TEMPO.CO, Cirebon--Sulaiman alias Akon terlihat sibuk membersihkan rumahnya. Rumah kuno itu harus dibersihkan sebelum imlek tiba. "Karena saudara-saudara dari Jakarta, Bandung rencananya mau datang kesini," kata ayah dari 2 anak ini.
Sedangkan sang istri menurut Akon masih sibuk di toko. "Sebentar lagi saya menyusul ke toko. Tapi rumah harus dibersihkan dahulu," katanya. Berbagai pernak-pernik khas Imlek pun sudah terlihat di rumah Akon. Diantaranya lampion berwarna merah menyala yang dipasang di teras rumah.
Kesibukan hampir mewarnai setiap warga Tionghoa di Kota Cirebon. Tidak hanya bebersih rumah, mereka pun turut mempersiapkan makanan khas Imlek. "Makanan khas imlek banyak, tapi khusus di Cirebon kami menyiapkan kue tapel dan putu pisang," katanya.
Saat sang mamah masih hidup, menurut Akon banyak makanan khas Imlek yang disiapkan sudah tidak ada memang tidak sekomplit dulu. "Tapi kue tapel dan putu pisang tetap harus disiapkan. Karena itu kue khas Cirebon dan tidak ada di daerah lain," katanya.
Kue tapel dibuat tepung beras yang setelah dibuat adonan dimasak dengan cara dibentuk bulat tipis, seperti layaknya crepes, diatas wajan. Setelah itu diatasnya diberi pisang raja dan irisan gula merah. Rasanya yang manis membuat kue tapel menjadi pilihan setiap imlek. "Supaya hidup di sepanjang tahun ini menjadi manis," kata Akon. Akon berencana akan memesan kue tapel ke penjual langganannya mulai Sabtu 9 Februari 2013.
Tidak ada yang tahu pasti usia kue tapel. Lena, 53, sang penjual tapel mengaku ia merupakan keturunan ketiga pembuat tapel. "Nenek dan ibu saya juga berjualan tapel," katanya.
Menjelang imlek Lena mengaku pemesanan kue tapel pun meningkat. Dalam sehari Lena mengaku bisa menghabiskan hingga 4 kg tepung beras menjelang imlek. "Biasanya paling banyak hanya 2 kg saja, tapi sejak seminggu ini pemesanan memang meningkat," katanya. Wajarlah, karena saat ini semakin sedikit penjual kue tapel yang ada di Cirebon.
IVANSYAH
Berita terkait
Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur
19 hari lalu
Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.
Baca SelengkapnyaMasuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari
10 Februari 2024
Hari Raya Imlek dipahami selalu identik dengan hujan di pagi hari. Bagaimana menurut BMKG dan BRIN?
Baca Selengkapnya5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar
9 Februari 2024
Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna.
Baca SelengkapnyaTips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek
8 Februari 2024
Perayaan Tahun Baru Imlek juga identik dengan makanan manis dan hidangan khas yang lezat. Berikut saran dokter agar kesehatan tetap terjaga.
Baca SelengkapnyaPrediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024
31 Januari 2024
Mendekati Tahun Baru Imlek pada 10 Februari 2024, BMKG memberikan prediksi cuaca di Indonesia yang dominan hujan.
Baca SelengkapnyaSambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya
30 Januari 2024
Naga dalam Naga Kayu merupakan simbol kekuatan, kehormatan dan kekuasaan di kebudayaan Cina melalui astrologi shio dalam urutan ke-5.
Baca SelengkapnyaFood Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra
21 Januari 2024
Food Destination Mal Ciputra mengetengahkan empat tema berbeda hingga 2025.
Baca SelengkapnyaFestival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya
31 Januari 2023
Pada perayaan Cap Go Meh, orang biasanya makan bola nasi yang disebut tangyuan, menonton barongsai, dan menyalakan kembang api.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman
24 Januari 2023
Pengakuan negara terhadap tahun baru Imlek tidak lepas dari jasa Presiden Republik Indonesia
Baca SelengkapnyaJasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen
23 Januari 2023
PT Jasa Marga menyebut volume kendaraan di jalan tol naik sebesar 19,76 saat Hari Raya Imlek.
Baca Selengkapnya