Begini Cara Ahok Menekuk Haji Lulung Cs Soal APBD

Reporter

Sabtu, 21 Maret 2015 08:22 WIB

Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kiri), bersalaman dengan dengan Wakil DPRD, Abraham Lunggana, dalam acara Lebaran Betawi di Monas, Jakarta, 14 September 2014. Ahok bersama Lulung kerap berbeda pandangan terkait isu RUU Pilkada. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama telah meninggalkan Balaikota di Jalan Merdeka Selatan pukul 17.00 WIB pada Jumat, 20 Maret 2015. "Sekarang tergantung Pak Ketua. Pak Pras sih oke saja. Saya nggak tahu nih telpon dia belum (angkat)," ujar Ahok, panggilan akrab Basuki kepada wartawan.

Tak hanya Ahok, pejabat teras di Pemerintah Provinsi Jakarta juga sudah keluar kantor sebelum shalat magrib. Padahal pimpinan DPRD masih berada di kantornya hingga Jumat malam. Termasuk Abraham Lunggana atau Haji Lulung (wakil ketua dari Fraksi PPP) dan Muhammad Taufik (wakil ketua dari Partai Gerindra) yang selama ini paling vokal mengritik Ahok.

Sekitar pukul 21.00 WIB, Haji Lulung meluapkan kejengkelannya. "Ahok yang berusaha men'deadlock'an kisruh APBD 2015 ini," katanya. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memang memberi tenggat waktu hingga Jumat, 20 Maret 2015 pukul 24.00 kepada Gubernur Basuki dan DPRD menyelesaikan kisruh Rancangan APBD 2015.

Jika tidak menemui kata sepakat, Gubernur Basuki berhak mengeluarkan Peraturan Gubernur untuk menggunakan APBD 2014. Walhasil ribuan mata anggaran selundupan senilai Rp 12 triliun pada Rancangan APBD 2015 bakal dihapus.

Haji Lulung marah karena anak buah Ahok belum juga memberikan hasil evaluasi rancangan anggaran yang diduga ada penyelewengan Rp 12 triliun itu. Mereka berjanji menyerahkan berkas itu pada Jumat, 20 Maret 2015 pukul 10.00WIB. Namun tidak terlaksana, lalu berjanji pukul 14.00, juga urung. "Jam 19.00 ini juga belum datang," katanya.

Anggota Dewan, ujar dia, bahkan sudah melayangkan undangan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah, namun diacuhkan. "Lagian masih rancangan begitu, sudah dibilang dana siluman, digunakan saja belum," ujar Lulung yang menjabat Ketua PPP wilayah Jakarta.

Sehari sebelumnya, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memang ngebut menginput e-budgeting hasil evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri yang telah dibahas antara eksekutif dan legislatif. Ada 2.504 kegiatan yang di-input

Proses input e-budgeting di Ruang Pola Balaikota itu dibagi menjadi lima bidang yakni perekomonian, keuangan, kesejahteraan masyarakat, pemerintahan, serta pembangunan dan lingkungan hidup.

Setelah selesai, data yang diinput akan diserahkan kembali ke DPRD DKI Jakarta untuk dicek dan ditandatangani. Selanjutnya pada Senin, 23 Maret 2015, draf tersebut bisa dikirim ke Kemendagri.

"Kita (eksekutif dan legislatif) sepakat untuk keluarkan Perda APBD. Kita berusaha dan legislatif juga mendorong supaya ada kesepakatan, sehingga muncul Perda," kata Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidajat.
.
Menurut Djarot dengan e-budgeting, data yang diinput bisa lebih transparan. Selain itu juga tidak ada lagi yang disebut dengan anggaran siluman. "Dengan cara ini, akurat tidak ada mark-up, tidak ada double input, tidak ada yang menyisipkan, menitipkan, kami akan pantau terus," katanya.

Lulung menjelaskan dia bersama teman-teman di DPRD belum bisa membuat keputusan akhir terhadap peraturan daerah (Perda) atau peraturan gubernur (Pergub) sebagai landasan anggaran nanti. "Kalau di materinya dikasih mepet jam 24.00, kami tak bisa menyelesaikan pengesahan," ujarnya.

Pergub memungkinkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan APBD 2014. Sementara Perda adalah keputusan APBD dan Pemerintah Provinsi DKI untuk menjalankan RAPBD 2015.

Sebagian anggota DPRD ada yang mendukung Pergub, namun ada juga yang menginginkan Perda. Fraksi PD misalnya, sudah menegaskan mendukung Perda dan sejalan dengan Gubernur Basuki. Ahok mengklaim banyak anggota Dewan yang diam-diam mendukungnya.

Ahok tidak mempermasalahkan jika DPRD tak menyukai keputusannya. "Ini bukan proses politik lagi, ini proses administrasi sekarang," ujar Ahok enteng sebelum pergi meninggalkan Balai Kota.

ANDI RUSLI | UWD

Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

39 menit lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

17 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

51 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

52 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

52 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya