Restoran Peranakan Halal di Jantung Singapura

Reporter

Kamis, 28 Mei 2015 06:55 WIB

Ilustrasi. Sxc.hu

TEMPO.CO , Singapura:Ingin mencicipi masakan peranakan Melayu Cina asli di Singapura? Jangan lupa mampir ke Jalan Joo Chiat, di jalan ini terdapat restoran peranakan Melayu-Cina satu-satunya yang menyediakan makanan halal di Singapura. Restoran ini dikenal dengan nama Casa Bom Vento.

"Kami satu-satunya penyedia masakan halal di restoran peranakan yang ada di Singapura," ujar Lionel Chee, Pemilik Casa Bom Vento, saat ditemui di Joo Chiat Road Nomor 477, Singapura, Rabu 27 Mei 2015. Restoran ini cukup unik karena menyediakan lauk yang jarang ditemui di luar Indonesia, yaitu petai.

Di Casa Bom Vento, petai disajikan layaknya lauk di rumah makan Sunda Sari Kuring. Menggunakan sambal terasi, namun dengan biji cabai yang cukup besar. Sambalnya memiliki tingkat pedas dan biasanya dimakan bersama sepiring hangat nasi Hainam.

Adapula menu daging rawon, yaitu daging sapi yang dimasak hitam menggunakan keluwak, hanya saja kuahnya tidak sebanyak kuah rawon Jawa Timur. Bumbu hitam pada kuah rawonnya lebih kental dan terasa manis.

Casa Bom Vento juga menyediakan makanan - makanan halal lain, terutama yang terbuat dari bumbu kari. Namun dari semua makanan, menu yang paling enak adalah Baby Stingray Barbequeu atau ikan pari muda bakar. "Sultan Brunei pernah mampir ke sini, memesan dan sangat menyukai menu ini," kata Lionel.

Restoran yang dibuka tahun 1995 ini sering tutup seharian karena dipesan secara keseluruhan oleh pengunjung atau pelanggannya. Seperti malam ini, ketika Tempo bersama rombongan dari Singapore International Foundation (SIF) mengunjungi restoran Casa Bom Vento, satu ruangan sengaja ditutup untuk tamu.

Lionel Chee sebagai pemilik rumah makan memasak sendiri makananannya. Dia sengaja memasak sendiri demi melestarikan bumbu sekaligus mempertahankan budaya sajian peranakan, Tok Panjang atau meja makan panjang yang terdiri dari 36 menu untuk tamu-tamunya.

"Singapura adalah satu-satunya negara yang menerapkan sistem cooking frontier atau mengidentifikasi bumbu tidak dari buku, melainkan menyicip langsung dari wadah masak," kata Lionel. Dengan begitu, rasa tetap terjaga dan terpantau dengan baik. Apakah tidak repot? Lionel mengakui, konsep ini justru sangat merepotkan, tapi demi melestarikan sejarah budaya asli Singapura, Lionel mengaku, usahanya tidak dapat dibandingkan dengan kerepotan apapun.

CHETA NILAWATY

Berita terkait

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

3 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

1 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

2 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

3 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

3 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

4 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya