Ada empat tingkat kesulitan dari flying fox: kuning, hijau, biru, dan merah. Makin tinggi tingkatan, makin besar rintangan dan tingkat kesulitannya. Saya memulai dari hijau, karena kuning khusus untuk anak-anak. Ada delapan halang rintang dan dua flying fox. Halang rintang di antaranya meniti tali, meniti jembatan kereta api, dan yang paling sulit adalah straight bolak balik. Permainan di tingkat hijau ini betul-betul melatih adrenalin, ketangkasan, dan kecerdasan. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga banyak yang menyukainya.
Di tingkat biru, lintasannya paling panjang dengan sembilan halang rintang, agak mirip dengan hijau. Bagi saya, yang paling sulit adalah ayunan balok, betul-betul membutuhkan kekuatan tangan. Anak-anak tidak diperbolehkan bermain di tingkat biru karena, selain sulit, ukuran halang-rintangnya memang sudah standar untuk orang dewasa.
Di tingkat merah, ada tujuh halang rintang. Jumlahnya memang lebih sedikit, tapi kita akan bertemu dengan permainan-permainan ekstrem. Salah satu yang butuh nyali ekstra adalah permainan tarzan jump. Saat mencobanya, saudara saya sempat terpental karena tidak segera menangkap jaring tali. Jadilah dia tergantung di atas tali. “Kebanyakan peserta gagal menangkap tali karena kurang konsentrasi akibat kaget saat melayang,” ujar Rahman.
Baju saya basah oleh keringat. Bermain outbound, hinggap dari pohon yang satu ke pohon yang lain, sungguh menyenangkan. Dari atas pepohonan itu, kita bisa menikmati pemandangan Benteng Somba Opu, bekas benteng pertahanan Kerajaan Gowa, dan rumah-rumah tradisional Sulawesi Selatan. Mumpung musim hujan belum datang, liburan keluarga dengan outbound menjadi pilihan menarik.
IRMAWATI
Berita lain:
Pengusaha dan Pejabat Ini Sambut Jokowi di Beijing
Di APEC, Jokowi Promosi Visi Maritim Indonesia
Guru Ngaji Ini Sodomi 27 Murid SD di Tasikmalaya