Setelah berada di Urban Planning Exhibiton Hall, Zulkieflimansyah menuju Kantor Pemprov Zhejiang dan bertemu Wakil Gubernur Zhu Congjiu. Dalam kesempatan itu, Zhu Congjiu menjelaskan bagaimana membangun kota secara masif tapi dengan tetap menjaga kelestarian dan keasrian lingkungan. ''Wajarlah kenapa Kota Hangzhou dijuluki surga yang terhampar di bumi," ujar Zulkieflimansyah.
Zulkieflimansyah mengutip pengawasan terhadap izin Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) dibuat sangat ketat dan detail, sehingga pembangunan besar-besaran di Hangzhou dan kota-kota lainnya di Provinsi Zhejiang tidak merusak lingkungan dan kesejarahan.
"Pembangunan di sini berparadigma tetap mempertahankan situs sejarah maupun cagar-cagar budaya di kota-kota seluruh Provinsi Zhejiang. Bahkan seni budaya menjadi salah satu obyek daya tarik pariwisata ke provinsi itu," terang Wakil Gubernur Zhejiang, Zhu Congjiu.
Dari pengamatan sepanjang perjalanan di Hangzhou, beragam ikon dan cagar budaya sejarah Tiongkok masih menghiasi setiap penjuru kota bersebelahan dengan bangunan-bangunan modern. Taman-taman kota yang hijau sejuk dan bersih juga bertebaran. Sedangkan salah satu upaya pelestarian seni budaya di kota tua ini adalah pertunjukan tari di Danau Barat Hangzhou.
Pertunjukan seni tari Zuiyi Shi Hangzhou di atas Danau Barat disebutnya sangat memukau dan spektakuler. Pertunjukan itu mampu memadukan seni tari tradisional dengan modernisasi teknologi panggung di permukaan air danau. Pertunjukan itu dilengkapi dengan teknik video dan pencahayaan canggih mengandalkan lanskap asli sekitar danau. Dan ini digelar setiap malam selama tiga musim di Tiongkok, kecuali musim dingin karena air danau membeku.
Pertunjukan kesenian Zuiyi Shi di atas Danau Barat Hangzhou yang spektakuler, menjadi daya tarik yang kuat bagi para turis. Sementara pembangunan masif infrastruktur berbagai bidang, mendorong Hangzhou jadi kota tujuan investasi lima besar di Tiongkok.
Turis dan pebisnis yang berkunjung ke Hangzhou mencapai 140 juta per tahun, sementara yang ke Provinsi Zhejiang hampir lima kali lipatnya, 700 juta orang. Itu untuk tujuan wisata dan bisnis, baik domestik maupun internasional," kata Zhu Congjiu.
Di kota Hangzhou, tempat kantor pusat raksasa e-commerce Alibaba milik Jack Ma ini, konsep dan desain tata kota terlihat begitu rapi, megah namun tetap bersih dan asri. Kota dengan populasi sekitar 10 juta penduduk ini, juga mewajibkan penggunaan sepeda angin maupun sepeda motor listrik untuk warganya. Sementara sepeda motor konvensional (berbahan bakar bensin) masih boleh dipakai di sejumlah wilayah pedesaan atau luar kota.
Selain regulasi alat transportasi ramah lingkungan, pengawasan uji emisi untuk kendaraan bermotor diberlakukan super tegas dan ketat, sehingga tidak ada cerita asap polusi yang tinggi di Provinsi berpenduduk sekitar 57 juta jiwa ini.
"Kami sediakan sepeda gratis di banyak titik kawasan kota, bisa dipakai selama satu jam dengan registrasi dan aplikasi. Begitu juga stasiun-stasiun pengisian ulang listrik untuk motor juga diperbanyak dan harga lebih murah, sehingga warga mau menggunakannya," ujar Zhu.
Menurutnya, lapangan kerja juga sudah tidak lagi menjadi persoalan ekonomi di provinsi dengan pendapatan kapital tertinggi ketiga di Tiongkok ini. "Pembangunan infrastruktur yang masif membuat masalah ketenagakerjaan terselesaikan di provinsi ini. Boleh dibilang susah mencari pengangguran di sini, kecuali orang yang benar-benar malas bekerja," kata Wagub Zhu Congjiu.
Fakta-fakta kemajuan Hangzhou dan Provinsi Zhejiang, menjadikan Zulkieflimansyah semakin yakin untuk menjalin kerja sama sister province antara NTB dengan Zhejiang.
NTB ingin meniru akselerasi pembangunan di Zhejiang, dengan membangun kerja sama sister province dan sister city ke depannya. Baik dari sisi pembangunan infrastruktur, tata kota atau permukiman, pertamanan hingga pendidikan. Termasuk dengan semangat mempertahankan kelestarian sejarah, seni budaya dan juga lingkungan. ''Yang penting ada niat dan kemauan, ditunjang dengan realisasi kinerja dan pembiayaan,'' kata Zulkieflimansyah.
SUPRIYANTHO KHAFID