TEMPO.CO, Magelang-Mungkin tidak banyak orang tahu tentang batik khas Magelang. Batik Magelang ternyata cukup unik karena motifnya mengangkat legenda kampung di Magelang.
Penggagas Awal, Kelik Subarjo mengatakan pada tahun 2010 batik Magelang diciptakan. Ide pembuatannya, kata Kelik, lantaran Magelang tidak memiliki keunikan soal batik. Padahal, di beberapa daerah, batik sudah menjadi ciri khasnya. "Tidak ada dalam sejarah kalau Kota Magelang berasal dari nenek moyang pembatik. Padahal waktu itu, pemerintah Kota mencanangkan pembuatan batik khas," kata Kelik.
Kelik pun dan beberapa rekannya yang konsen pada batik mulai menciptakan ide untuk motifnya. Akhirnya dipilihlah nama-nama kampung yang terbesar di 17 kelurahan di Kota Magelang. "Kampung yang dipilih sebagai motif adalah yang memiliki legenda atau riwayat unik," kata Kelik.
Ada beberapa kampung yang dipilih seperti Gelangan, Bayeman, Mirikerep, Mantiasih, Kebonpolo, Watertoren, dan Patenjurang. Ia mencontohkan kampung Bayeman dengan motif gambar daun bayam, atau Watertoren dengan motif gambar saluran air Belanda.
Hingga saat ini sudah ada 40 motif batik Magelang. Batik ini terdiri dari batik cap serta tulis. Batik pun sudah dikerjakan oleh delapan Kelompok Usaha Bersama yang terdiri dari ibu rumah tangga, remaja putus sekolah, serta bapak-bapak. "Harga batik bervariatif. Untuk cap dari harga Rp 120.000 dan tulis dari harga Rp 300.000," katanya.
Koko Sisminarko, penggagas batik Magelang yang konsen ke batik tulis menambahkan batik Magelang masih terkendala pemasaran. Saat ini batik Magelang masih dalam tahap mencari pasar. Pasar sendiri hingga saat ini masih dalam lingkup masyarakat Magelang dan beberapa kota besar seperti Jakarta dan Semarang. "Fokus kami adalah mengenalkan motif dahulu. Ini memang tidak gampang, karena batik Magelang masuk dalam kategori baru," kata Koko.
Soal bantuan pemerintah, kata Suko, hanya mensupport peralatan dan fasilitas pelatihan. Untuk pameran batik pun, juga tidak bisa intens setiap saat. "Pemasaran akhirnya kami lakukan dengan media sosial juga," kata Koko.
Selain pemasaran, pengembangan batik Magelang juga terkendala sumber daya manusia. Hingga saat ini pun Koko masih terus menggaet masyarakat untuk bisa turut memproduksi batik Magelang. "Produksi sendiri setiap bulannya hanya 60 potong. Kami tidak bisa produksi banyak karena keterbatasan SDM dan pemasaran," ujarnya.
OLIVIA LEWI PRAMESTI
Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Berita terkait
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
5 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
7 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaJangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park
10 hari lalu
Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaPNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah
35 hari lalu
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.
Baca SelengkapnyaKampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya
37 hari lalu
Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaBegini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik
54 hari lalu
Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.
Baca SelengkapnyaKBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).
Baca SelengkapnyaPiaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik
17 Februari 2024
Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.
Baca SelengkapnyaNMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik
11 Februari 2024
NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.
Baca SelengkapnyaCerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online
6 Februari 2024
Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.
Baca Selengkapnya