Sejarah Masjid Tokyo, Tempat Syahrini dan Reino Barack Menikah

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Rabu, 27 Februari 2019 16:48 WIB

Masjid Turki di Jantung Tokyo

TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Tokyo Camii di Tokyo Jepang, kini seolah menjadi pusat perhatian sejak diberitakan bahwa penyanyi Indonesia Syahrini dan pengusaha Reino Barack menikah Rabu pagi waktu setempat. Bagaimana sejarah masjid megah itu?

Baca juga: Tetirah di Masjid Tokyo, Tempat Reino Barack dan Syahrini Menikah

Wartawan TEMPO beberapa waktu lalu pernah meliput masjid ini, berikut ini tulisannya seperti pernah dimuat di KORAN TEMPO edisi 12 Juli 2015.

Dari jarak ratusan meter, sebuah menara lancip bercorak krem terlihat menggapai langit. Kubahnya tampak samar-samar karena terhalang pepohonan di sepanjang Jalan Oyama-cho, Shibuya-ku, yang rapi dan asri. Itulah menara Tokyo Camii, masjid megah dengan arsitekturnya yang wah.

Terletak di tengah kompleks perumahan yang tenang di Yoyogi Uehara, masjid ini tak jauh dari kawasan belanja sekaligus pusat hiburan Shinjuku dan Harajuku. Di dua tempat ini, warga Jepang dan juga pelancong menghabiskan uangnya untuk shopping dan bersenang-senang dari siang sampai malam.
Menara Masjid Jami Tokyo, di kawasan Yoyogi-Shibuya, Jepang. TEMPO/Elik Susanto
Saya berkesempatan datang ke Tokyo Camii, di jantung Ibu Kota Jepang itu, sepekan sebelum awal puasa Ramadan pada Juni 2015. Tidak sampai setengah jam dari Hotel New Otani di bilangan Kioi-cho, Chiyoda-ku, tempat saya menginap bersama sejumlah wartawan dari Jakarta, mobil carteran tiba di masjid yang halamannya terpasang bendera Jepang dan Turki itu.

Dilihat dari bentuk menara, model kubah, serta lekukan dinding masjid, saya langsung bisa menebak bangunan ini bukan khas arsitektur Jepang, yang serba kotak. Sebelum mengitari seluruh sudut masjid di lantai dua yang bisa menampung sekitar 1.200 orang, saya tunaikan dulu salat sunah dua rakaat. Tempat wudu di lantai dasar kira-kira lima meter dari pintu utama. Terdapat sembilan keran air, semuanya dilengkapi dengan tempat duduk dari bahan porselen.

Ruang utama masjid berada di lantai dua, ditempuh melalui tangga berpayung mirip gazebo. Ritual salat sunah masuk masjid juga dilakukan muslim lain. Seperti Mohsin Ali Khan, penyanyi India yang bertandang ke Jepang khusus untuk konser musik musim panas di Asakusa, Tokyo. Seusai salat, tak henti-hentinya ia memuji ornamen masjid yang penuh dengan kaligrafi Arab. "Indah sekali dan unik," ujar vokalis grup musik klasik asal New Delhi itu.

Berikutnya, Tokyo Camii paling terkenal dan megah di Jepang
<!--more-->

Camii berasal dari bahasa Turki, yang dalam bahasa Arab dilafalkan jami (utama). Tokyo Camii berarti masjid utama dan memang terbesar di Jepang untuk saat ini. Arsitekturnya menyerupai Masjid Biru di Istanbul, yang memiliki banyak menara tinggi dan kubah. Disebut Masjid Biru karena hampir semua interiornya berwarna biru. Sedangkan nama aslinya Masjid Sultan Ahmed, dibangun pada 1609.

Baca juga: Intip Kemegahan Masjid Tokyo Camii, Tempat Reino Barack Menikah

Meski di Jepang sudah banyak masjid yang dibangun seperti di Yokohama, Kobe, Osaka, Kyoto, dan Hokkaido, Tokyo Camii terbilang paling terkenal dan megah. Terasnya dihiasi relung-relung dari marmer khas Turki dengan pilar-pilar berdiameter sekitar 30 sentimeter. Pilar menyangga langit-langit setinggi lebih dari lima meter itu menambah suasana teduh ketika saya duduk di area teras.

Selain untuk ibadah salat lima waktu, masjid ini berfungsi untuk museum sekaligus kantor Pusat Kebudayaan Turki. Dibuka untuk umum, mulai subuh hingga selesai salat isya. Khusus untuk pengunjung museum, layanan dibuka mulai pukul 10.00 sampai 05.30. Mereka yang bukan muslim bebas masuk masjid. Bagi perempuan diminta memakai kerudung yang disediakan pengurus masjid dan tentu saja melepas sepatu atau sandal.

