Baru Satu Desa di Yogya Layak Kunjung Turis Asing  

Reporter

Editor

Selasa, 15 Mei 2012 15:37 WIB

Suasana pondokan di Desa Wisata Kembangarum, Turi Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mayoritas desa di Yogyakarta belum layak kunjung. Dari 60 desa yang sudah terdaftar dan dideklarasikan sebagai desa wisata ini, hanya 15 desa yang layak dikunjungi. Payahnya lagi, hanya satu desa yang layak dan memadai untuk dikunjungi wisatawan mancanegara.

"Kendala paling utama adalah kemampuan masyarakat desa mengelola potensi desa secara profesional," kata Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, M. Tazbir Abdullah, Selasa 15 Mei 2012.

Selain itu, berbagai persoalan saat ini masih mengemuka dan didapati oleh para wisatawan yang ujungnya karena ketidakprofesionalan pengelola. Minimnya pengetahuan manajemen desa wisata membuat destinasi-destinasi berbasis pedesaan ini tidak bisa berkembang.

Tazbir menuturkan desa yang sudah dinyatakan sebagai desa wisata belum tahu persis apa yang harus diperbuat oleh para pengelola. Menurutnya, satu-satunya desa yang layak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara hanya Desa Tembi yang berada di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Desa Wisata Tembi sendiri sudah dicanangkan sebagai desa wisata oleh pemerintah sejak tahun 2000. Desa Tembi menjadi pioner desa wisata di Yogyakarta. Setelah itu muncul desa-desa yang dideklarasikan sebagai desa wisata.

Namun, sayangnya, dari ratusan desa yang dideklarasikan sebagai desa wisata banyak yang tidak dikelola dengan baik. Bahkan mati sebelum berkembang dengan menerima wisatawan. Pemerintah, kata dia, melakukan pembinaan bagi para pengelola, termasuk cara mendatangkan banyak wisatawan ke desa tersebut.

Saat ini, dia menambahkan, sebagian besar desa wisata berbasis pertanian. Produk kemasan wisata yang ditawarkan juga tidak variatif dan banyak yang sama. Tentu saja itu membuat pengelola desa wisata susah untuk bersaing. "Pengelola desa wisata harus berupaya memberikan penawaran yang berbeda dengan desa wisata lain," kata Tazbir.

Ketua Asosiasi Tour dan Travel Daerah Istimewa Yogyakarta, Edwin Ismedi Himna, mengatakan para pengelola desa wisata terus dibina supaya mampu bekerja sama dengan pengelola paket perjalanan wisata. Tujuannya, supaya mereka mampu menjual desa wisata yang ditawarkan. "Kami memang enggan menjual desa wisata kepada wisatawan karena pengelola belum siap," kata dia.

Padahal, di suatu desa yang sudah menjadi tujuan wisata bisa dijual banyak hal, antara lain budaya asli, kuliner, pertanian, bahkan sampai dengan tradisi yang tidak ada di daerah lain.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

5 jam lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

9 jam lalu

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

Kemenhub angkat bicara soal kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

1 hari lalu

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

Jelajahi keajaiban Sri Lanka dari Sigiriya, Anuradhapura, Kandy, Ella, Galle, Mirissa, Nuwara Eliya, Yala

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

1 hari lalu

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

Kebijakan bebas visa untuk menarik jumlah wisatawan ke Sri Lanka

Baca Selengkapnya

Kementerian Pariwisata Minta 3 Ribu Desa Wisata Ikut Sertifikasi Halal

2 hari lalu

Kementerian Pariwisata Minta 3 Ribu Desa Wisata Ikut Sertifikasi Halal

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong 3 ribu desa wisata untuk ikut sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

2 hari lalu

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

Menteri Sandiaga Uno mengajak investor asing untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

5 hari lalu

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

Masyarakat perlu mendukung perempuan dalam mengejar kesempatan dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di menjadi pemandu wisata perempuan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

7 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

8 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

9 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya