Suasana Lawas Kota Tua Ini Bikin Ingin Kembali
Reporter
Bram Setiawan (Kontributor)
Editor
Ludhy Cahyana
Jumat, 11 Oktober 2019 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kota-kota tua yang didirikan Belanda telah mengalami revitalisasi, sehingga layak menjadi destinasi wisata. Saat tren berfoto dengan latar suasana klasik, kota-kota tua pun kian banyak peminatnya. Nah, agar semakin mencintai kota tua, pengetahuan sejarah mengenai kawasan atau bangunan itu juga perlu disimak.
Berikut lima destinasi wisata peninggalan lawas di Indonesia, mengutip Pegipegi.com yang masih sangat terawat.
Kota Tua, Jakarta
Kota Tua Jakarta termasuk kawasan wisata yang paling diminati warga ibu kota. Pengunjung bisa menyewa sepeda onthel mengelilingi seputaran area ini sambil berfoto dengan latar suasana klasik. Ada pula pilihan wisata kuliner kaki lima yang berada di sekitar Kota Tua. Wisatawan yang ingin menambah pengetahuan bisa mengunjungi Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Seni Rupa, dan Keramik.
Braga, Bandung
Kawasan ini berada tak jauh dari Gedung Merdeka, yang membuat Jalan Braga ramai dikunjungi pelancong. Pemandangan arsitektur di area ini mengesankan suasana klasik. Kawasan ini memiliki banyak pilihan kafe sebagai tempat untuk bersantai. De Majestic, bioskop pertama di Bandung juga berada di Jalan Braga.
Salatiga
Salatiga memiliki banyak bangunan kuno peninggalan Belanda. Deretan bangunan ini bisa ditemukan di sepanjang Jalan Diponegoro. Salah satu landmark-nya adalah Hotel Pension Van Blommestein. Tak cuma itu, di Jalan Brigjen Sudiarto, Salatiga, terdapat Pendapa Pakuwon yang sarat nilai sejarah. Di situlah ditandatangani Perjanjian Salatiga antara Pangeran Sambernyawa alias Raden Mas Said dan pemerintah kolonial Belanda pada 17 Maret 1757.
Kota Lama, Semarang
Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare, yang dijuluki pula sebagai Little Netherland. Ada sekitar 50 bangunan kuno bersejarah di area itu. Secara umum karakter arsitektur di kawasan ini mirip bangunan Eropa sekitar tahun 1700-an. Bangunan itu berciri ukuran pintu dan jendela yang besar, kemudian penggunaan kaca berwarna serta ruang bawah tanah.
Omah Lowo, Solo
Omah Lowo mengesankan tampilan bangunan yang tua dan kuno, berada di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Bangunan ini dibangun pada masa kolonial Belanda. Omah Lowo punya nilai historis yang cukup banyak, di antaranya sempat pula menjadi kantor haji dan kamar dagang.