Pantai Bosnik, Taman Burung, dan Kepiting Papua

Reporter

Editor

Sabtu, 28 Juli 2012 03:53 WIB

Para wisatawan bermain air di pinggir Pantai Bosnik, Biak, Papua. flickr.com

TEMPO.CO , Biak: Konon di tahun 90-an, sebuah mimpi besar berkembang di Biak, Papua. Kepulauan kecil yang kaya dengan keindahan alam dan budaya ini akan dikembangkan menjadi kawasan wisata kelas dunia.

Penerbangan langsung Los Angeles – Biak – Jakarta pun dibuka, untuk memberi akses langsung dengan tetangga jarak jauh Amerika Serikat yang dipisahkan Samudera Pasifik. Hotel bintang lima standard internasional digelar, infrastruktur pariwisata dibangun. Konon, sejumlah turis pun sudah mulai datang berombongan ke sini.

Sial, mimpi besar itu harus ambruk, ketika badai krisis ekonomi menghantam di akhir 90-an. Kini bangunan hotel bintang lima itu tinggal puing-puing reruntuhan di pinggir pantai Biak, menjadi penanda sejarah pernah hadirnya mimpi-mimpi besar di kepulauan yang sering dijuluki ‘surga kecil di Indonesia timur’ ini.

Namun jangan khawatir, yang ambruk hanyalah mimpi-mimpi dan rencana-rencana gila. Sedang Biak sendiri, dengan keunikan dan keindahan alam dan budayanya, tetap utuh sebagai oase destinasi yang menarik dikunjungi. Pulau ini pernah memainkan peran penting dalam panggung sejarah dunia, ketika di masa Perang Dunia II, Jenderal Mc Arthur dari Sekutu membangun markas armada lautnya di pulau ini, sebagai starting point menyerang jantung pertahanan fasis Jepang di Asia Tenggara.

Banyak situs-situs bekas Perang Dunia II yang masih bisa ditemukan di seantero pulau. Selain pantai-pantainya yang elok, kehangatan orang-orang Papua yang selalu menarik, makanan lokal yang beragam, hingga keindahan bawah lautnya yang tak terkira. Travelounge mengunjunginya bulan lalu. Berikut pilihan paket jalan-jalan jika kamu ingin menyelami pulau ini.

Hari Pertama : Pantai Bosnik, Taman Burung, dan Kepiting Papua

Dengan Boeing 737-400 perjalanan delapan jam dari Jakarta ke Biak terasa nyaman dengan layanan penuh Garuda Indonesia; mendapat dua kali makan, tersedia berbagai majalah dan koran, dan di setiap tempat duduk dilengkapi dengan saluran hiburan. Pagi-pagi sekali sampailah di bandara Biak.

Kotanya bersih dan udaranya segar. Ditemani matahari yang baru menyembul dari Timur, saya naik ojek saja dari Bandara Manuel Kasiepo ke Hotel Intsia yang telah saya pesan. Pemandangan laut yang biru dengan ombak tenang ditemui sejauh mata memandang. Anak-anak meramaikan jalanan pagi untuk berangkat sekolah.

Sehabis sarapan di hotel, rasanya sudah tidak sabar untuk menyelami Biak. Hari pertama saya mengunjungi Pantai Bosnik, sekitar satu jam perjalanan dengan mobil dari hotel. Pantainya berpasir putih halus, airnya bening, dangkal, ombak kecil, bentang pantainya landai, pemandangan gugusan pulau-pulau kecil di depan pantai, lalu lalang perahu kecil, dan suasana sekitar sepi. Cocok buat nongkrong, mandi matahari, berenang, snorkeling.

Tak afdol jika sampai Pantai Bosnik tak merasakan kehangatan pantainya. Maka saya pun berenang dan snorkeling selama berjam-jam. Terdapat saung-saung di pinggir pantai. Awas, jangan seenaknya menempati tanpa izin, bisa didenda. Saung-saung itu disewakan Rp 50 ribu untuk waktu yang tidak terbatas.

Jika tidak ingin membayar, sebenarnya dengan menggelar tikar atau handuk di atas pasir pantainya yang bersih, sungguh lebih nyaman. Tapi kalau ingin terhindar dari terik matahari, saung bisa dipilih. Masuk pantai ini dikenai tiket Rp 10.000. Tersedia banyak makanan lokal dan es kelapa di Bosnik.

Sampai tengah hari di Pantai Bosnik, perjalanan kemudian dilanjutkan ke Pantai Anggaduber yang tidak seberapa jauh dari Bosnik. Ini pantai yang juga asyik buat berenang, mandi matahari, dan snorkeling. Dari Pantai Anggaduber, saya teruskan lagi ke Pasar Bosnik yang terletak di pusat kota Distrik Biak Timur.

Kebetulan pas hari Sabtu, hari pasaran Pasar Bosnik. Pasar yang luar biasa ramai. Kalau ingin mengenali Biak dengan baik, Pasar Bosnik tak bisa dilewatkan, di sinilah tempat berkumpulnya semua orang Biak untuk menjual semua produk kebudayaan dan hasil kerja mereka. Di hari pasaran, Pasar Bosnik buka sehari penuh.

Dari Pasar Bosnik perjalanan diteruskan mengunjungi Taman Burung dan Anggrek Biak. Tempatnya di Desa Rim, Distrik Biak Timur. Wouw.. sungguh tempat yang sangat berharga. Dihuni ratusan burung-burung endemik Papua dan juga berbagai jenis anggrek. Untuk masuk, setiap pengunjung dikenai tiket Rp 10 ribu per orang.

Koleksinya seperti Nuri, Kakaktoa, Kumkum, Merpati Papua, Beo Irian, Julang, Cendrawasih, dan lain-lain. Masing-masing burung memiliki varietas yang berbeda, misal Kakatua Sorong, Kakatua Jayapura, Kakaktua Fakfak, dan masing-masing varietas terdapat koleksi hidupnya di salahsatu taman burung paling bagus di Indonesia ini.

Malam pertama di Biak, saya nikmati dengan menyantap Kepiting Kenari Papua yang ukurannya superjumbo itu. Wouw, enak sekali disajikan dengan bumbu lada hitam. Kepiting ukuran 3 kilogram saya habiskan dalam sejam di restoran Furama.

Meskipun kepiting kenari sudah masuk dalam daftar makanan yang oleh para aktivis lingkungan dianjurkan untuk tidak dikonsumsi, saya mau menikmatinya karena di Biak populasinya masih tinggi. Hidup di hutan-hutan bakau yang masih utuh dan ditangkap secara tradisional. Orang setempat tidak banyak yang mengkonsumsi.

WAHYUANA

Berita terkait

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

20 Agustus 2013

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

Ada empat lokasi wisata yang memiliki daya tarik tertinggi di kawasan Cianjur, yaitu Kebun Raya Cibodas, Pantai Jayanti, Ziarah Makam Cikundul, dan Waduk Cirata.

Baca Selengkapnya

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

11 Agustus 2013

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

Ubur-ubur datang bersamaan dengan datangnya musim kemarau

Baca Selengkapnya

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

9 Agustus 2013

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

Untuk lebaran tahun ini, Ancol dipadati sekitar 100 Ribu pengunjung.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

9 Agustus 2013

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

Tahun lalu, puncak kunjungan ada di H+2 ketika pengunjung Ragunan mencapai 142.999 orang.

Baca Selengkapnya

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

8 Agustus 2013

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

Pengelola Candi Borobudur juga memasang close circuit television atau kamera CCTV di sejumlah titik di kawasan candi.

Baca Selengkapnya

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

26 Juli 2013

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

Payung-payung tersebut membuat turis yang berkunjung ke Agueda, Portugal, terkagum-kagum.

Baca Selengkapnya

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

10 Juli 2013

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

Promo diberikan untuk menjaga tingkat kunjungan wisata yang menurun saat bulan puasa.

Baca Selengkapnya

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

5 Juli 2013

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

Untuk menginap di resor mewah ini, Anda harus siap mengeluarkan
biaya sebesar US $ 60 ribu atau sekitar Rp 596 juta per
malamnya. Apa fasilitasnya?

Baca Selengkapnya

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

5 Juli 2013

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

Lama waktu tempuh turun sejauh 2,8 kilometer ini diperhitungkan delapan jam dan pulangnya memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12 jam.

Baca Selengkapnya

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

23 Juni 2013

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

Riska bahkan sudah menyiapkan uang untuk membeli ole-ole dan biaya makan di restroran untuk keluarganya.

Baca Selengkapnya