Ini 5 Risiko Pendaki yang Nekat Merambah Puncak Terlarang Merapi

Jumat, 15 Desember 2017 13:45 WIB

Puncak Gunung Merapi dari area Pasar Bubrah, Boyolali, Jawa Tengah, 21 September 2017. Bagi para pendaki yang ingin mendaki ke gunung dengan ketinggian 2.968 mdpl ini disarankan mendaki dari Pos SAR Barameru di Selo, Boyolali, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Boyolali -Meski termasuk gunung yang populer sebagai destinasi wisata saat libur akhir tahun, ada larangan yang perlu diperhatikan para pendaki di Gunung Merapi. Setelah terjadi erupsi pada 2010, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) melarang pendaki merambah ke puncak Merapi.

“Sebab, di puncak masih banyak material vulkanik yang mudah longsor karena struktur tanah yang labil,” kata Kepala Resor Selo BTNGM, Suwiknya, Jumat, 15 Desember 2017. Larangan mendaki sampai ke puncak Merapi semakin diperketat setelah insiden jatuhnya Erri Yunanto, pendaki asal DIY, ke dalam kawah pada Mei 2015.

Baca juga: Ingin Mendaki? Kenali Karakter 10 Gunung di Pulau Jawa Ini

Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Semarang, Agung Hari Prabowo, mengimbau pendaki yang hendak mengisi libur akhir tahun di Merapi agar mematuhi aturan batas akhir pendakian hanya sampai di Pasar Bubrah, sekitar satu kilometer dari puncak.

“Kalau melanggar bisa tersesat dan merepotkan banyak orang,” kata Agung saat ditemui Tempo di basecamp SAR Barameru di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Advertising
Advertising

Menurut Ketua SAR Barameru, Bakat Setiawan, sedikitnya ada lima risiko yang mengadang pendaki jika nekat sampai ke puncak Merapii.

1. Sulit Mencari Jalan Turun

Tidak ada jalur pendakian resmi dari Pasar Bubrah ke puncak Gunung Merapi. Pendaki pemula yang belum berpengalaman berisiko salah menentukan arah saat turun dari puncak. “Karena tidak menemukan Pasar Bubrah, pendaki pemula mulai panik. Inilah fase awal mereka tersesat,” kata Bakat yang akrab disapa Lahar.

2. Terperangkap Kabut

Dalam kondisi cuaca ekstrim seperti sekarang, kabut tebal bisa mengepung kawasan puncak Merapi sepanjang hari. Akibatnya, jarak pandang hampir nol meter. Adapun suhu udaranya berkisar 17 - 20 cerajat celcius. “Melihat telapak tangan sendiri saja susah, apalagi mencari jalan turun,” kata Bakat.

3. Terjebak Badai

Hujan dan badai termasuk rintangan alam yang terberat bagi pendaki yang berada di ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). “Saat terjadi badai, suhu udara di puncak Merapi bisa menurun drastis jadi 11 - 15 derajat celcius,” kata Bakat.

4. Kehabisan Bekal

Demi meringankan pendakian menuju puncak, pendaki biasanya meninggalkan ransel di tenda yang didirikan di Pasar Bubrah. Mereka hanya membawa air dan makanan ringan secukupnya. Walhasil, jika tersesat, pendaki akan kesulitan bertahan dalam jangka waktu lama.

5. Hilang Kontak

Jangan berharap bisa mudah menggunakan telepon seluler untuk meminta pertolongan saat tersesat di puncak gunung. Maka pendaki pemula disarankan bersama teman yang sudah berpengalaman atau ikut dalam rombongan. “Kalau dia terpencar dan tersesat, ada orang lain yang bisa mencari pertolongan,” kata Bakat.

Berita lain:

5 Alasan Enaknya Berkeliling Eropa dengan Kerata Api

Cuaca Ekstrim Libur Akhir Tahun Tak Perlu Batal, Ini Tipnya

Libur Akhir Tahun, Catat Daftar Soto Enak di Nusantara Ini

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

14 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

29 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

30 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

39 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

55 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

55 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

58 hari lalu

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

20 Februari 2024

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.

Baca Selengkapnya