Joni Firdaus, pemandu saya, berkisah bahwa masjid ini adalah bagian dari obyek wisata budaya di Jepang. Turis lokal umumnya penasaran terhadap Islam. Mereka memperhatikan orang salat dari belakang sambil duduk bersimpuh. Kerap pula ikut makan bersama jemaah seusai salat Jumat yang memang disediakan pengurus masjid.

"Bahkan, saat berbuka puasa, banyak yang ikut makan meskipun mereka tidak berpuasa. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun," kata Joni dari biro perjalanan HR Travel itu. Tarawih di sini tak ada ceramah seperti di masjid-masjid di Indonesia. Bilangan rakaatnya 20 ditambah 3 salat witir dengan formasi empat rakaat satu kali tahiyat.
Masjid Tokyo Camii. wikipedia.org
Di masjid ini disediakan juga ruang untuk penyambutan tamu, baik rombongan maupun perorangan. Tamu diterima di sebuah ruangan di lantai dasar bagian kiri masjid. Ruangan ini dilengkapi dengan meja dan kursi yang disusun seperti restoran. Berbagai suvenir dan buku kecil tentang Islam tersedia di ruang yang sama. Fasilitas ini juga berfungsi untuk pengajian dan acara ijab kabul pernikahan antarwarga muslim.

Awal berdirinya masjid di Jepang terlacak dari upaya pemerintah Jepang menuju negara modern menyaingi Jerman, Inggris, dan Prancis. Pada 1868, Jepang melakukan perubahan kebijakan yang dikenal dengan Restorasi Meiji. Isinya, kekuasaan Kaisar menggantikan sistem feodalisme, yang dianggap membelenggu kemajuan Jepang kala itu.

Kebijakan ini menggariskan Jepang menjadi negara terbuka di bidang ekonomi, diplomasi, dan budaya. Literatur mengenai Islam dari Cina, Eropa, Asia Tengah, dan Timur Tengah mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Penelitian tentang Islam, yang sempat dipersepsikan sebagai agama orang Arab itu, gencar dilakukan pemerintah Jepang.

Pada akhir abad ke-19, di Asia, sejarah mencatat hanya Jepang dan Kekaisaran Ottoman yang merdeka. Dua negara ini nyaris tak terjamah oleh pengaruh kolonialisme negara-negara Eropa. Untuk bertahan dari tekanan negara-negara penjajah, Ottoman merangkul Jepang dengan cara saling bertukar kunjungan.

Sultan Abdul Hamid II untuk pertama kalinya mengirim sekitar 600 delegasi yang dipimpin Laksamana Ustman Pasha. Pada 1890 mereka bertemu dengan Kaisar Jepang dan menjalin kesepahaman. Petaka terjadi ketika rombongan muhibah ini kembali ke Turki. Kapal Ertogrul yang mereka tumpangi dihantam badai. Lebih dari 550 penumpang, termasuk adik Sultan Abdul Hamid II, tak terselamatkan di perairan Jepang.

Misi persahabatan itu tidak lantas berhenti oleh peristiwa Ertogrul. Pada tahun yang sama, seorang wartawan Jepang bernama Shotaro Noda berkesempatan datang ke Istanbul. Ia diterima Sultan Abdul Hamid II, yang kemudian minta supaya Noda tinggal lama di Istanbul. Noda mendapat kehormatan mengajarkan tentang bahasa dan budaya Jepang untuk pegawai pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah yang berjaya sejak abad ke-16 itu.

Selama di Istanbul, Noda bertemu Abdullah Guillaume, seorang muslim dari Liverpool, Inggris. Guillaume-lah yang belakangan diketahui memperkenalkan Islam kepada Noda. "Dari muslim Inggris itu Noda mengetahui Islam. Dia tercatat sebagai orang Jepang pertama yang mualaf," kata Salih Mahdi S. Al Samarrai, pimpinan di Islamic Center Jepang.

Ada yang menyebutkan, Islam mulai masuk ke Jepang ditandai oleh gelombang pengungsi bangsa Tatar. Tepatnya setelah Revolusi Rusia pada 1917, mereka tiba secara bergelombang melalui Siberia dan Cina. Sembilan tahun kemudian, tepatnya 1928, secara resmi pemerintah Jepang membolehkan muslim Tatar menetap.

"Sejarah Jepang masa lalu nyaris tidak ada kontak langsung dengan dunia Islam. Baru pada awal abad ke-20 komunitas muslim dari Asia Tengah berdatangan," kata Nurullah Ayaz, imam masjid di Tokyo Camii. Dari sinilah kemudian imigran muslim dari Asia Tengah, termasuk Turki, membentuk komunitas, mendirikan sekolah, dan membangun masjid pada 1938.

