Jangan Biarkan Oktober Berlalu, Kunjungi Festival yang Hits Ini
Reporter
Ludhy Cahyana
Editor
Ludhy Cahyana
Sabtu, 28 September 2019 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang Oktober, berbagai daerah menggelar beragam festival. Dengan kekayaan budaya yang melimpah dan keindahan alam yang memukau, festival budaya diharapkan mendatangkan wisatawan. Kementerian Pariwisata telah menetapkan 100 perhelatan yang bersifat tahunan. Untuk bulan Oktober, berikut adalah festival budaya yang dirangkum TEMPO, dengan memperhatikan akses, popularitas, akomodasi, dan keindahan alam.
Festival Likurai Timor, Nusa Tenggara Timur
Tarian Likurai merupakan tarian perang khas dari masyarakat Pulau Timor. Tarian ini lahir di Kabupaten Belu, yang menceritakan perjuangan masyarakat setempat mengusir penjajah. Festival tahunan ini, pada tahun ini digelar pada 1-6 Oktober.
Koreografinya dikemas modern dengan sentuhan drama. Tarian Likurai termasuk dalam tari kolosal, dengan melibatkan 1.500 penari Likurai. Tahun lalu, tari ini dipentaskan di padang rumput Fulan Fehan, yang dipadukan dengan drama musikal "Antama". Padang rumput Fulan Fehan berada di Lembah Kaki Gunung Lakaan, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Aceh International Diving Festival, Aceh
Untuk menegaskan Aceh sebagai destinasi selam kelas wahid, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menggelar event International Diving Festival and Championship 2019. Acara yang dihelat pada 6-7 Oktober itu, bakal dipusatkan di kawasan wisata Pantai Gapang, Sabang.
Aceh International Diving Festival and Championship 2019 memadukan wisata budaya dan alam. Perhelatan ini menampilkan tari-tarian tradisional, kuliner khas Aceh, dan hiburan menarik lainnya. Sementara itu, untuk wisata alam, dihelat perlombaan finswimming 6.000 meter untuk kategori putra dan putri.
Penyelenggara juga menghelat lomba bouyancy yang dibuka untuk segala umur. Event ini juga disemarakkan dengan lomba foto bawah laut. Setiap peserta diminta untuk mengirim karya foto underwater terbaiknya kepada panitia.
Festival Pesona Selat Lembeh, Sulawesi Utara
Selat Lembeh merupakan pusat wisata bahari Bitung, Sulawesi Utara. Di perairan selat itu, bakal digelar Festival Pesona Selat Lembeh pada 6-10 Oktober. Selat Lembeh terkenal dengan mud diving yang menyajikan pemandangan bawah laut yang luar biasa.
Perhelatan tahunan ini dimeriahkan perlombaan kapal hias, lari 10 km, penanaman koral, pentas seni budaya, dan atraksi jet ski. Pengunjung juga bisa menikmati kuliner berupa ikan tuna mentah yang dipotong tipis, lalu dicelup ke dalam bumbu kecap yang diberi daun serei.
Hidangan ini dimakan dengan pisang goroho rebus atau singkong goreng. Bitung juga dikenal dengan destinasi wisata bahari yang keren, semisal Ekowisata Pasir Panjang Pantai Kahona dan hutan mangrove Pintu Kota.
Festival Pesona Bahari Raja Ampat, Papua
Festival Pesona Bahari Raja Ampat dan Festival Seni Budaya Papua Barat, merupakan dua festival unggulan Papua Barat. Festival Seni Budaya Papua Barat digelar lebih dulu di Manokwari pada 7-11 Oktober 2019. Sedangkan Festival Pesona Bahari Raja Ampat pada 18-22 Oktober 2019 di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC).
Festival Seni Budaya Papua Barat dimeriahkan dengan lomba tari kreasi baru, lomba musik tradisional, lomba folksong, body painting, hingga lomba membuat kuliner khas Papua Barat. Sementara Festival Pesona Bahari Raja Ampat 2019 mengusung tema 'Exotic Raja Ampat, From Ridge to Reef'.
Festival ini akan menampilkan berbagai kegiatan, beberapa di antaranya mengenal lebih dekat flora dan fauna Raja Ampat, kegiatan olahraga air seperti snorkeling, diving, hingga island hopping ke Pulau Pianemo dan Kepulauan Fam.
Ubud Writers and Readers Festival, Bali
Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2019 bakal digelar pada 23-27 Oktober 2019. Lebih dari 180 pembicara dari 30 negara mengisi 170 acara dalam perhelatan festival sastra terbaik versi The Telegraph UK itu.
Program utama akan dimulai pada Kamis, 24 September, berupa diskusi mengenai 'The Price of Democracy' yang membongkar harga yang harus dibayar demi demokasi. Lalu 'Asia Pasific Futures on the Page, Stage, and Screen' mengenai masa depan sastra Asia Pasifik.
Diskusi dari Indonesia Emerging Writers 2019 juga kembali dihadirkan, antara lain 'Rise of the Tiger' yang membahas langkah Indonesia menjadi macan Asia lagi. Lalu 'Life After #MeToo', dan 'Precious Peatlands' yang mempelajari upaya konservasi, perlindungan, dan restorasi lahan gambut, serta bagaimana sastra berperan dalam menghubungkan manusia dengan alam.
Pengunjung UWRF juga bisa menikmati pameran seni 'Gundala: A 50 Year Journey' yang akan memamerkan karya seni Gundala dari Hasmi. Acara ini juga menampilkan pameran seni 'Maladjusment', yang menghadirkan karya seniman wanita Arahmaiani, I GAK Murniasih, dan Mary Lou Pavlovic. Novelis Seno Gumira Aji Darma juga melansir novel terbarunya dalam UWRF: Nagabumi.