TEMPO.CO, Jakarta - Spanyol dan Prancis menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Eropa. Beberapa tempat di kedua negara ini terkenal dengan copet. Kini bukan hanya copet, tempat-tempat wisata di sana juga menjadi sarang penipuan yang menyasar wisatawan.
Tahun lalu, data yang dikumpulkan oleh Quotezone.co.uk menemukan bahwa Spanyol adalah salah satu tujuan terburuk penipuan turis, bersama dengan Perancis. Penelitian ini menemukan bahwa penipuan ini biasanya terjadi di area dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi, seperti landmark dan objek wisata populer. Para penipu dan pencopet itu terorganisasi dengan baik sehingga sulit ditangkap.
Namun, wisatawan tetap bisa menghindari penipuan dengan memperhatikan tanda-tanda yang muncul.
Menurut salah satu pakar perjalanan, Jason Higgs, Senior Deals Strategist di Bountii, ada beberapa bendera merah yang harus diwaspadai saat berada di tempat-tempat itu. Menurut dia, penipuan turis sering kali terjadi di bar, restoran, kafe, dan toko di area sibuk.
Tanda Bahaya Penipuan di Tempat Wisata Eropa
Salah satu tanda utama penipuan di tempat wisata di Eropa adalah cara tenaga penjualan mendekati pelanggan.
"Salah satu tanda-tanda jebakan turis adalah bertemunya tenaga penjualan agresif yang menerapkan taktik tekanan tinggi untuk membujuk wisatawan agar melakukan pembelian. Baik itu menawarkan suvenir, tur, atau layanan lainnya, para penjual ini sering kali menyasar wisatawan di kawasan ramai dan resor," kata Higgs, seperti dilansir dari Express.co.uk.
Dia memperingatkan bahwa jebakan turis sering kali menggunakan taktik memaksa untuk melakukan pembelian yang tidak mereka inginkan.
“Dari menciptakan rasa urgensi hingga menggunakan teknik penjualan manipulatif, taktik ini bertujuan untuk mengeksploitasi kerentanan pengunjung dan memaksimalkan keuntungan bagi vendor,” katanya.
Pastikan Harga Tercantum di Daftar Menu
Pakar juga menyarankan untuk memastikan ada harga yang tertera pada menu restoran dan toko. Jika ada barang yang tidak ditetapkan harganya, maka ada risiko membayar jauh lebih mahal daripada nilai barang tersebut.
“Vendor mungkin tidak menampilkan harga secara mencolok atau mungkin memberikan informasi yang menyesatkan tentang harga barang atau jasa,” katanya.
Katie, salah seorang ekspatriat dan travel influencer yang tinggal di Spanyol, mengatakan bahwa penipuan restoran cukup umum terjadi. Dia mengaku paling sering melihat penipuan ini terjadi di Madrid.
"Di Madrid, semua restoran diwajibkan untuk menampilkan semua harga di menu tetapi beberapa restoran akan mencantumkan menu spesial sehari-hari di papan tulis dan tamu tidak akan mengetahui harganya. Lalu, pelanggan akan memesannya dan harganya akan jauh lebih mahal daripada yang lainnya," ujar Katie.
Jika tidak yakin dengan harga atau ada yang tidak beres, percayalah pada naluri. “Jangan takut untuk menjauh dari penjual agresif atau perusahaan yang kurang transparan harga, karena lebih baik berhati-hati daripada menyesali pembelian impulsif di kemudian hari," kata dia.
Pilihan Editor: 10 Kota di Dunia yang Terkenal sebagai Sarang Pencopet, dari Hanoi hingga Paris