Kunjungan Wisatawan ke Yogyakarta Turun Selama Puasa  

Reporter

Rabu, 5 Agustus 2015 10:12 WIB

Barisan prajurit lombok abang mengiring pawai gunungan ketupat pada kirab budaya Lebaran Ketupat di Jalan Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta, 26 Juli 2015. Lebaran ketupat adalah tradisi turun temurun yang diperingati 10 setelah hari raya lebaran. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies Daerah Istimewa Yogyakarta Sudianto mengungkapkan adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik pada semester pertama tahun ini. Dibanding periode yang sama tahun lalu, ada penurunan sebesar 20 persen.

Menurut Sudianto sejumlah biro travel sudah mengeluhkan penurunan tersebut. Dia mencontohkan biro travel yang biasanya melayani kedatangan 100 orang turis kini turun menjadi hanya 80 turis. Ada pula yang turun dari 70 turis menjadi 40 turis. “Penurunan ini perlu diwaspadai,” kata Sudianto, Selasa, 4 Agustus 2015.

Sudianto mengatakan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan tersebut disebabkan antara lain karena musim liburan pada Juni lalu bersamaan dengan datangnya bulan Ramadan. Turis dari Malaysia yang kebanyakan Muslim memutuskan untuk tidak berwisata. Ada pula yang khawatir akan kesulitan mencari restoran maupun warung yang buka saat bulan puasa.

Faktor lain yang menyebabkan jumlah wisatawan menurun adalah libur Lebaran tahun ini lebih pendek ketimbang tahun lalu dan berdekatan dengan jadwal tahun ajaran baru sekolah. Selain itu, wisatawan dari negara-negara Eropa menunda kunjungan wisata karena nilai tukar Euro tidak sebagus Dolar. Turis dari Eropa kebanyakan datang dari Belanda dan Prancis.

Sudianto berharap Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bisa segera membenahi sejumlah infrastruktur penunjang obyek wisata, seperti jalan dan lampu penerangan. Selama ini, kata dia, banyak wisatawan yang mengeluhkan buruknya kondisi jalan dan minimnya lampu penerangan ke obyek wisata alam di Kabupaten Gunungkidul. Obyek wisata lainnya juga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, seperti Gua Pindul, Candi Sambisari dan Candi Ijo.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Istijab Danunagoro juga mengungkapkan tingkat hunian hotel tahun ini tidak sebagus tahun lalu. Dia menilai melambatnya pertumbuhan ekonomi mempengaruhi orang untuk berwisata. “Hotel di DIY juga terlalu penuh. Penawaran tak sebanding dengan permintaan kunjungan tamu,” kata Istijab.

Data Badan Pusat Statistik DIY menunjukkan tingkat hunian kamar hotel rata-rata pada Juni 2015 sebesar 57,44 persen menurun dibanding Mei yang sebesar 65,90 persen. Jumlah tamu yang menginap di hotel pada Juni sebanyak 284.809 orang, terdiri dari 270.711 wisatawan domestik dan 14.092 wisatawan mancanegara.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

50 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

51 hari lalu

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

10 Januari 2024

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

Proyek sektor Pariwisata di IKN diklaim jalan terus. Hotel Nusantara beroperasi tabun ini.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya