Kuliner Indonesia Unggul Rasa Kalah Kemasan

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 27 September 2012 16:04 WIB

Sejumlah pembeli memilih makanan yang dijajakan di emperan jalan kota Kendari, Sultra(1/8). Di bulan ramadhan, penjual jajanan untuk buka puasa bermunculan di emperan jalan. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Makassar - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan Anggiat Sinaga mengungkapkan bahwa makanan tradisional Indonesia pada dasarnya banyak yang enak dan gurih. Namun, ketika dipertandingkan dengan makanan luar negeri, makanan tradisional dari Indonesia selalu kalah dari segi kemasan.

"Oleh karena itu, untuk menyetarakan makanan tradisional Indonesia dengan makanan hotel berbintang, perlu dilakukan peningkatan kemasan," kata Anggiat saat menyampaikan sambutannya pada "Makassar Interfood, All Print dan All Pack 2012" di Celebes Convention Center Makassar, Kamis, 27 September 2012.

Selain faktor kemasan, produk pangan Indonesia juga kalah bersaing dalam hal pengolahan. Padahal produk pangan di Indonesia memiliki macam yang beragam dengan masing-masing memiliki ciri tersendiri. "Makanan tradisional Indonesia tidak diolah dengan baik," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulawesi Selatan Zulkarnain Arif.

Menurut Zulkarnain, industri pangan adalah industri yang memiliki potensi besar. Di Sulawesi Selatan, kata Zulkarnain, jumlah uang yang beredar Rp 140 triliun. Dengan jumlah penduduk 8,7 juta jiwa, saat ini Sulawesi Selatan memiliki Usaha Kecil Menengah (UKM) sebanyak 9620 unit. "Surplus pangan di Sulawesi Selatan 2,9 juta ton. Sehingga membutuhkan rekayasa teknologi," kata dia.

Ketua KADIN Kota Makassar Amirullah Abbas mengungkapkan selama ini masyarakat, utamanya warga di Makassar, membuat kue karena faktor turun temurun. Dan tidak ada upaya untuk meningkatkan produk pangannya agar bisa bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. "Agar kue tradisional kita bisa masuk ke hotel berbintang, memang butuh sentuhan teknologi," kata Amirullah.

Kue tradisional yang dipadukan dengan teknologi, kata Amirullah, tidak hanya akan menambah kualitas tapi juga kuantitasnya. Sebab, kue yang diproduksi menggunakan mesin bisa menghasilkan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat. "Sehingga permintaan pasar pun bisa dipenuhi," katanya.

Di kota Makassar yang warganya memiliki hobi makan, kata Amirullah, merupakan pangsa pasar yang sangat jelas bagi pengusaha kuliner. Warga Makassar jumlahnya 1,5 juta jiwa. "Tinggal bagaimana produk pangan itu dikelola dengan baik. Agar rasanya selalu enak di lidah," ujar Amirullah.

"Makassar Interfood, All Print dan All Pack 2012" digelar mulai 27 September, hingga 30 September. Dalam pameran yang diikuti oleh puluhan perusahaan ini, berbagai mesin pengolahan makanan dan kemasan produksi luar negeri dipamerkan.

Selain teknologi pengolahan makanan, pameran ini juga menampilkan sejumlah mesin terbaru dalam industri percetakan. Harganya bervariasi, mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah.

MUHAMMAD YUNUS

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

8 jam lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

9 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

11 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

12 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

12 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

15 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

17 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

25 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

27 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

30 hari lalu

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah

Baca Selengkapnya