Cokelat Monggo, Cerita Orang Belgia Kangen Cokelat di Yogyakarta

Selasa, 30 April 2019 06:39 WIB

Thierry Detournay: Pendiri dan pemilik Chocolate Monggo, Thierry Chocolate, Sabtu, 27 April 2019. Tempo/PITO AGUSTIN RUDIANA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketika melakukan wisata sejarah ke Kotagede, Yogyakarta, pelancong bisa mampir ke showroom sekaligus pabrik Cokelat Monggo. Letak pabrik cokelat ini berdekatan dengan sejumlah situs Mataram. Tepatnya di sebelah timur laut situs Watu Gilang dan sebelah selatan Makam Raja-raja Mataram.

Baca: Cara Diet Kantong Plastik ala Perusahaan Cokelat Asal Yogyakarta

Pemilik pabrik Cokelat Monggo, Thierry Detournay menceritakan awal mula dia membuat pabrik cokelat. Pada 2001 warga negera Belgia itu datang ke Indonesia dan bekerja sebagai dosen Bahasa Prancis di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Thierry Detournay membawa bekal wajib berupa cokelat. Sebagaimana orang Belgia lainnya, dia terbiasa makan cokelat setiap hari. Hari demi hari, stok cokelat dari Belgia yang dia bawa mulai menipis dan habis. Thierry Detournay akhirnya mencari cokelat di Yogyakarta hingga kota-kota di sekitarnya.

"Saya mencari cokelat ke mana-mana. Kalaupun di supermarket ada cokelat, tapi kondisinya sudah setengah meleleh dan rusak," kata Thierry Detournay saat ditemui di showroom-nya di Kotagede, Yogyakarta, Sabtu, 27 April 2019. Sayangnya, dia tidak menemukan cokelat dengan cita rasa seperti cokelat Belgia yang biasa dikonsumsi.

Advertising
Advertising

Ekspatriat kelahiran 2 Maret 1966 di Saint Agathe, Belgia, itu akhirnya memutuskan menyalurkan hobi masaknya. Thierry Detournay mulai mencari resep cokelat Belgia dan membuatnya sendiri. Bahan cokelat didapat dari sebuah pabrik cokelat di kawasan Yogyakarta biasa mengekspor cokelat.

Showroom: Suasana showroom Cokelat Monggo di Kampung Ndalem, Kotagede, Yogyakarta, Sabtu, 27 April 2019.Tempo/PITO AGUSTIN RUDIANA

Setelah uji coba di dapur, jadilah cokelat truffles sebagai produk pertama Thierry Detournay yang dibagikan kepada teman-temannya. "Mereka bilang cokelat buatan saya enak. Itu membuat saya bersemangat untuk menjualnya," ucap dia. "Tapi bagaimana cara berjualan? Aku kan tidak belajar bisnis?"

Aktivitas Thierry Detournay yang pernah mengurusi anak-anak jalanan memunculkan ide untuk berjualan cokelat di jalanan. Saat itu, dia sempat berjualan di Malioboro dan agenda Sunday Morning alias sunmor di kawasan UGM setiap akhir pekan.

Sejak pukul 05.00 samapi 07.00, Thierry Detournay menjaga lapak berupa Vespa berkelir pink yang diberi taplak. Semua produk cokelat buatannya dipajang di atasnya. Biar awet dan tak meleleh, dia juga membawa kotak es. "Saya lupa waktu itu harganya berapa. Yang penting semua orang coba dulu," kata Thierry Detournay mengenang.

Dari situ semangat belajar berbisnis menguat. Thierry Detournay ingin membuka toko, kemudian mendirikan pabrik cokelat ala Belgia. Terbayang impiannya menciptakan konsep cokelat berkualitas tinggi. Dan supaya laku dibuat konsep oleh-oleh Yogyakarta. Jadilah nama “monggo” sebagai merek.

Dalam bahasa Jawa, kata “monggo” berarti silakan. Umumnya masyarakat Jawa mengucapkan kata 'monggo' sembari mengacungkan jempol tangan kanan ke atas dengan punggung agak membungkuk yang merupakan gestur sopan santun. "Jadi saya pilih nama Cokelat Monggo karena itu Jawa banget. Apalagi aku tinggal di kampung. Monggo jadi kunci cokelat ini," kata Thierry Detournay.

Artikel lainnya:
Selain Makan Cokelat, Ini Cara Mikha Tambayong Meredakan Stres


Pada 2005, berdirilah showroom sekaligus pabrik kecil dengan nama Chocolate Monggo di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Marketing Communication Chocolate Monggo, Aji Prasida mengatakan saat ini ada tujuh showroom Cokelat Monggo. Selain di Kotagede, ada juga di Tirtodipuran Yogyakarta, Bangunjiwo Bantul, Hartono Mal Sleman, Terminal A dan B Bandara Adisutjipto Yogyakarta, serta di Darmawangsa Square Jakarta. Di Bangunjiwo juga didirikan Museum Cokelat dan pabrik baru.

Dalam sebulan, Cokelat Monggo bisa menghasilkan 300 potong cokelat dengan harga mulai Rp 21 ribu sampai Rp 280 ribu. Thierry Detournay masih fokus memasarkan Cokelat Monggo ke sejumlah kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar. Dia belum menyasar untuk ekspor. "Saya ingin bikin cokelat yang berkualitas untuk orang Indonesia. Kalau mau dijual ke luar negeri, itu beda tujuannya," katanya.

Berita terkait

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

5 jam lalu

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

6 jam lalu

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

Bus study tour yang tertimpa tiang listrik itu diganti dengan unit baru yang unitnya didatangkan dari Jember Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

2 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

2 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

2 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

3 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

4 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

4 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya