TEMPO.CO, Bandung--Sekitar 3000 "Manusia Angklung" memainkan angklung dalam gelaran Angklung Days 2012 di halaman Gedung Sate Jalan Diponegoro Bandung, Jawa Barat, Ahad, 19 November 2012. Acara tersebut merupakan peringatan ke-2 tahun dikukuhkannya angklung sebagai "Intangible Cultural Heritage" (Warisan Budaya Tak benda) asli Indonesia oleh UNESCO pada tanggal 18 November 2010 lalu.
Ketua Pelaksana Angklung Days 2012 Agung Setiana mengatakan, acara tersebut juga sebagai ajang silaturahmi komunitas Angklung se-Jawa Barat."Ada 3000-an pemain angklung mulai dari anak TK, SD, SMP, SMA, Universitas dan komunitas angklung yang ikut berpartisipasi," kata dia, Ahad, 18 November 2012.
Angklung Days 2012 merupakan acara yang digelar oleh KABUMI (Keluarga Besar Bumi Siliwangi) Universitas Pendidikan Indonesia dengan mendatangkan 64 komunitas angklung Jabar dan bermain secara kolosal. Beberapa peserta yang ikut diantaranya SDN Dr Cipto Bandung, SDPN setiabudhi Bandung, SDN Dwikora Bandung, SD Bianglala Bandung,SMPN 5 Bandung, SMPN 12 Bandung, SMPN 44 Bandung, SMPN 52 Bandung,Balai Bahasa UPI Bandung, Balebart UNIBBA Bandung, STT Telkom Bandung, Stikes Dharma Husada Bandung, Stiepar Aktripa Bandung, Saung Angklung Udjo dan Angklung Web Institue.
"Setelah diakui oleh dunia tinggal kita yang melestarikan dan terus menggunakannya," kata Aan Handoyo, kondaktor angklung sebelum mulai penampilan.
Perayaan Angklung Days diawali dengan kode sang kondaktor yang mengangkat tangannya ke atas. Disusul getaran angklung serempak dari seluruh pemain. Suara alat musik goyang khas Jawa Barat itu semakin ciamik ketika dipadu dengan lagu pembuka dari Sumatera Utara berjudul Alusiau.
Di barisan depan pelajar Sekolah Dasar DR Cipto Bandung dengan balutan pakaian batik berwarna hijau tosca semangat menggoyang-goyang angklungnya sambil menari khas Batak. "Horas," teriak para pelajar usai lagu pertama.
Masih diawali dengan suara angklung disusul jimbe, dan musik arumba lainnya. Ribuan pelajar memainkan lagu dari Jawa Barat berjudul Peuyeum Bandung. Selanjutnya lagu daerah asal Batak berjudul Gondang Jambe dimainkan dengan secara kompak. Penonton semakin terhibur ketika lagu daerah asal Papua, Yambe Ramko Yambe dimainkan oleh ribuan pemain angklung. Riuh tepuk tangan semakin ramai.
"Lagu terakhir berjudul Jangan Takut Jadi Indonesia ini harus jadi penyemangat teman-teman untuk terus mencintai angklung. Jangan takut Indonesia, jangan takut memainkan angklung karena angklung alat musik asli Indonesia," kata Aan.
Persembahan lagu terakhir disambut dengan decak kagum penonton yang ikut bernyanyi bersama. Dalam perkembangannya angklung termasuk alat musik flesksibel yang bisa diaplikasikan ke dalam jenis lagu apapun. Mulai dari lagu dangdut, lagu daerah, lagu barat, lagu bahasa Inggris bahkan bahasa Korea sekalipun.
Pelajar SMA Negeri 24 Bandung Febby Putri Anggani mengaku gemar bermain angklung sejak SMP hingga sekarang. Menurutnya angklung itu alat musik yang tidak membosankan karena dimainkan secara berbarengan. "Setelah sekali main angklung pasti ketagihan," kata Febby.
RISANTI
Berita terkait
Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang
6 hari lalu
Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.
Baca SelengkapnyaWali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang
9 hari lalu
Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.
Baca Selengkapnya3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura
56 hari lalu
Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.
Baca SelengkapnyaFestival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya
21 Desember 2023
Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.
Baca SelengkapnyaBupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang
28 November 2023
Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa
Baca SelengkapnyaKaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung
21 November 2023
Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda
Baca SelengkapnyaEuforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom
6 November 2023
Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.
Baca SelengkapnyaInilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop
17 Oktober 2023
Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.
Baca SelengkapnyaMelihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk
24 September 2023
Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.
Baca SelengkapnyaPerayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta
27 Agustus 2023
Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.
Baca Selengkapnya