Berikutnya, kenapa orang Jepang menyebut Masjid Tokyo Camii ini sebagai Masjid Turki?
<!--more-->

Orang-orang Jepang menyebut Tokyo Camii dengan masjid Turki. Konon, selain air dan pasir, seluruh material bangunan, seperti baja, beton, kaca, dan perabotan masjid, didatangkan dengan kapal dari Turki. Seratusan arsitek dan seniman diboyong ke Tokyo untuk terlibat dalam pendirian masjid, yang kemudian direnovasi pada 1986 itu. Presiden RI Sukarno tercatat pernah mengunjungi masjid ini pada era 1960-an.

Baca juga:
Menjadi Pilihan Tempat Pernikahan, Apa yang Menarik di Jepang?

Kaligrafi menjadi ornamen paling menonjol di dalam ataupun di luar masjid. Seperti kaligrafi Arab tentang 99 nama untuk Allah. Bertebaran di dinding dan bagian dalam kubah, nama-nama itu dibuat sangat indah. Goresan tulisan meliuk-liuk mengikuti tebal-tipisnya huruf. Seperti kata Al-Muhyi (Pemberi Kehidupan), Al-Khaliq (Sang Pencipta), dan Ar-Rahman Ar-Rahim (Pemberi Rahmat serta Penyayang).

Kaligrafi nama Rasulullah Muhammad juga menempel di sekitar mimbar yang berdekatan dengan imam salat. Meski agak lama, mata terasa tak cepat bosan ketika memandangi hiasan masjid yang warna dan lekuk tulisannya tampak geometris itu. Lampu hias dari kristal menggantung di titik cembung kubah sungguh menawan karena dipadu dengan tiang penyangga gedung yang serba oval dan bulat.

Karpet beledu warna hijau tua membuat suasana adem dan nyaman di dalam masjid yang cat dindingnya putih tersebut. Di bagian dinding yang lain terdapat pahatan lempengan bertuliskan ayat-ayat suci menyatu dengan lemari kecil untuk menyimpan buku. Di antara daya tarik inilah yang membuat pelancong betah memandangi dan mengambil gambar interior masjid.

Di bagian luar, kaligrafi ayat Al-Quran (Surat Al-Baqarah 255) warna emas berukuran 1,5 x 2,5 meter diukir di antara dua jendela kaca berteralis. Di bawahnya, pintu lebar dari kayu model kupu-kupu juga dipenuhi kaligrafi. Tulisan Arab dalam pintu ini seperti abadi. Walau kayunya mulai kusam akibat kepanasan dan kehujanan, tulisannya tetap memancarkan warna keemasan.

Pada pagi dan sore hari, sinar matahari turut mendekorasi kaca-kaca patri hingga menimbulkan streaming. Hampir seluruh interior masjid terbungkus cahaya atmosfer yang dipantulkan oleh warna-warni kaca patri. Selama masih ada surya, kaca patri ini bagaikan lampu yang selalu menyala sepanjang hari.

Baca juga: Menikah dengan Syahrini? Intip 4 Restoran Reino Barack

Masjid-masjid di Jepang akan terus bermunculan seiring dengan bertambahnya muslim di sana. Warga Indonesia tercatat menempati urutan pertama populasi muslim di Jepang. Mereka akan mendirikan masjid di kawasan Meguro-ku. Maidiward, panitia pembangunan masjid ini, mengabarkan dalam acara silaturahmi Lebaran nanti akan dilangsungkan peletakan batu pertama masjid Indonesia Tokyo oleh Duta Besar RI (saat itu) Yusron Ihza Mahendra. "Biayanya sekitar Rp 10 miliar dari sumbangan warga Indonesia," katanya. Sudah 16 tahun Masjid Meguro ini direncanakan, baru sekarang direalisasikan.

ELIK SUSANTO (TOKYO-JEPANG) | KORANTEMPO

Berita terkait

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

8 jam lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

2 hari lalu

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

3 hari lalu

8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

Di antara lebih dari 2.400 shotengai atau shopping street di Tokyo, berikut ini yang terbaik untuk wisata belanja

Baca Selengkapnya

Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

3 hari lalu

Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

Sebelum merencanakan perjalanan wisata belanja ke Tokyo, ada beberapa hal yang perlu diketahui termasuk barang-barang terbaik yang harus dibeli

Baca Selengkapnya

Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

5 hari lalu

Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

7 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

10 hari lalu

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

Ivan Gunawan akan ke Uganda untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Bagaimana rute dari Indonesia ke Uganda?

Baca Selengkapnya

Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

11 hari lalu

Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.

Baca Selengkapnya

Sekilas Tentang Lebaran Basuki Hadimuljono, Salat Ied di Masjid PUPR hingga Berziarah ke Para Senior

17 hari lalu

Sekilas Tentang Lebaran Basuki Hadimuljono, Salat Ied di Masjid PUPR hingga Berziarah ke Para Senior

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono merayakan Idul Fitri di Jakarta. Ia menunaikan salat Ied di Masjid As-Salam Kementerian PUPR.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

18 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya