3 Hal Istimewa yang Dijumpai di Kampung Raja Prailiu Sumba Timur

Reporter

Tempo.co

Jumat, 14 September 2018 10:33 WIB

Seorang pengrajin tenun ikat Sumba Timur menjemur hasil tenunnya di Kampung Adat Raja Prailiu di Waingapu, Sumba Timur NTT, 4 Juli 2017. Harga kain Tenun ikat Sumba Timur tergantung pada proses dan kesulitan pembuatannya. ANTARA/Kornelis Kaha

TEMPO.CO, Jakarta - Hamish Daud belum lama ini mengunduh foto saat mampir ke Prailiu di Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur di akun Instagramnya. Yang cukup mengejutkan adalah ungkapannya.

Suami penyanyi Raisa tersebut menuliskan: Mampir ke Kampung Raja Prailiu. Ini dulu tempat tinggal Ayahku yang pertama pada tahun '73 bersama dengan alm Umbu Ndjaka. Senang bisa sempetin teman-teman lama walaupun sambil kerja.

Rupanya Kampung Adat Prailiu di Sumba Barat sudah lekat dengannya dari kecil. Dan kampung ini merupakan salah satu yang wajib dikunjungi saat berwisata ke Waingapu. Tergolong tidak jauh dari pusat kota.

Hamish Daud saat mampir ke kampung Raja Prailiu di Kambera, Sumba Timur. (Instagram hamishdw)

Prailiu merupakan salah satu kerajaan yang ada di Pulau Sumba dan masih eksis. Hanya setelah Umbu Djaka yang merupakan raja terakhir wafat pada 2008, belum ada pengangkatan raja baru. Jejak-jejak kerajaan ini yang menarik untuk disimak wisatawan. Setidaknya ada 3 hal yang menarik di kampung ini.

Advertising
Advertising

1. Rumah Adat
Di kampung ini, huniannya masih berupa rumah adat dengan atap berbentuk limas dari material alami. Dikenal sebagai uma mbatang atau uma hori. Bila mampir ke rumah adat milik Raja Prailiu, sejumlah benda lawas masih disimpan dan menarik disimak.

2. Kubur Batu Mega
Raja Tamu Umbu Djaka meninggal pada 2008 tapi baru dikuburkan setahun kemudian karena pemakamannya memerlukan dana besar. Makamnya berupa kubur batu dengan berat 40 ton.

Kurban berupa babi, hewan dan sebagainya bahkan juga 100 lembar kain tentu sumbangan warga juga ikut dimasukkan dalam kubur batu. Kubur batu Raja Prailiu pun berhias rusa, kuda, buaya dan penyu. Lebih megah dibandingkan kubur batu lainnya.

3. Kain tenun
Dulu, masyarakat Prailiu penganut Marapu, kepercayaan dan memuja roh leluhur. Banyak benda yang dikeramatkan oleh masyarakat Marapu sebagai media penghubung dengan leluhur. Meski sudah menganut agama lain, adat istiadat tetap tidak ditinggalkan, terutama pembuatan tenun ikat ini.

Dalam tradisi Marapu, selembar kain tenun ikat berguna dalam prosesi perkawinan sebagai mahar dan juga kematian. Kain-kain ini juga dikenakan saat upacara spiritual. Benang menggunakan warna alami, seperti warna biru dari daun nila, dan merah dari esktrak akar mengkudu.

Kain tenun Praiilu kebanyakan menggunakan benang merah, hitam, kuning dan biru. Tentunya, kreasi ini bisa menjadi buah tangan khas Prailiu, Sumba Timur.

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

22 jam lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

1 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

1 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Tulis Surat untuk Putrinya, Raisa Minta Maaf: Mama akan Terus Belajar

12 Februari 2024

Tulis Surat untuk Putrinya, Raisa Minta Maaf: Mama akan Terus Belajar

Raisa mengunggah potongan surat yang ditulisnya sendiri untuk putrinya, Zalina yang berulang tahun ke-5.

Baca Selengkapnya

Pinjamkan Lahan untuk Shrimp Estate, Pemda Sumba Timur Minta Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal

9 Februari 2024

Pinjamkan Lahan untuk Shrimp Estate, Pemda Sumba Timur Minta Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal

Sumba Timur meminjamkan lahan untuk shrimp estate oleh KKP. Pemda meminta ada prioritas pemakaian tenaga kerja lokal.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ruteng Pu'u, Kampung Adat di Flores yang Dikunjungi Capres Ganjar Pranowo

30 Januari 2024

Mengenal Ruteng Pu'u, Kampung Adat di Flores yang Dikunjungi Capres Ganjar Pranowo

Selain kekayaan alamnya, Kampung Adat Ruteng Pu'u juga terkenal akan sejarah dan kekayaan budayanya.

Baca Selengkapnya

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Icip-icip Beras Singkong Alias Rasi di Kampung Adat Cirendeu Dekat Bandung

25 November 2023

Icip-icip Beras Singkong Alias Rasi di Kampung Adat Cirendeu Dekat Bandung

Masyarakat Kampung Adat Cirendeu mempertahankan beras singkong yang disingkat rasi sebagai makanan pokok sejak 1924

Baca Selengkapnya

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

10 November 2023

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI menyampaikan pengalaman mereka dalam membangkitkan eksistensi tenun khas Kesultanan Tidore yang sudah punah.

Baca Selengkapnya