Yogyakarta Bertekad Tingkatkan Pewarna Alam untuk Produksi Batik

Reporter

Antara

Kamis, 5 Juli 2018 19:35 WIB

Berbicaara mengenai batik, Yogyakarta memiliki sejarah tersendiri, setelah ditetapkan sebagai kota batik dunia oleh Word Craft Countil (WCC) pada tahun 2014 silam.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kota Yogyakarta bertekad mengintensifkan penggunaan pewarna alam untuk menghasilkan batik yang ramah lingkungan. Hal itu juga dimaksudkan untuk mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.

Konsultan Batik Pewarna Alam Hendri Suprapto mengatakan tahun ini adalah tahun terakhir penilaian dari World Craft Council (WCC) terkait predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. “Predikat itu jangan sampai lepas,” kata dia di sela pelatihan batik tulis di Embung Langensari Yogyakarta, Kamis, 5/7.

Hendri mewanti-wanti penggunaan pewarna alam untuk menghasilkan batik yang ramah lingkungan menjadi salah satu indikator penilaian dari WCC. Lagipula, penggunaan pewarna kimia untuk batik akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Bahkan bisa mempengaruhi kesehatan manusia. “Banyak bahan yang ada di sekitar masyarakat yang bisa digunakan sebagai sumber pewarna alam untuk menghasilkan batik berkualitas.”

Sejumlah tanaman yang bisa diolah untuk menghasilkan pewarna alam di antaranya, pohon mangga untuk warna kuning, pohon indigofera untuk warna biru, pohon jambu biji untuk warna coklat, jambe untuk warna merah. Sedangkan untuk menghasilkan warna lain, tinggal mengombinasikan warna-warna dasar yang sudah ada itu.

Pelatihan batik tulis di Embung Langensari terselenggara berkat kerja sama antara Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta. Seluruh peserta pelatihan adalah warga di sekitar embung.

UKDW dan Bappeda Kota Yogyakarta sudah melakukan penelitian untuk mengembangkan embung tersebut sebagai eco culture tourism atau wisata budaya berwawasan lingkungan.

Ketua Peneliti UKDW Kristian Oentoro mengatakan dengan pelatihan selama tiga hari itu warga bisa mengembangkan kemampuan untuk menghasilkan batik ramah lingkungan. Embung Langensari juga bisa dijadikan sebagai tempat pembelajaran atau workshop batik tulis pewarna alam.

“Harapannya, keberadaan embung bisa memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya